Davian

15K 580 42
                                    

Baca Posesif Girl terlebih dahulu untuk tahu hubungan keduanya.

****
Aku tidak tahu menikah akan serumit ini.

Jika di awal aku berpikir semua akan berlalu dengan baik.
Jika sebelumnya aku berpikir menikah akan semakin mempererat hubungan sepasang kekasih, maka aku salah.

Setidaknya itu tidak terjadi pada hubunganku dan Davian.

Setahun menikah dengannya malah semakin menjauhkan hubungan kami.

Davian masih ingin bebas tapi waktu itu aku memaksanya untuk segera menikah.
Aku tidak tahan melihatnya di kelilingi perempuan perempuan pengagumnya.

Aku cemburu, aku merasa sangat ketakutan jika dia berpaling, terlebih mantan pacarnya yang cantik masih ada di sekelilingnya, jadi di hari wisuda kami, aku memutuskan untuk melamarnya.

Katakan aku tidak tahu malu, tapi mau bagaimana lagi, aku terlalu mencintainya hingga begitu takut kehilangannya.

Aku memaksanya meninggalkan masa lajangnya, awalnya dia tidak mau, tapi aku terus memaksa.

Aku mengatakan bahwa aku hamil, yang tentu saja semua itu adalah sebuah kebohongan.

Dia tidak percaya tentu saja, karena kami tidak pernah sejauh itu.

Tapi aku berbohong.
Dan bersikeras kami pernah melakukannya sekali, tepat ketika dia mabuk beberapa bulan yang lalu.

"Aku hamil!  " ucapku saat menemuinya di hari kami wisuda.

"Apa? "

"Aku hamil anak kamu, Dav. "

"Bohong. Kita belum pernah melakukannya, Audrey. "

"Pernah. Sekali. Waktu kita mabuk saat ulang tahun Dimas. Apa kamu lupa? " ucapku berusaha semeyakinkan mungkin.

Kebingungan terlihat jelas di wajahnya.

"Ayo kita menikah! "

"Apa kamu gila? Kita baru lulus kuliah. Dan aku masih ingin bekerja terlebih dahulu. "

Amarah kecemburuan mengusikku.

"Alasan!  Bilang saja kamu tidak pernah berniat menikahiku kan?  Kamu masih belum bisa melupakan perempuan itu kan? " Emosiku tidak dapat ku kendalikan lagi.

Dan respont Davian yang langsung pergi begitu saja semakin membuatku yakin dengan dugaanku.

Dengan kenekatan di luar batas aku akhirnya menemui keluarganya, mengatakan kehamilanku.

Dan itu cukup membuat kegemparan.

Ayah Davian bahkan memukul lelaki itu karena sudah menodai anak gadis orang dan berpikir putranya itu berniat lari dari tanggung jawab.

Dan tangisan Ibu lelaki itu membuatku merasa bersalah, tapi aku tidak punya pilihan lagi.

Dan akhirnya Davian setuju walau tidak sepenuhnya percaya.

Dan kami akhirnya menikah tepat sebulan dia bekerja di perusahaan keluarganya.

Aku tahu dia akan membenciku setelah itu.

Karena tepat di malam pernikahan kami akhirnya dia tau kebohonganku.

Sebisa mungkin aku menahan sakit di penyatuan pertama kami. Menahan jeritan dan air mata, tapi setelahnya noda darah keperawananku menjadi fakta yang tidak dapat ku sembunyikan.

Dia marah, amat sangat marah saat tahu aku masih perawan dan itu pertama kali kami melakukannya.

Dia bahkan meninggalkanku dihari pertama kami resmi menjadi suami istri.

Kumpulan Cerpen DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang