Epilog

570 43 5
                                    

Pagi ini,adalah hari pertama musim semi. Udara yang sejuk disertai kicauan burung kecil didahan menambah kenyamanan suasana pagi. Embun diujung dedaunan nampak berkilau diterpa cahaya samar dari matahari diufuk.

Dipagi buta seperti ini,seorang namja terlihat tengah serius didepan kompor dan seluruh peralatan memasak. Sepertinya dia sedang berpacu dengan waktu,terlihat dari gerakan nya yang terkesan terburu - buru.

"Selamat pagi hyung?"

Sapa pemuda manis yang jarang tersenyum,dia baru saja datang dari arah kamar.

"Pagi Yoon."

"Apa yang kau lakukan sepagi ini hyung? Ommo!! Kita hanya berdua hyung kenapa harus memasak sebanyak ini?"

"Jangan banyak bicara. Cepat bantu aku membersihkan kekacauan ini."

"Cih, bersihkan sendiri hyung. Aku mau mandi. Bye."

"Berani melangkah sejengkal saja studio,dan perlengkapan baru mu musnah MIN YONGGI."

"Hyung..astaga. Baiklah baiklah aku bantu. Dasar,berani nya main ancam. Huft!"

"Tidak acara menggerutu."

"Iya iya."

                          ***

"Tae hyung ayo cepat. Kenapa lama sekali sih. Nanti kita terlambat."

"Iya iya cerewet."

"Sebenarnya apa yang kau lakukan di dalam ha? Kau bahkan tidak lebih tampan dariku."

Pluk.

"Aw!! Hyung kenapa memukul ku."

"Salah sendiri kenapa kau banyak bicara sekali hari ini ha? Kau sendirikan yang bilang kita akan bertemu orang penting. Jadi,aku harus mempersiapkan diriku dengan baik."

"Arra arra. Kalau begitu cepat naik."

Jungkook melajukan mobil dengan kecepatan sedikit diatas rata rata dengan alasan mereka terlambat. Setengah jam kemudian sampailah mereka didepan gedung apartemen yang terlihat cukup mewah. Jungkook memarkirkan mobilnya dengan apik lalu kemudian segera memasuki bangunan tersebut,di ikuti dengan Taehyung dibelakangnya. Tepat setelah memasuki lift dimana hanya ada mereka berdua,Taehyung mulai mengutarakan isi hatinya.

"Kookie,sebenarnya siapa yang akan kita temui?"

"Orang penting hyung nanti kau juga akan tau." Jawab Jungkook santai sembari memainkan ponselnya.

"Apa kau sering datang kemari? Kau bahkan tak perlu melalui meja informasi." Taehyung mulai penasaran.

"He em. Lumayan sering. Bahkan aku pernah tinggal disini."

"Sungguh? Kapan? Kok aku tidak tau?"

"Kau bukan tidak tau hyung,tapi kau tidak ingat."

Taehyung menatap Jungkook dengan pandangan yang sulit diartikan. Entah kenapa ada perasaan sedih yang tak bisa dijelaskan mendengar kalimat terakhir Jungkook. Tak selang lama setelah percakapan kecil mereka pintu lift terbuka. Jungkook sudah lebih dulu keluar,tapi Taehyung masih tertegun di dalam. Merasa Taehyung tak mengikutinya,Jungkook menoleh dan sesikit khawatir melihat wajah pucat Taehyung.

"Hyung kau baik baik saja? Apa ada yang sakit?"

"Kook,apa...apa aku juga pernah tinggal disini?"

Jungkook mulai paham Taehyung merasakan perasaan yang terkubur dalam. Jungkook menuntun Taehyung keluar dan mengajaknya duduk disalah satu kursi yang tersedia.

"Aku janji akan menceritakan semua masa lalu yang kau lupakan hyung. Bahkan jika itu membuang waktu 1 minggu sekalipun. Tapi aku ingin kau berjanji satu hal padaku."

"Apa itu?"

"Berjanjilah,kau tidak akan meninggalkanku,membenciku,atau menyalahkan dirimu sendiri. Berjanjilah kau akan tetap menjadi Kim Taehyung seperti yang sekarang. Kau mau?"

"Tapi Kook..Aku tidak.."

"Berjanjilah hyung?" Jungkook menjulurkan jari kelingkingnya,yang berati Jungkook tidak main main.

Taehyung menyambut kelingking Jungkook,menautkan dengan miliknya. Setelah itu Jungkook mulai melangkah menuju salah satu unit apartement disana. Menekan beberapa kali bel pintu disana. Sebenaranya dia sudah tau sandi nya hanya saja dia tidak ingin menjadikan Taehyung merasa satu satu nya orang yang tidak tau apa apa disana.

Setelah menunggu sekitar satu menit terdengar pintu terbuka. Muncullah wajah datar yang terlihat putih pucat menatap mereka dengan pandangan yang tidak dimengerti.

"Kalian datang,masuklah."

Jungkook dan Taehyung memasuki rumah beriringan. Taehyung merasa tidak asing dengan beberapa interior di rumah ini. Di kanan dan kiri lorong menuju ruang utama terdapat foto tujuh orang pria dimana didalam nya terdapat dirinya,Jungkook,dan pria pucat tersebut. Taehyung semakin penasaran. Belum habis rasa penasaran terhadap foto foto itu kini dia dihadapkan pada barisan 6 orang pria di depannya,dimana salah satunya adalah Jungkook. Mereka berjajar rapi dari kanan ke kiri Jin,Namjoon,Hoseok,Jimin,Yonggi,ada sela kemudian Jungkook berdiri paling akhir.

"Anyyeonghaseyo Bangtan Seonyodan imnida.!!"

"Halo. Aku Kim Seokjin."

"Halo. Aku Kim Namjoon."

"Halo. Aku Jung Hoseok."

"Hai. Aku Park Jimin."

"Min Yonggi."

"Aku si Magnae Jeon Jungkook."

Setelah memperkenalkan diri satu persatu. Jimin maju mendekati Taehyung yang masih terlihat bingung.

"Kau mungkin merasa aneh dengan kami. Kau mungkin juga merasa pernah melihat kami. Tapi apapun yang kau fikirkan saat ini. Yang harus kau tau hanya satu,kami ini keluarga kedua mu setelah orang tua dan adikmu."

"Jimin benar. Kami sengaja menyambutmu dengan perkenalan seperti ini,supaya kau terbiasa melakukannya suatu hari nanti."

"Taehyung ah,kemarilah. Kau tidak lihat ada space kosong antara aku dan Jungkook? Tempat ini adalah tempatmu. Kau harus kembali supaya kita bisa menjadi BTS lagi."

Taehyung masih tak mengerti, tapi entah kenapa air mata terus mengalir dari kedua matanya. Kaki nya terus melangkah maju menuju tempat yang ditunjuk Yoongi.

"Halo. Aku Kim Taehyung."

Dan setelahnya mereka saling berpelukan. Mencurahkan segala kerinduan yang bahkan sudah sangat lama mereka tahan. Hari ini adalah hari yang paling mereka tunggu. Hari dimana mereka bertujuh kembali berkumpul. Meskipun Taehyung tak mengingat mereka sama sekali,tapi setidaknya mereka tetap ada di hati Taehyung dan terlebih lagi sekarang Taehyung bisa melihat lagi.

Hari hari berlalu,mereka menjalani hidup dengan cara dan kebahagiaan masing masing. Memilih untuk tak kembali ke panggung untuk saat ini. Mencoba untuk mencari tau apa sebenarnya arti dari kehilangan dan memiliki. Meski tak lagi berdiri di bawah kilauan cahaya lampu mereka akan tetap bersinar. Bahkan sampai akhir nanti.


                          END.

Not Today Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang