Posesif Girl

66.2K 836 33
                                    


Apa yang akan kamu lakukan ketika mempunyai kekasih yang hampir mendekati sempurna, membiarkan dia bebas menebar pesona atau mengikatnya dalam rasa takut kehilangan?

Aku memilih opsi kedua.

***

Mataku tidak lepas dari sosoknya yang tengah tertawa lepas, memperhatikan tingkahnya yang amat mengundang banyak mata untuk tidak sekedar melirik.
Dia amat begitu nyaman dengan sekumpulan teman perempuannya yang diam-diam tanpa dia ketahui menyimpan rasa untuknya.

Bahkan raut cemberutku sama sekali tidak mempengaruhi moodnya, menyebalkan.

"Hei, bagaimana jika hari minggu besok kita pakai untuk liburan?" Salah seorang teman perempuannya yang bernama Liza berseru, yang di balas dengan antusias oleh yang lainnya.

"Ke Mall?" tanya yang lain.

"Huh, tidak menarik." komentar Dimas, teman laki-laki diantara mereka.

"Ke puncak?" usul Clara, teman yang menurutku paling dekat dengan kekasihku, Davian.

"Bagus sih, cuma sudah bosan," komentar Jihan.

"Ke pantai?" seru kekasihku tiba-tiba.

Aku merasa pusing ketika teman-temannya langsung bersorak setuju.

"Ide yang bagus Dav, sekalian cuci mata," ucap Heru dengan cengiran yang menurutku amat memuakkan.

Diantara ke lima teman kekasihku, Heru dan Clara lah yang paling aku tidak suka.

Clara sudah dapat ku pastikan menyimpan rasa untuk Davian, apalagi menurut Liza keduanya pernah menjalin hubungan, sebelum putus dan menjadi sahabat.

Sedangkan Heru, entah mengapa tatapan matanya selalu membuatku risih. Tidak jarang aku melihatnya memperhatikan bagian dadaku, lalu berlama-lama menatap kakiku yang terbalut jeans ketat.
Benar-benar berotak mesum.

"Benar, banyak wanita bule nanti, siapa tahu salah satunya bisa di ajak kenalan," Dimas berseru girang, tipe pria penyuka wanita bule.
"Eh, Audrey ikut juga kan?"

Seakan baru menyadari keberadaanku, semua mata langsung menoleh.
Aku yang sedari tadi hanya diam sambil berpura-pura sibuk dengan ponsel menoleh.
Dan sebelum mulutku terbuka untuk menjawab, Davi lebih dulu menyela.
"Sepertinya tidak, Audrey paling tidak suka kepanasan, takut hitam."

Rasa kesal menyeruak, pernyataan Davian seperti menyindirku secara tidak langsung. Apa lagi kini pandangan tiga teman perempuannya seakan meremehkan diriku.

Ini tentang harga diri.

"Aku ikut." ucapku akhirnya.

Davi mengerutkan kening seakan pernyataanku begitu aneh di dengarnya.

"Hei, kamu yakin sayang?"

Aku mengangguk mantap,
"Ya, kenapa tidak. Aku rasa kulit hitam bukan masalah."

"Benar, Audrey pasti akan terlihat lebih seksi dengan kulit kecoklatan, berjemur di bawah sinar matahari dengan bikini seksi, waw.."

Aku ingin sekali menyumpal mulut Heru dengan kaos kakiku.
Perkataannya memang terdengar seperti pujian, tapi aku tahu itu sebagai imajinasi otak kotornya.
Dan herannya Davi santai saja, sama sekali tidak terlihat terganggu.

Kumpulan Cerpen DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang