[09] BAGIAN SEMBILAN

107 16 1
                                    


Budayakan vote sebelum baca

Jangan lupa follow instagram @meyzayoanda dan wattpad meyunda_

Happy reading gaeess :) 

Happy reading gaeess :) 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Mauren Catlya Arleta]






"Mereka yang bekas lo atau lo yang bekas mereka. Ah iya bekas itukan artinya dibuang."


Kali ini Alo jalan santai saja pikirnya toh paling dia lagi yang harus menunggu, memang hidupnya kan penuh dengan aktivitas menunggu. Seperti janjinya, Lion benar-benar menunggu Alo diparkiran. Melihat Lion dari kejauhan Alo berlari menghampiri Lion.

"Hai kak," sapa Alo tak enak hati ia merasa dirinya terlalu ngaret. Padahal Alo sudah langsung ngacir keluar kelas meninggalkan kedua temannya, hanya saja jalan Alo memang kaya siput.

Lion dengan muka datarnya ingin membuka pintu mobil.

"Lion!" teriak Mauren disebelah Alo, sampai Alo mengernyitkan dahi nya sambil memegang telinganya. Rasanya sudah pecah akibat suara Mauren yang melebihi suara toa masjid.

"Biasa aja kali Maw, denger gue denger." Lion menghampiri Mauren disebelah Alo. Alo melihatnya sedikit keatas karena Mauren memang sedikit lebih tinggi darinya.

"Kenapa?" tanya Lion.

"Gue nebeng ya. Mobil gue lagi dibengkel ganti oli, terus supir gue lagi pulang kampung, nyokap-bokap gue lo tau sendiri la yaa sibuknya kaya gimana, si Yori pulang sama pacarnya." Cerocos Mauren sambil memayunkan bibirnya. Sok imut. Alo melihatnya malas serasa mual.

"Tapi gue sama Alo."

"Dia?" tunjuk Mauren kearah Alo.

Lion mengangguk. Alo melihat Lion memperlakukan Mauren tak seperti dia memperlakukan perempuan lain. Lion berbeda, Lion hangat pada Mauren. Ah rasanya Alo cemburu, sedikit sakit tapi apa daya Alo yang dekat dengan Lion karena sekolah.

"Waahh hebat banget lo," tujuk Mauren mendorong bahu Alo.

Alo yang sedari tadi diam kesal tapi dia pendam demi mejaga image nya didepan Lion, mulai tak terima diperlakukan seperti itu oleh Mauren. Alo bukan tipekal orang yang diam saja jika orang sudah mengganggu fisiknya. Alo lemah tapi dia takkan menampakkan kelemahannya pada orang yang dia anggap sebagai musuhnya, seperti Mauren saat ini.

"Apaan sih lo," balas Alo menantang, mengibaskan telunjuk Mauren yang mengenai bahunya tadi.

"Wah," Mauren bertepuk tangan kecil, tersenyum sinis tapi sok manis didepan Lion. "Kemarin gue liat lo jalan sama Dev, dan sekarang sama Lion. Hebat banget, lo embat dua cowok famous di Gerilya. Pake guna-guna apa sih lo? Kaya nya mempan banget."

ALIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang