Sembilan

4.3K 416 66
                                    

Three : Don't be his friend, you know you gonna wake up in his bed in the morning

***

Joy menggeplak mulut Rose dan menatapnya horror. "Coba lo ngomong sekali lagi!"

Rose menggeleng lemah, Ia takut menjadi sasaran amukan macan betina karena salah bicara. "Kan itu lagu, kenapa juga gue di geplak. Kan lagunya Dua Lipa begitu" bela Rose.

"Ya tapi kan lo bisa pake saran lain, siapa juga yang mau tidur sama Alvin. Kita bukan mahram!"

"Jadi lo mau di mahram-in sama Alvin?" Rose menaik-naikkan alisnya. Ampas memang punya temen otaknya berceceran di jalan ya begini nih.

Joy mendelik. Sekarang bukan hanya menggeplak mulut Rose tetapi juga sudah mencengkram leher gadis itu. Jika besok beredar di berita seorang Atlet Aikido meninggal dunia akibat dicekik oleh teman wanitanya, dapat dipastikan itu adalah Rose. Dan yang mencekik sudah pasti Joy.

"Ya Allah ampun, ampun nyai. Astaga leher gue. Tolong. Ampun. Ohok ohok ohok!"

"Mati lo, mati sono lo nggak faedah banget mulutnya. Astaga"

"Joy?"

Keduanya berhenti dan mengalihkan pandangan pada seorang pemuda berkemeja putih dengan kacamata bulat yang membingkai wajahnya.

"Jeje! Tolong gue!" Rose segera menepis tangan Joy yang masih mencengkram lehernya. Ia berlari kecil dan sembunyi di balik tubuh Jeje. Membuat cowok itu terkikik geli.

Joy segera menguasai air mukanya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ia merapikan rambut sebahu miliknya dan menyelipkan beberapa anak rambut yang mencuat keluar akibat berkelahi dengan Rose. "Lo-lo ngapain disini?" ucap Joy gelagapan.

"Harusnya gue yang nanya, kan ini daerah rumah gue. Jauh bener mainnya sampe sini"

"Biar nggak ketemu buaya Kebayoran, sengaja main sampe sini" celetuk Rose yang sudah pasti mendapat tatapan tajam dari Joy.

Jeje tersenyum manis menatap Joy dan membuat gadis itu menjadi salah tingkah. "Kalian udah makan?"

"Belom"

"Udah"

Joy dan Rose menyahut bersamaan dan kembali membuat Jeje terkikik geli. " Jadi yang bener mana nih?"

"Gue!" Rose berteriak dari balik bahu Jeje. "Gue laper banget, belom makan dan udah dicekik itu cewek idaman lo!" ucapnya.

Untuk kesekian kalinya Joy mendelik. Mungkin saja matanya bisa copot sewaktu-waktu karena terlalu sering mendelik akibat perilaku Rose yang sangat terpuji. Sungguh sangat terpuji.

"Yaudah mumpung main kesini kan, yuk gue ajak jalan-jalan" Jeje berjalan melewati Joy dengan Rose yang menempel tepat di belakangnya.

Menyadari bahwa Joy tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya berdiri Jeje membalikkan tubuhnya lalu mengulurkan tangan kanannya. "Joy, ikut kan? Gue traktir" Jeje memberikan senyuman termanisnya pada Joy.

"Anjir Jeje, ini kenapa gue yang meleleh astaga. Gue juga mau digandeng!" Rose histeris. "Je kasih tangan kiri lo buat gue Je!"

Sekali lagi Rosiana Silalahi menjadi sampah masyarakat yang ingin sekali Joy musnahkan.

"Mati aja lo Ros!" desis Joy tajam. Kemudian gadis itu melenggang berjalan mendahului Jeje dan Rose dengan muka merah padam menahan marah sekaligus malu.

"Mau makan dimana nih, cepetan sebelum Abang gue jemput gue" ucap Joy ketus pada Jeje.

Jeje hanya tertawa, baginya Joy terlihat sangat imut saat sedang menahan malu sekaligus marah seperti ini.

Orang KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang