Because, I Love You.

21.5K 614 18
                                    

Melihat tanpa di lihat, menatap tanpa di sadari, mengagumi tanpa menampakan diri, dan mencintai tanpa mengungkapkan. Sekadar pengagum tanpa mengharap balasan.

Aku tahu aku sangat menyedihkan. Tapi dia, Senior tampan yang sulit di abaikan.

Semua orang menyukainya, termasuk diriku, dan mungkin pengagumnya bukan hanya aku, tapi hampir semua gadis satu kampus.
Maka dari itu aku menikmati menjadi salah satu dari mereka.

Bisa melihatnya setiap hari adalah anugerah.
Sejujurnya aku menyukainya lebih lama dari pada yang lain. Aku menyukai dia saat aku sendiri belum tahu apa itu arti suka.

Pertama kali aku melihatnya saat dia membelaku saat aku di bully oleh teman seangkatanku sewaktu Sekolah Dasar.
Dia dengan manis, sampai meminjamkan kemeja putihnya untuk aku pakai karena terkena tumpahan air es ulah Sandra Dkk, yang tak lain adalah adik tiri lelaki itu.

Aku tidak dapat melupakannya walau dia mungkin telah melupakanku.
Bahkan kemeja putihnya masih tersimpan rapi di lemari.
Kemeja kecil itu adalah saksi bisu pertumbuhannya waktu kecil.

Aku sadar aku jauh dari tipe untuk menjadi kekasihnya. Aku yang lebih suka berkutat dengan buku hampir selalu di abaikan.

Hampir!

Ya, jika saja Sandra dan teman-temannya tidak selalu menggangguku.

Aku biasanya hanya diam, karena setelah kejadian penyelamatan sewaktu SD, Narendra seakan acuh kembali pada kebiasaan buruk adiknya itu.

Tapi kejadian kali ini berbeda, kejadian yang membuat seluruh penghuni kampus memandangku berbeda.

Entah darimana Sandra bisa mengambil buku catatanku, memperlihatkan dan membaca seluruh isinya di hadapan semua orang.
Bahkan dia membaca mimpi erotis yang ku tulis di belakang dan di halaman terakhir buku itu.

"Dear Diary! " ucap Sandra dengan suara lantang, membaca awal tulisanku.

Dia tersenyum mengejek melihatku yang mulai memucat. Dan mulai meneruskan membaca.

"Malam ini aku bermimpi aneh dan luar biasa! "

Matanya memicing, "Wow, aku jadi penasaran. "

"Ku mohon, Sandra, kembalikan buku itu... " Aku hampir menangis meminta buku itu kembali.
Tapi rupanya Sandra sangat menikmati ekspresi wajahku.

"Aku bermimpi tentang Narendra, dia sungguh luar biasa tampan, "

Sandra berhenti untuk melotot galak, dia sama sekali tidak menyukai bahwa yang kutulis berhubungan dengan kakaknya.
Tapi Sandra berusaha mengabaikan dan kembali melanjutkan.

"Aku bermimpi erotis dengannya. Di mimpiku Narendra menciumku dengan keras, dan dalam. Oh, aku merasa melayang karena itu. Lalu, dia membelai seluruh tubuhku, dan berkata bahwa aku mempunyai dada yang indah, dan tubuhku langsung meleleh karena bisikkannya, "

Aku mulai mendengar makian dari semua orang dan tatapan jijik dari mereka.
Sandra tersenyum puas, dan semakin semangat membaca tulisanku saat melihat Narendra lewat dan berhenti karena penasaran akan keributan yang lagi-lagi di buat adiknya.

"Saat terbangun, aku merasa bahwa mimpi itu terasa begitu nyata, jadi aku langsung memastikan dan melihat sendiri bayanganku di cermin. Tapi, semua itu memang lah hanya sebuah mimpi, tidak ada bekas merah atau bibir bengkak, tapi karena perkataan Narendra lewat mimpi itu, aku baru sadar bahwa aku memang mempunyai tubuh dan dada yang indah, aku jadi merasa bingung bagaimana sepasang dada itu bisa terlihat seperti dada para model yang pernah aku lihat di majalah Ayahku. "

Kumpulan Cerpen DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang