Pagi yang cerah,mentari mulai menampakkan kegagahannya untuk menguasai hari. Seiring detik jam berlalu mengiringi ketenangan pagi,kesunyian juga terasa mendominasi ruang rapat di salah satu agensi terkenal di Korea. Bighit Entertainment, salah satu agensi yang menjadi rumah kedua untuk member BTS. Di meja kaca yang memiliki panjang hampir memenuhi ruangan tersebut nampak beberapa orang sedang mendiskusikan hal yang serius.
"Setelah mendengar keadaan Taehyung dan fakta tentang Jungkook, aku butuh saran dari kalian semua." Ban Shi Hyuk selaku CEO disana mencoba untuk memecah keheningan.
"Sebaiknya berita mengenai Taehyung dan Jungkook kita samarkan dari media. Bagaimanapun saat ini mereka menjadi incaran berita. Selain itu mengingat kondisi kesehatan Taehyung kita harus menyembunyikan fakta tentang Jungkook sampai kita bisa menemukan titik terang." Salah satu staff di sana mencoba untuk memberi saran.
Semua nampak berpikir tentang masukan yang cukup masuk akal tersebut.
"Lalu,mau sampai kapan kita menyembunyikan semua dari Taehyung. Dia bukan anak bodoh yang mudah dibohongi,meskipun sekarang dia memiliki kekurangan." Jimin menginterupsi dengan memberikan pendapatnya.
"Setidaknya kita masih bisa membuat alasan untuk Taehyung,sampai kita mendapat petunjuk soal Jungkook." Timpal salah satu staff yang lain.
"Namjoon bagaimana menurutmu?" Selaku CEO Bang Shi hyuk mencoba mencari titik tengah.
Diskusi berlangsung cukup lama. Tanpa terasa 5 jam sudah mereka membicarakan topik yang sama.
"Baiklah, jadi persiapkan untuk konferensi pers nya. Pastikan semua terkendali, lakukan persiapan se matang mungkin aku tidak ingin ada kesalahan." Keputusan akhir sudah dibuat,mereka akan mengumumkan yang seharusnya diketahui media.
***
Taehyung membuka kedua matanya meski hanya gelap yang dia dapatkan. Dia mencoba untuk berdamai dengan keadaan. Matanya mengerjab beberapa kali,pendengarannya dia pertajam untuk mencari suara sekecil apapun itu. Sampai dia menyadari dia hanya sendiri. Saat itu pertahanannya luntur,tetes demi tetes cairan bening itu mengiringi isakan kecil yang keluar dari mulutnya.
Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang mengawasi nya dari luar ruangan tersebut."Mianhe, seharusnya aku bisa menghentikan mu."
Ceklek.
"Selamat pagi Kim Taehyung-ssi, kau sudah bangun rupanya. Bagaimana tidurmu semalam apakah nyenyak?"
"Emt,nde aku merasa lebih baik sekarang. Tapi,siapa kau? Apa kita saling kenal?" Taehyung menarik ujung selimutnya,sedikit merasa takut dengan orang asing di depannya.
Perawat wanita yang baru saja mendapat introgasi dari Kim Taehyung itu terkekeh geli. Wajah nya yang tetap nampak cantik diusia nya yang sudah menginjak pertengahan angka 30, terlihat semakin cantik ketika dia tersenyum. Dia melangkah pasti menuju ranjang pesakitan itu,memeriksa aliran infus di tangan kanan Taehyung.
"Nu-nuguseyo?" Taehyung semakin waspada tatkala mendengar langkah kaki yang semakin mendekat.
"Hehehe kau lucu sekali tuan Kim sangat berbeda dari yang kulihat di tv saat di panggung. Baiklah,perkenalkan nama ku Song Jae In. Aku adalah perawat yang dikhususkan untuk menjaga mu selama keluarga dan member serta staff perusahaanmu tidak ada disini. Selain itu aku juga bertanggung jawab untuk menyiapkan makanan untukmu. Bagaimana apa ada pertanyaan tuan Kim?" Jelas perawat tersebut panjang lebar,membuat yang di beri penjelasan hanya memasang ekspresi blank dengan tatapan kosong.
"Baiklah tuan Kim,sekarang kau harus makan dan meninum obatmu." Perawat tersebut mencoba menyuapi Taehyung dengan sabar sembari sesekali bercerita untuk menghibur Taehyung.
Setelah acara sarapan diselesaikan dengan baik oleh Taehyung selanjutnya adalah minum obat.
"Baiklah semua selsai,kau juga sudah rapi dan tampan. Sekarang saatnya istirahat,kau harus banyak tidur supaya kondisimu kembali membaik."
"Perawat Song, bukankah kau bilang kau mengenal hampir seluruh pasien disini?"
"Emt,iya aku memang bilang begitu. Aku punya daya ingat yang luar biasa jika kau mau tau."
"Kalau begitu,apa kau tau di mana Jungkook dirawat? Dia adalah magnae di grupku, dia masuk ruma sakit ini bersamaan denganku. Karena.. karena dia juga korban kecelakaan karena kecerobohan ku." Suara Taehyung sedikit bergetar menahan rasa sesak yang tiba tiba menyeruak di hatinya.
"Jungkook? Aku rasa tidak ada nama pasien itu disini. Selain itu kau adalah satu satunya korban yang berasal dari kecelakaan mobil itu."
Bagai disiram air dingin di musim salju Taehyung membeku seketika. Perasaan nya berubah tidak menentu,otaknya dipaksa untuk berpikir keras apa yang terjadi. Dan di saat ini juga lah Taehyung baru menyesali kebutaan nya. Seandainya dia bisa melihat mungkin dia akan lebih cepat menemukan fakta yang sebenarnya.
"A..apa kau yakin? Aku.. aku tidak mungkin... Aarggh!!" Taehyung merasakan sakit yang luar biasa tiba tiba menyerang kepalanya.
"Kim Taehyung-ssi gwenchana? Kim Taehyung-ssi? Kim Taehyung-ssi!" Perawat Song berusaha menenangkan Taehyung sampai akhirnya, taehyung terkulai lemas di ranjangnya.
Segera setelah membenarkan posisi berbaring Taehyung, perawat Song menekan tombol darurat. Tidak lama kemudian datang dokter Park beserta beberapa perawat yang lain.
***
Dalam perjalan dari BigHit ke rumah sakit."Dimana Jimin,aku tidak melihatnya semenjak keluar dari kantor." Seokjin memecah keheningan dengan tangan memegang bungkusan snack.
"Teman nya tadi datang lalu mereka bilang akan mengurus beberapa berkas untuk sekolah dance yang mereka dirikan. Dia akan langsung menyusul ke rumah sakit setelah selesai." Namjoon memberi jawaban tanpa menoleh dari handphone nya.
If you.. if youuuu.. tut
"Yeoboseyo? Ne. Mworagoo???!!"
Tbc.