Dua

5.7K 454 46
                                    

Joy mengernyitkan keningnya heran. Sore-sore Alvin sudah nangkring di depan teras rumahnya. Bercengkrama dengan sang Papa yang sedang menikmati secangkir teh dan koran pagi tadi. Sedangkan Chandra -Abang Joy- asik menimpali obrolan mereka sembari sibuk mencuci mobil.

Ah iya.

Malam minggu saatnya Bang Chandra ngapel. Demi terlihat menawan dihadapan sang pacar, cowok itu rela meminjam mobil Sedan Vios sang Mama dengan syarat mau mencucikannya sekalian.

"Ngapain lo ke sini?" Joy menangkap sebuah kotak yang tidak asing di matanya tergeletak diantara cangkir teh milik Papa dan kunci mobil Mama.

Hemmmm. Martabak Bangka favoritnya.

"Mengunjungi rumah princess dong" ucapnya disertai kerlingan nakal.

Papa Joy hanya tergelak, sedangkan Chandra sudah menghujat Joy habis-habisan. Ia berkata, kalau Joy tidak pantas disebut princess. Lebih cocok jadi beast atau itik buruk rupa.

Joy hanya menipiskan bibirnya.

Kesal.

"Lo tuh bikin gue dihujat aja sama bang Chandra! Balik sana lo, ngapelin pacar lo aja" ucap Joy.

"Joy, nggak boleh gitu nak. Sini duduk. Ada martabak lho ini" ucap sang Papa sembari membuka kotak dan mencomot dua martabak sekaligus.

Joy hanya dapat menelan salivanya. Pengen. Tapi gengsi. Lagian si Papa murah banget sih, disogok martabak sekotak aja langsung belain Alvin. Gimana kalau dibeliin segerobak dan abang-abangnya sekalian?

Sudah dapat dipastikan kalau Alvin akan langsung mengantongi izin sebagai menantu idaman.

Eh?

Kok jadi menantu sih? Memangnya Ia mau menikah sama Alvin!

Joy mendengus kesal. "Bodo amat Vin. Gue mau masuk aja kalau emang nggak ada yang penting" ucapnya sembari ngeloyor masuk.

"Eh tunggu" Alvin seketika berdiri. "Itu...gue, hemm gimana ya"

Joy membalikkan badannya lalu bersedekap. Menatap Alvin yang mendadak gagu berdiri di depan pintu rumah gadis itu.

"Apa?!" ucap Joy galak.

"Jangan galak-galak dong nak sama Alvinnya. Udah baik dia bawain martabak ini lho. Duh enak banget martabaknya nak Alvin" ucap sang Papa lagi sembari mencocol martabak ke dalam kuah kari lalu memberikan dua jempolnya ke arah sang pemuda.

Pa, udah pernah dipecat jadi Ayah belum sih?! Sini Joy pecat sekarang!

"Joy..."

Gadis berambut sebahu itu menoleh dan menatap Alvin.

"Nonton yuk"

"Ha?!"

Gimana? Alvin nggak salah ngomong kan? Atau Joy yang udah mulai budek?

***

Pada akhirnya Joy berdiri di depan Alvin dengan rok denim selutut dan kaos putih bertuliskan Vatements di bagian dada. Tak lupa sneakers Adidas Superstar Foundation Pack yang membalut kaki Joy dengan sempurna.

"Kok lo pake rok kayak gini sih?" ucap Alvin yang takjub melihat perubahan pada Joy. Sepanjang sejarah Ia mengenal gadis itu, Alvin belum pernah mendapatinya memakai rok. Pasti selalu pakai celana. Mengingat banyak perompak dan penyamun di kelas mereka. Apalagi Joy yang notabene merupakan mahasiswi Teknik.

Sekali memakai rok, sepanjang hari bakalan jadi bulan-bulanan dan bahkan ledekan orang satu kelas.

"Emang kenapa? Bagus dong gue masih sadar diri kalau gue ini cewek" Joy jadi sewot tidak terima.

Orang KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang