[28] BAGIAN DUA PULUH DELAPAN

118 6 1
                                    

Budayakan vote sebelum baca

Jangan lupa follow instagram @meyzayoanda dan wattpad meyunda_

Happy reading gaeess 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Alodia Calista Santoso]


"Sinar senja ini indah, warnanya jingga seperti tatapan matamu. Walau menghunus aku suka."

Suara ketuk pintu terdengar ditelinga Alo, belum lama setelahnya terdengar pula suara kenop pintu dan pintu pun terbuka. Alo langsung duduk dari posisi tidurnya, untuk melihat siapa yang datang padanya.

Ah, Arnan rupanya.

"Lo!"

"Kenapa bang?"

Masih diambang pintu, "Ada cowok lo di depan, pengin ketemu. Katanya penting." Lalu ditutupnya kembali pintu dengan kusen coklat itu.

"Cowok gue? Kak Lion?" Sempat terbengong, Alo langsung bangun dan duduk didepan meja riasnya. Cepet banget sih, gue kan jadi deg-deg kan gini. Ia lalu membenarkan rambutnya agar terlihat sedikit rapi.

Sadar dirinya ditunggu, Alo langsung membuka pintu dan keluar kamar. Menuruni anak tangga dengan tergesa. Bibirnya tak bisa menahan senyum yang terus mengembang di wajah oval itu, hingga akhirnya kembang senyum itu pupus begitu saja. Hilang entah kemana, menyisakan wajah datar dengan pandangan menghunus agar tamu ini segera pergi.

Devchandra.

Alo ikut duduk di kursi teras rumahnya. Wajahnya menunjukkan ingin laki-laki ini segera pergi, terlalu mudah dibaca bahwa ia tak suka Dev ada disini, bersamanya.

"Maaf." Ucap Dev lirih.

Alo diam, keningnya berkerut.

"Gue minta maaf." Ucapnya lagi.

"Maaf?" tanya Alo, matanya melirik sinis. "Buat apa?"

"Buat apa yang membuat lo marah."

Alo tersenyum getir. "Buat lo yang diemin gue bahkan tanpa gue tau apa salah gue ke lo? Atau buat masalah lo manfaatin gue buat balas dendam sama Lion?"

"Maksud lo?"

"Hahaha, akting lo bagus banget. Gue kira lo beneran tulus deketin gue karena mau sahabatan sama gue, gue sempat mikir seorang Devchandra sang ketua osis yang bijaksana kok mau temenan sama gue yang biasa aja kayak gini. Entah gue yang terlalu polos atau lo yang terlalu licik. Intinya, gue gak suka cara main lo. Bukan masalah gue mau maafin lo atau enggak, tapi ini perihal hati. Hati gue mudah rapuh, jika sudah hancur akan sulit untuk memperbaikinya." Alo tak sadar air matanya sudah tumpah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang