[27] BAGIAN DUA PULUH TUJUH

68 4 0
                                    


Budayakan vote sebelum baca

Jangan lupa follow instagram @meyzayoanda dan wattpad meyunda_

Happy reading gaeess 


[Lion dan Alodia]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Lion dan Alodia]


"Cinta kita itu seperti jeli, awalnya saling mengikat agar suatu saat menjadi kesatuan yang sulit dipisahkan."

"Katanya tadi gak mau nebeng pulang." Sindir Lion.

Alo sedikit membenarkan posisi duduk menyampingnya, "Takutnya kakak basa-basi doang, kan gak enak."

"Emang gue sering bicara basi?"

"Ya enggak."

"Terus kenapa takut?"

"Yah takut lah. Nanti kalo nganterin gak sepenuh hati kan aku nya gak enak." Angin sore ini cukup kuat, hingga rok abu pendek yang Alo kenakan ingin terbuka. Untung saja tangannya bisa menahan.

"Bentar yah. Gue mau beli sesuatu." Lion menepikan motornya, menuju halaman mini market.

Lion turun, Alo memilih menunggu diatas motor. Belum lama setelahnya Lion keluar dari dalam mini market itu, membawa kantung plastik bewarna putih berukuran sedang yang didalamnya tampak terisi oleh makanan-makanan ringan.

Lion menyodorkan plastik itu ke Alo, Alo menyambutnya. "Kenapa kak?"

"Pegangin."

"Kenapa gak digantung didepan aja?"

"Gak enak."

"Risih ya?"

"Bawel banget sih. Emang lo mau digantungin?"

"Apaansih kak."

"Tinggal pegang aja repot." Lion menekan tombol starter motornya.

Alo memangku kantung plastik tadi. Rupanya ada guna juga, rok Alo tak terbang lagi. Cukup nyaman.

Alo melihat kearah belakang motor Lion. Ia tersadar, rupanya empat pasang mata mengamati mereka. Ia merasa tak nyaman, masalahnya kedua orang yang mengiring mereka ini tertawa lepas, seperti menertawakan suatu hal yang sangat lucu. Alo merasa tak ada masalah dengan dirinya, tapi mengapa mata gadis ini melihatnya seperti lucu sekali.

"Kak, kakak kenal sama motor di belakang yang ngiring kita?"

"Enggaklah, ngapain kenalan sama motor."

"Ngeselin banget sih. Maksud aku itu pemiliknya."

"Enggak."

"Mereka liatin kita mulu."

ALIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang