Dua Puluh Enam

3K 321 89
                                    

"I might lost, in the battlefield of love. But I won, just because I decided to lose you" - Jovita Yaslin

***

Jovita mendengar grasak grusuk orang-orang yang berbicara. Atensinya benar-benar teralih manakala salah satu dari mereka menyebut nama Alvin.

Pemuda yang menghilang selama hampir seminggu itu kabarnya sedang berada di Starbucks dekat perpustakaan kampus.

Gadis itu tak ubahnya cacing kepanasan. Ingin segera meluncur menuju Starbucks hanya untuk melihat rupa cowok yang berhasil menjungkir balikkan dunianya itu. Namun alih-alih meluncur ke sana. Jovita harus menelan pil pahit ketika berpapasan dengan Jeremy di kantin.

Tolong dicatat. Ini kantin fakultas Teknik, yang mana terletak jauh sekali dari kantin Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang berada di garda depan kampus mereka.

Untuk apa pemuda itu muncul di kantin fakultas Teknik?

Joy jadi salah tingkah sendiri.

Joy sudah berpikiran yang tidak-tidak. Takut kalau pemuda itu belum bisa move on darinya. Sampai bersikeras untuk makan di area kampus fakultas Teknik demi melihat Joy sang pujaan hati. Padahal lebih enak dan nyaman kantin FEB menurut Joy.

Namun ternyata pikiran buruk Joy tidak terbukti. Jeremy hanya menumpang makan dan menemani -sebut saja kekasih teranyarnya- Mayanda Safira si cewek cantik dari Teknik Geologi. Ibaratnya nih kalau di Teknik Sipil ada Joy sebagai idola para cowok, maka di Teknik Geologi ada Maya.

Ternyata semua laki-laki itu sama saja. Baru juga pisah sudah dapat target baru. Begitu mudahnya melupakan.

Tapi Joy tidak sepenuhnya menyalahkan Jeremy. Baguslah kalau cowok itu sudah menemukan pengganti dirinya. Jadi Joy tidak perlu berlama-lama merasa bersalah. Ia hanya perlu fokus untuk dirinya sendiri. Ia juga berharap kalau Jeremy akan selalu bahagia. Ia pemuda yang baik, kebahagian Jeremy adalah kebahagiaan Ia juga.

Jovita segera melenggang keluar dari wilayah kantin tanpa menyapa maupun berbasa-basi dengan Jeremy. Hal ini Ia lakukan semata-mata bukan karena cemburu. Semenjak kejadian dirinya yang dianggap sebagai pelakor -bahkan sampai ramai perang di instagram karena kasusnya masuk Lambe Murah dan diserang fans Lisa- Ia cukup tahu diri kok. Nggak ada pasangan yang ingin pacarnya menyapa atau disapa sang mantan. Joy juga tidak ingin berbapasan dengan mantan kekasih pavarnya kelak, karena situasi pasti akan menjadi awkward.

Ya meski status Joy hanya sebagai mantan pacar jadi-jadian. Tapikan yang semua orang tahu, Joy adalah pacar -sekarang mantan- Jeremy yang sesungguhnya. Apa jadinya kata netizen budiman yang mulutnya mengalahkan sabda Nabi itu kalau tahu Jeremy dan sang pacar berpapasan dengan sang Mantan?

Meledaklah itu perang dunia ketiga!

Jadi Joy memilih untuk melipir saja. Sudah cukup Instagramnya menjadi sasaran amukan fans Lalisa. Jangan sampai fans Maya pun ikut menyerangnya. Joy sudah lelah untuk menanggapi komentar pedas netizen budiman nan baik hati.

Baru saja Ia keluar dari kantin fakultas ketika dirinya mendapati Rose sedang berlari ke arahnya. Menghadang gadis itu agar tidak kemana-mana.

"Lo mau kemana?" sergah gadis berambut panjang itu sembari merentangkan kedua tangannya.

"Starbucks, mau beli kopi" jawab Joy sekenanya.

Rose mengerutkan keningnya.

Gadis itu tahu Joy tidak pernah minum kopi. Jovita itu paling tidak tahan dengan rasanya yang pahit. Belum.lagi penyakit maag yang dideritanya membuat Joy semakin anti terhadap kopi. Jadi kemungkinan terbesar Joy mau ke Starbucks adalah untuk bertemu Alvin!

Orang KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang