Kisah manis saat masa remaja, berubah lebih intens saat fase dewasa.
Lalu apa itu masih bisa di katakan kisah manis jika dia berubah.
Ketika semakin dewasa maka semakin besar pula keinginannya, semakin dewasa pemikirannya.
Teman saat masih mengenakan seragam putih merah.
Cinta lama yang belum kelar kah? Atau cinta sepihak?
Aluna tidak mengerti, apa yang dirasakan Brian. Apa yang laki laki itu rasakan padanya. Yang pasti Aluna mencintainya.
Cinta pertama. Cinta monyet. Dan cinta satu satunya.
***
"Lulu ayo main! "
Seorang bocah laki laki sibuk membujuk teman perempuannya yang masih asyik duduk di kursi sambil menelungkupkan tangan di meja.
Mata cantik anak perempuan itu sibuk menelusuri setiap kata dan gambar di buku kesukaannya.
Dia suka membaca.
"Lulu nggak asyik, ah! Setiap punya buku baru aku di cuekkin. Padahal aku udah beli mobilan baru. "
"Lulu nggak suka main mobil Ian. " jawab anak perempuan itu. Sama sekali tidak melirik Brian yang sudah memasang wajah cemberut.
"Kalo gitu ayo main boneka! "
"Nggak, ah! Lulu mau baca buku cinderella aja. Lulu mau jadi princess biar bisa nikah sama pangeran. "
"Nikah sama Ian aja. aku kan ganteng. "
Aluna kecil menoleh. Memperhatikan wajah Brian yang sudah terlihat tampan dan lucu di usia mereka yang baru 6 tahun. "
"Ian ganteng. Tapikan kita masih kelas satu. Nanti mama marah lagi kalo kita nikah. "
Brian kecil mendekat. Dia ikut duduk di kursi sebelah Aluna.
"Kalo gitu ayo kita nikah kalo udah besar! "
***
Aku tersenyum. Memikirkan kembali kenangan saat dimana sebuah janji kecil terucap.
Aku masih sangat kecil, dia juga tapi sampai sekarang hal itu salah satu kenangan kecil yang teringat.
Lalu sebuah sentuhan yang melingkari pundakku menyadarkanku kembali pada masa sekarang.
"Brian.. " Aku memukul lengannya.
Dia melepas rangkulannya dan berdiri menjulang di sampingku.
"Kelas sudah selesai, mengapa masih duduk melamun? "
Aku refleks menoleh ke seliling, kelas yang sepi menyadarkanku bahwa hampir setengah jam setelah kelas usai aku habiskan dengan melamun.
"Ayo! " Brian mengulurkan tangan, yang dengan senang hati aku raih.
"Habis ini ke toko buku dulu ya. "
Aku berjalan, namun tertahan dengan langkah brian yang berhenti tepat sebelum melangkah keluar.
"Ada apa?"
"Mau cium.. "
"Bri.. " suaraku tertelan oleh ciumannya.
Ciuman lembut yang berakhir menuntut. Aku menikmati, tidak sekalipun keberatan dengan sikap dan sifat Brian yang aneh, dan mendadak mesum.
Tanganku dengan cepat memukul lengannya saat tangan lelaki itu menyentuh dadaku dan meremasnya kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Dewasa
RomanceBukan cerita sex, tapi lebih ke unsur dewasa. Ringan, tapi menegangkan. Siap-siap terbawa pada setiap alur cerita yang menegangkan. Baca = Vote⭐ dan Komen💬. 18+