Budayakan vote sebelum membaca
jangan lupa follow meyunda_
"Kadang hal sederhanapun bisa menjadi mewah jika dibawa ketawa"
Lion menutup gerbang besar dirumahnya, tampak jelas raut yang berbeda saat ia berada di sekolah. Bukan tak memiliki satpam, namun satpam dirumahnya sedang istirahat pada jam segitu. Ia merasa tak enak hati jika mengganggu jam istirahat satpamnya itu.
Lion masukkan motor klasik miliknya kedalam garasi. Tujuan utamanya adalah kamar. Sapaan para pembantunya hanya ia balas senyuman kecil. Mungkin itu salah satu sebab para pembantunya jarang menyapanya.
Satu per satu anak tangga ia naiki, rumah mewah besar itu tak ada arti baginya. Para pembantunya itupun terkadang makan gaji buta. Bukan mengapa, Lion jarang sekali berada dirumah kecuali malam hari. Terkadang para pembantunya pun datang ketika sore hari, untuk menyiapkan makan malam yang jarang disentuh oleh Lion.
Lion memasuki ruangan bernuansa abu yang notabene adalah kamarnya. Baginya kamar itu adalah segalanya. Ia paling banyak menghabiskan waktu ketika dirumah saat dikamarnya. Disinilah ia merasa bebas. Ia merasa tak perlu jadi jaim saat berada dikamarnya.
Terpampang poto keluarga dengan ukuran besar di depan tempat tidurnya. Jadi jika ia terlentang diatas tempat tidur tak perlu ia mencari, ia sudah menemukan poto itu.
Terlihat seperti keluarga bahagia disana. Tampak Lion kecil sedang berdiri menampakkan deretan gigi putihnya bersama laki-laki dan perempuan yang tampak suami istri. Si perempuan itu sedang tersenyum manis dengan sebuah lesung pipinya dan tangannya memegang perutnya yang tampak membesar. Sementara lelaki itu juga tersenyum memegang Lion dan istrinya.
"Mama," lirih Lion sembari mengusap poto perempuan itu yang panggil mama.
***
"paan tuh?" tanya Karin sambil menunjuk kearah mading.
Tanpa diperintahpun Ambar dengan muka datarnya langsung nyelonong kearah sana, meninggalkan Alo dan Karin.
"liat yuk," ajak Karin menarik Alo.
Mereka bertiga mendekat kearah mading, disana ada kerumunan orang bagai semut mendapati gula.
"ntar aja yuk, rame bener," Ajak Alo.
"nanggung lo, tinggal liat aja apa susahnya," sergah Ambar.
"yaudah gue tunggu disini aja, ntar kalian kasih tau ke gue," Alo tak ingin mendumpel-dumpelan masuk ke kerumunan itu.
"iya,"
Belum lama setelah kepergiannya, mereka balik lagi kearah Alo. Karin memasang ekspresi semangat sementara Ambar masih dengan wajah datarnya.
"paan woi," tanya Alo.
"lo ini cocok banget buat lo,"
"paan," tanya Alo penasaran.
"nih nih gue jelasin yah," Ambar angkat suara. "itu ada pengumuman, buat yang mau daftar jadi model majalah sekolah gantiin kak Mauren, yang udah kelas 12," lanjutnya.
"trus apa hubungannya sama gue," tanya Alo polos.
"eh blo'on apa goblok ya lo Alo, lo kan suka hunting poto tuh, apa salahnya coba nyalonin diri,"
"ohiya, mausih, kalian gamau emang?"
"Alo bego banget sih lo, kalo gue ikutan bisa-bisa hubungan gue sama Elano kandas sampai disini," Kata Ambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALION
Teen FictionKata orang cinta akan terasa jika terbiasa. Kata orang jangan terlalu membenci nanti bisa jadi cinta. Kata orang jangan sia-siakan dia, nanti jika hilang kamu akan kehilangan. Kataku, turuti saja kata hatimu. Untuk urusan ini, tutup telingamu, tutup...