Pernyataan 2

48 8 2
                                    

Sore ini sepulang sekolah Eza, Nela, dan Zidhny belum meninggalkan sekolah. Mereka masih mengobrol ngobrol hal yang tidak penting, sementara di kelas ada 1 tas yang pemilik nya ntah kemana. Itu adalah tas Didi, ntah kemana dia pergi hingga tas nya pun tidak di bawa.

"Nel, ngapain ngeliatin mulu tas nya Didi?"

"shutt ih Zidh, kan Eza gatau" Nela memincingkan matanya

"gatau apa emangnya?" Eza mengernyitkan dahinya

"shuttt ya Za, jangan bilang siapa-siapa. sebenernya gue suka sama Didi."

Deg

"ooh... kalau itu gue udah tau kok"

"lohh tau dari mana? perasaan gue gapernah cerita ke lo"

"ya gue juga punya perasaan kali Nel, pandangan lo tuh kalau liat Didi pasti beda."

"sekeliatan itu kah?"

"gajuga sih, gue aja kayaknya yang terlalu peka. eh btw gue balik duluan ya"

Eza pun langsung meninggalkan kelas disusul oleh Zidhny sedangkan Nela tetap diam di kelas menunggu Didi datang.

"Za, sabar ya."

"santai aja kali Zidh, lagian gue udah biasa liat mereka."

"lo ga sakit hati gitu?"

"ya sakit sih, tapi mau gimana lagi?"

"kenapa lo ga berjuang dapetin hati Nela?"

"gini deh, kalau lo punya kesenangan terus orang lain dateng nge ganggu kesenangan lo, lo bakal seneng ga?"

"engga lah, malah kesel gue"

"nah itu dia zidh, kalau gue dateng buat merjuangin dia yang lagi merjuangin orang lain ada kemungkinan dia malah jadi ilfeel sama gue"

"terus apa yang mau lo lakuin za?"

"Yang pasti gue bakal nunggu dia sampe dia nge buka hati dengan sendirinya"

"tapi sampai kapan?"

"ntah lah, sampai dia tau gue adalah orang yang tulus dan terbaik buat dia"

"halahhh. so iya lu"

"hahahahaha. udah ah gue balik dulu, bunda udah nyariin"

Eza pun meninggalkan Zidhny yang memandanginya dengan senyuman tipis. saat Eza sudah tak terlihat dari padangan, barulah Zidhny kembali ke kelas untuk menemui Nela.

***

Pagi ini kelas ramai karena guru yang seharusnya mengajar berhalangan hadir. Nela melihat teman teman sekelasnya sedang bergosip membicarakan sesuatu yang sepertinya menarik mengenai Didi. Dia pun menyimak obrolan Anna, Mita dan Niza

"Si Didi ya keliatannya selalu berdua deh sama Kak Tyfa. kayaknya mereka saling suka deh"

"tapi kan Mit, sesama anak paskibra itu kan gaboleh ada yang saling suka punya rasa iya kan Na??"

"iya bener tuh kata Niza, tapi pasti ada aja anak paskib yang saling punya rasa"

Deg.
Nela merasakan hatinya hancur dan tak kuat menahan tangisnya, ternyata mereka sudah sedekat itu sampai semua orang saja mengetahui bahwa mereka memiliki rasa lebih.

Nela berlari menuju kamar mandi karena dia tidak ingin tangisnya terlihat oleh orang lain terutama Didi. Zidhny, Disty dan Billa yang melihat Nela berlari langsung menyusulnya untuk menenangkan nya sedangkan Eza dari jauh hanya memperhatikan dan berkata dalam hati

"sabar ya nel"

Teman teman Nela kini sedang menenangkannya dan meminta Nela agar berhenti menangis.

"Nel, udah lah jangan nangis lagi. Mungkin itu cuma gosip doang" Zidhny merangkul Nela

"mau itu gosip atau engga, gue tetep ngerasa sakit"

"tapi jangan nangis gini Nel, lo gatau kan ada seseorang yang gamau liat lo sedih? dia pasti lagi khawatir sekarang"

"siapa??" Nela menatap Zidhny

"lo gaperlu tau dia siapa. yang jelas dia bakal selalu ada buat lo dan selalu ngejagain lo dari jauh."

Nela hanya diam termenung

"jadi mau sampai kapan lo nunggu Didi, Nel?"

"Rasa suka lo gue liat liat cuma nganterin kedalam rasa sakit Nel, Mau sampe kapan ginu terus?" Disty memandang Nela

"Sampai dia ngebuka hati dengan sendirinya dan sadar kalau gue adalah orang yang terbaik buat dia. Gue bakal terus nunggu dia"

Nela pun memeluk teman temannya dan melampiaskan tangisnya. Dia harap perasaannya akan terbalas suatu saat nanti, dan dia ingin Didi sadar bahwa Nela memiliki Cinta yang tulus untuknya.


Aku mencintaimu dengan tulus

Apakah kau sadar itu?

Bila kau tak sadar,

Tenang aku akan tetap menunggumu

hingga kapanpun itu

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang