Langkah kecil itu terus berputar, mengelilingi sofa dan meja yang berada di ruang tengah.
Tawa kerasnya yang renyah berhasil meredakan kemarahan sang ibu hingga terganti menjadi perasaan gemas.
Namun tiba-tiba tawa itu hilang berganti dengan rasa penasaran di sorot matanya yang polos.
"Bunda, Ayah itu siapa? " tanya gadis kecil berumur sekitar 3 tahun lebih itu.
Ayah? Siapa Ayah?
"Ayah itu Om Nicho, kamu enggak punya Ayah, Sayang. " Jawab Wanita cantik yang di panggil 'Bunda' tersebut.
Memangnya ada seorang Ayah yang memilih pergi untuk anak lainnya dari pada bertahan untuk anak yang telah jelas keberadaannya?
"Papa Nick itu Ayah aku, kamu nggak punya Ayah! " seru seorang bocah laki-laki tiba-tiba mendekat dan mendorong bocah perempuan yang lebih tua beberapa bulan darinya.
Ayla jelas kaget, jelas marah. Terlebih karena anak laki-laki itu lah yang menjadi alasan ketidakberadaan Ayah bagi putrinya.
***
Aku menatap bidadari kecil yang tengah terlelap itu. Menatapi setiap kenyamanan yang terpancar dari wajah teduhnya. Sekilas aku bisa melihat bagaimana gadis kecilku mempunyai sorot wajah yang sangat mirip dengan sosok laki-laki yang sampai sekarang masih menjadi bayangan dalam hidup kami.
Menjadi alasan mengapa setelah sekian lama luka itu belum juga sembuh dan masih menorehkan sayatan yang luar biasa terasa perih setiap mengingatnya.
"Bunda sayang Cia, " bisikku dan mengecup lembut keningnya dengan sayang.
Setelah memastikan putriku tidur dengan nyaman, aku mematikan lampu kamar, dan menghidupkan lampu tidur untuk semakin membuatnya nyaman.
Ciara sayang, sampai kapanpun kamu tetaplah anugrah di kehidupan Bunda. Meski kehadiranmu bahkan tidak seberapa penting, tapi bagi Bunda, kamu adalah yang terpenting diantara kepentingan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Dewasa
RomantizmBukan cerita sex, tapi lebih ke unsur dewasa. Ringan, tapi menegangkan. Siap-siap terbawa pada setiap alur cerita yang menegangkan. Baca = Vote⭐ dan Komen💬. 18+