Aku tahu kesalahanku di masa lalu akan membuatmu kecewa, tapi ku mohon, Stay with me, please...
***
Aku tidak tahu, apakah kesalahan itu akan membuat pandanganmu berubah akan diriku, jika benar begitu lebih baik kamu pergi sebelum aku memintamu untuk tinggal.
Pandangan mataku tidak lepas dari sosoknya, dia begitu sempurna, begitu sempurna untuk menjadi kekasihku.
Pelukan tangan hangatnya menggelitik setiap inci tubuhku, menghantarkan kenyamanan yang menenangkan.
"Apa kamu yakin ingin bekerja di perusahaan itu?" pertanyaan itu terlontar dari bibirnya, bibir tipis yang kasar namun lembut saat kedua bibir kami bersentuhan.
Aku tersenyum, mengecup pipinya yang berahang tegas.
"Apa kamu mengizinkan?"Keningnya berkerut samar, menimang jawaban atas pertanyaanku.
"Kalo aku nggak memberi izin apa kamu akan menurut?" tanyanya dengan hati-hati.Aku pura-pura berfikir,
"Sepertinya tidak. Hei, bukankah kamu tahu pekerjaan ini sangat aku idam-idamkan sejak masih kuliah.""Aku tahu, yeah, itu terserah kamu, tapi aku mohon, jaga hatimu." ucapnya pasrah.
Aku tertawa, kekasihku yang benar-benar lucu.
Pelukan tangannya terlepas, dia beralih menuju dapur untuk membawa dua botol air mineral. Lalu membukanya satu dan menyerahkannya padaku.
"Terima kasih." ucapku tulus.
Dia mengangguk singkat, lalu kembali duduk di sofa di sampingku.
Saat ini kami hanya sedang menikmati waktu kebersamaan kami di Apartemen Nathan sebelum aku pergi ke Bandung dan meninggalkan Jakarta.
"Arabella,"
"Ya?"
"Aku akan merindukanmu, sangat sangat merindukanmu." bisiknya lirih.
Oh Tuhan, dia begitu manis.
"Nath, please.. Kamu tahu aku pun akan merasakan hal yang sama. " Aku menatapnya, penuh permohonan agar dia mau melepaskanku.
"Lagi pula kita masih di Negara yang sama, hanya berbeda kota."
"Tetap saja, aku tidak akan bisa bebas tertemu denganmu." ucapnya.
Aku menghela nafas, meyakinkan Nathan memang butuh usaha yang lebih. Dia tidak akan mengerti hanya dengan di jelaskan satu kali.
"Kamu bisa ke Bandung untuk bertemu denganku, aku janji akan selalu memberi kamu kabar." ucapku meyakinkan.
"Huh, kenapa tidak bekerja di Jakarta saja sih. Aku punya perusahaan yang jauh lebih besar dari perusahaan impianmu itu." ucapnya kesal
"Kita sudah pernah membahasnya, Nath."
"Bella,"
"Nathan. "
Wajahnya semakin terlihat kesal, tapi tampan secara bersamaan.
Tubuhku mendekat. Merapat pada tubuhnya yang tegap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Dewasa
RomanceBukan cerita sex, tapi lebih ke unsur dewasa. Ringan, tapi menegangkan. Siap-siap terbawa pada setiap alur cerita yang menegangkan. Baca = Vote⭐ dan Komen💬. 18+