[11] BAGIAN SEBELAS

96 12 0
                                    

Budayakan vote sebelum baca

Jangan lupa follow instagram @meyzayoanda

 dan wattpad meyunda_

Happy reading gaeess 

Happy reading gaeess 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Memendam mungkin lebih baik. Dibandingkan semuanya harus berubah."

'drrrttt drrrttt'

Handphone milik Lion bergetar.

Lion memerintahkan Alo mengambil handphone nya diatas dasbor.

"Ada telfon," Kata Alo.

"Angkat."

Alo mengangkat telfon dari nomor tak dikenal di handphone Lion.

"Kak katanya dari panti jompo,"

Lion langsung mengerutkan dahinya. Ia baru ingat, ia berjanji akan mengunjungi neneknya tiga hari yang lalu. Namun, ini sudah tiga hari kemudian, Lion lupa mengunjungi neneknya. Lion tidak pernah melupakan janji untuk mengunjungi neneknya, ini pertama kalinya ia mengingkari janji itu.

"Oh, bilang aja gue langsung kesana."

Alo menuruti apa kata Lion, kemudian sambungan telfon itu diputuskan.

"Kemana kak?" tanya Alo meletakkan kembali handphone Lion diatas dasbor.

"Sorry ya Lo, kayaknya kita gak bisa hunting poto lagi hari ini."

"Gue lupa kalo gue harus ngunjungin nenek."

"Sekali lagi maaf, lo ngikut gue dulu ya? Soalnya gue gak bisa anterin lo pulang sekarang. Gak lama kok."

Ah senang rasanya Alo mendengar Lion mengatakan hal sepanjang itu. Biasanya hanya sepatah dua patah kata yang keluar dari mulut Lion.

Alo pun hanya mengangguk, kapan lagi batinnya ia bisa dekat dan kenal dengan keluarga Lion. Setidaknya Alo bisa cerita ke teman-temannya kalo hubungannya dengan Lion berjalan kedepan walaupun lambat. Bagi Alo untuk sekarang, memendam mungkin lebih baik dibanding semuanya harus berubah.

Karena omongannya dibalas anggukan oleh Alo, Lion langsung meminggirkan mobilnya ingin memutar balik arah.

"Loh bukannya arahnya kesana ya kak?" tunjuk Alo kedepan karena melihat Lion memutar balikkan mobilnya.

Lion mengangguk. "Mau beli bubur kacang hijau di Pasar Raya dulu, soalnya itu kesukaan nenek."

Demi apa Alo senang bukan main. Lion menghangat seketika. Walaupun hanya membahas neneknya Lion tapi Alo suka, Alo suka Lion yang seperti ini. Lion yang bercerita walaupun tak ditanya, Lion yang terbuka tanpa Alo paksa.

ALIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang