Dua Puluh Lima

2.9K 310 65
                                    

"I might be jerk and reckless. But one thing, I'm not a liar. Once I said I love you, I'm not going to take it back!" - Alvin Pradipta

***

Lisa harus terbang kembali ke Jakarta demi memenuhi kontrak endorse dengan Olivia Tan. Gadis itu begitu bersemangat hingga melupakan fakta bahwa Ia sedang patah hati akut akibat diselingkuhi oleh sang mantan pacar.

Siapa juga yang bakal ingat kalau di depan mata terpampang nyata Leica M7 seharga nyaris lima ribu dollar! Kepala Lisa sudah penuh dengan fantasi menyentuh dan menggunakan kamera itu cepat-cepat. Aduh Ia sungguh tidak sabar.

Tunggu Mama nak! Mama akan segera membawamu pulang!

Ucapnya dalam hati.

Lisa segera mengenali sahabat yang paling Ia kasihi di dunia ini begitu keluar dari ruang tunggu bagasi. Cowok itu sedikit berlari menyongsong ke arahnya. Mereka saling melempar senyum.

Ya Tuhan! Mengapa Bimo terlihat begitu manis di matanya. Senyum itu, mata itu, dan tunggu dulu...

Sejak

Kapan

Bimo

Punya

Badan

Bagus?!

Ini Lisa yang baru sadar atau memang selama dua bulan ini Bimo gila-gilaan ikut nge-gym dan mengonsumsi protein shake demi membentuk badan yang bagus?!

Otot bicep yang tersembunyi dibalik kaos polo hitam-nya itu membuat liar fantasi yang berlari-lari di kepala Lisa. Aduh, gimana perutnya ya? Pasti serupa papan penggilasan yang biasa Mbok Jum pakai untuk mencuci di rumah. Atau justru serupa roti sobek langganan Mama di Bang Jeki? Lisa sudah berpikir yang iya-iya. Hingga membuat wajahnya merah merona.

Ya Tuhan! Bimo mendekat!

Desisnya dalam hati. Ia bahkan berhasil mencium wangi cowok itu, aroma akuatik yang manis dan getir, perpaduan antara patchouli, rockrose, serta cedarwood yang tercium dari jarak tiga meter. Membuat kupu-kupu dalam perut Lisa dengan kurang ajarnya berterbangan.

Aduh gemash! Cicit Lisa dalam hati.

"Gimana kabarnya Lis?" ucapnya dengan suara sedikit serak begitu sampai dihadapan Lisa. Ia juga langsung mengambil alih troli Lisa dan mendorongnya menuju parkiran mobil.

Lisa hanya mengangguk, menanggapi ucapan Bimo. Tidak mampu berkata-kata. Bibirnya terus menerus menyunggingkan senyum manis yang membuat wajah ayu perpaduan ras Asia dan Eropa miliknya semakin cantik. Bahkan jantungnya sudah sirkus dan jumpalitan di rongga dada. Sialan memang! Padahal cuma ketemu Bimo tapi efeknya sangat luar biasa.

"Udah makan?" tanya Bimo begitu mereka berdua masuk ke dalam mobil.

Lisa lagi-lagi menggeleng sambil memasang senyum sumir singkatnya. Ia sibuk memasang sabuk pengaman yang tiba-tiba tidak mau dipasang ini. Sialan banget nggak sih?! Kenapa juga harus tremor sih ini tangan. Kan jadi susah masang sabuk pengamannya. Umpatnya dalam hati.

Bimo mengambil alih sabuk dari tangan Lisa. Membuat kedua tangan pemuda itu tanpa sengaja bersentuhan dengan tangannya. Napas Lisa tertahan! Maafkan jantungnya yang sedang dalam mode kampungan. Baru kesenggol Bimo sedikit saja sudah jumpalitan.

Pengen ambyar aja rasanya. Untung udah dikaretin. Coba kalau belum, sudah pasti ini hatinya berserakkan dan berceceran.

Lisa mengerang dalam hati.

Orang KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang