Aku masih bisa mengingatmu dengan jelas. Tatap matamu, senyummu, caramu memanggilku.
Di perpustakaan.
"Azra." panggil mu. Berpasang-pasang mata yang ada di sana melihat ke arahmu. Kau menyapukan pandanganmu lalu menatapku lagi sambil tersenyum.
"Pelankan suaramu." ujarku sambil sedikit berbisik. Aku mencubit kecil lenganmu. Kamu meringis kesakitan seraya terus memegangi bekas cubitanku.
Kau memegang erat tangan ku sambil berkata, "Azra, aku lapar. Ayo kita makan."
Sejenak, aku terdiam, lali mengiyakan. Aku merapikan barang-barangku, lalu beranjak pergi. Di koridor, tiba-tiba kau menggandeng tanganku seeaya berkata, "aku menyayangimu."
Di rumahmu.
"Diana," panggilku. "Aku akan pulang." ujarku. Kau terlihat sedih, mengingat kota tempat kita tinggal sudah berbeda. Kau memegang erat tangan ku, air mata mu mengalir membasahi pipimu.
"Berjanjilah. Berjanjilah untuk kembali lagi, lagi, dan lagi." kau masih menundukkan kepalamu.
Aku tersenyum, mengusap puncak kepalamu. "Janji."
Di rumah sakit.
"Azra, kau mau kemana?" tanyamu yang duduk diatas ranjang rumah sakit mu. Aku berbalik badan, memandangmu dengan rasa sakit di dadaku.
Kau yang selalu memberiku semangat. Kau yang selalu membuatku yakin untuk terus tersenyum. Kau yang sedang sakit-sakitan, masih bisa memberiku senyumanmu yang bisa membuatku menetap bersamamu.
"Aku hanya akan membeli makan di luar. Kau mau sesuatu?"
Kau menggelengkan kepalamu. Aku berjalan mendekat, mencium kening mu seraya berkata, "aku menyayangimu."
Saat aku kembali, sudah ada dokter dan beberapa perawat. Saat kutanya pada dokter, dia menggelengkan kepalanya. Sesaat, aku tak bisa percaya dengan apa yang aku lihat. Ku peluk erat tubuhmu yang dingin nan kaku, menjeritkan namamu, berharap kau tidak pergi.
Dan sekarang, aku ada di sampingmu, disamping makammu. Aku tidak akan pergi. Entah sampai kapan ini akan berlanjut. Aku hanya ingin bersama mu.
Diana, aku merindukanmu.
The End.
Playlist: Sad - Maroon 5
Amnesia - 5 SOS
KAMU SEDANG MEMBACA
Isi Hati
RomanceJika kalian berada diantara dua pilihan, jika kalian memilih untuk tetap hingga titik darah penghabisan, jika kalian memilih untuk pergi tetapi tak ingin berpindah hati, apa yang akan kalian lakukan? Kuharap kalian bisa menentukannya