[23] BAGIAN DUA PULUH TIGA

115 11 0
                                    


Budayakan vote sebelum baca

Jangan lupa follow instagram @meyzayoanda dan wattpad meyunda_

Happyreading gaeess 




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Matahari itu memang menghangatkan, tapi terkadang matahari menghunus air menyebabkan kekeringan dunia. Padahal, tanpa air kehidupan tak akan berlangsung. Maka dari itu aku lebih suka air walau sangat dingin."


Alo terkesima melihat setumpuk kertas yang terlukis di ruangan sebelah ruang musik rumah Lion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alo terkesima melihat setumpuk kertas yang terlukis di ruangan sebelah ruang musik rumah Lion. Semuanya tampak berbeda namun sama-sama hanya diarsir.

Ada beberapa lembar diatas meja, Alo ambil selembar kemudian duduk disamping meja itu.

Ia perhatikan lembar itu lamat-lamat, itu sketsa perempuan.

Tak lama kemudian Lion masuk membawa dua gelas jeruk panas. Maksudnya, setidaknya bisa sedikit menghangatkan karena diluar sedang hujan.

Lion tersenyum kearah Alo. "Ternyata lo disini."

Spechless Alo langsung melihat sumber suara, terasa seperti terciduk pergi dan ditemukan.

Lion berjalan mendekat ke arah Alo. "Ini ruangan paling berharga bagi gue di rumah ini."

"Ini semua kakak yang buat?" Alo menyambut gelas yang disodorkan Lion.

Lion mengangguk. "Gue suka ngelukis, apalagi ngelukis yang gue suka." Lion menatap Alo, Alo tampak sulit mencerna ucapan Lion. Kemudian tatapan mereka bertemu, keduanya tersenyum.

"Susah ngertiin gue ya? emang selalu begitu."

Alo berkedip lamat, kepalanya menggeleng. "lebih suka hujan atau ngelukis?"

"Terlalu serakah gak kalo gue bilang suka keduanya?"

"Kok malah nanya ke aku sih, kan yang suka kakak."

ALIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang