Awal

102 10 4
                                    

Hujan membasahi Kota Bandung di sore ini. Banyak orang-orang memilih berteduh karena takut akan basah ataupun sakit bila terkena air hujan, berbeda dengan Nela yang kini tengah asik berlari lari sambil bermain di tengah lapangan sekolah. Baju seragam nya sudah basah kuyup sekarang, tapi dia tak peduli karena baginya hujan bisa membuat dia bahagia, semua penat, lelah, cape seakan hilang ketika dia berada di bawah hujan.

Saat sedang bermain hujan tiba-tiba terdengar suara lelaki yang berteriak

"Nela ngapain woy ujan ujanan ntar sakit lagi!"

Mendadak senyum Nela terukir dan menatap lelaki itu. dia adalah Adelard Dwijaya Putra alias Didi, orang yang akhir akhir ini menjadi alasan atas senyum dan bahagianya. Nela berlari menghampiri Didi yang berada di koridor dan tak lupa memasang senyuman termanis nya.

"Apa sih di, so care banget deh. lagian ya hujan hujanan itu asik, seru, rame, dan gitu lah pokoknya"

Nela menjelaskan dengan antusias sementara Didi hanya tersenyum tipis memandanginya.

"Eh Nel, bukannya Didi mau so care. Gue cuma gamau lo sakit udah gitu aja."

Pipi Nela menghangat ketika mendengar kata kata Didi. sepertinya kini pipinya telah berubah memerah seperti kepiting rebus.

"soalnya Nel kalau kamu sakit nih, terus ga masuk sekolah. ntar yang ngerjain tugas matematika kelompok gue sendiri dong, kan yang lain pada ogeb. jadi jangan sakit ya Nel biar ntar lo aja yang kerjain hehehe"

Spontan Nela menekuk mukanya dan memanyunkan bibirnya, dia pum mencubit Didi dengan sangat keras sampai-sampai Didi berteriak kesakitan. Nela berlari ke lapangan dan Didi mengejarnya hingga terjadilah kejar-kejaran diantara mereka, Didi dan Nela terlihat bahagia dan menikmati kebersamaan mereka di bawah derasnya hujan.

Tanpa mereka sadari jauh disana ada seseorang yang memperhatikan mereka dengan senyuman tipisnya, dia adalah Rafli Meandra Nieza atau orang-orang biasa memanggilnya eza. terlihat ditangannya dia membawa sebuah jaket yang rencananya akan dia berikan pada Nela namun apa daya niatnya sudah di dahului oleh Didi dan seperti biasa dia hanya akan memperhatikan mereka dari jauh.

"Untuk kesekian kalinya gue telat lagi deketin lo Nel. Ini takdir tuhan kali ya? mungkin gue sama lo emang ga jodoh. gapapa lah yang penting lo bahagia disana Nel, dan gue harap lo gapernah tau perasaan ini." Eza pun pergi meninggalkan lapangan dan memilih untuk pulang karena dia tahu Nela kini sudah aman bersama Didi dan dia yakin Nela pasti akan bahagia bila bersama dengan Didi.

***

Setelah Nela puas bermain hujan-hujanan bersama Didi, mereka akhirnya memilih berdiam diri di kelas sambil bercerita. lebih tepatnya Nela yang bercerita dan Didi mendengarkannya sambil tersenyum. Ketika Nela sedang asik bercerita tiba-tiba handphone Didi berbunyi menandakan ada seseorang yang mengirimnya pesan, senyum Didi terukir ketika membaca pesan itu dan setelahnya dia kembali menatap Nela dan berkata

"Nel, maaf ya gue ada urusan nih. Lanjut besok aja ya ceritanya"

setelah itu Didi langsung meninggalkan Nela sendirian dan Nela pun diam diam mengikuti Didi hingga ke tempat parkir. Sesuai dugaan nya ternyata Didi sedari tadi sedang menunggu kak Tyfa pulang, jadi mungkin karena bosan dia menemani Nela bermain hujan hujanan.

Nela menyaksikan Didi yang bahagia ketika bertemu Kak Tyfa, senyum keduanya tak pernah luntur dan mata mereka tak pernah lepas untuk saling menatap. Didi sepertinya sedang menjahili kak Tyfa karena bisa di lihat dia tertawa lebar sedangkan kak Tyfa menekuk wajah nya. Karena Didi tak mau melihat kak Tyfa menekuk wajahnya, dia pun mencubit kedua pipi kak Tyfa lalu memasangkan helm untuknya. setelah itu mereka pun akhirnya pulang dan terlihat masih saling menjahili dan tertawa bersama.

Nela hanya tersenyum getir menatap kejadian tersebut, hatinya seakan remuk menyaksikan Didi yang sangat manis memeperlakukan Kak Tyfa. Rasanya dia ingin memanggil hujan datang lagi dan bermain lagi di bawah derasnya hujan agar rasa sakit ini bisa hilang. Namun sayang, Alam tak memihak padanya hujan tak kunjung datang malahan langit terlihat semakin cerah. mungkin langit ikut berbahagia melihat Didi dan Kak Tyfa.

***

Kau memang alasan mengapa aku tersenyum
Namun, kau juga alasan mengapa aku menangis

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang