Suasana di ruang rawat mewah itu terasa sangat canggung, atmosfir tegang sedari awal bertemunya ke enam pemuda yang mengikrarkan diri sebagai saudara itu,masih belum mencair.
"Katakan Kook,apa yang sebenarny terjadi padamu."
"Padaku? Apa sekarang aku bisa menyebut ini sebagai kepedulian? Atau hanya rasa ingin tahu?"
"Berhenti bermain main Jeon. Kau tau pasti bagaimana kami mencari mu."
"Mencari ku,dan untuk memastikan bahwa bocah menyebalkan itu tidak bersalah. Begitu kan?"
"Jaga ucapanmu Jeon Jungkook. Kemana sopan santun mu?" Seokjin yang biasanya paling sabar tak bisa membendung emosinya lagi.
"Asal kalian tau,semenjak kejadian di dorm 1 tahun yang lalu. Aku sudah lupa tentang sopan santun."
***
Flashback on.
Semua berawal dari Taehyung yang marah karena lagu yang awalnya akan dinyanyikan olehnya ternyata malah diberikan pada Jungkook. Alasannya cukup sepele,yaitu karena coach menilai suara Taehyung tak mampu mencapai nada tertinggi yang di inginkan. Setelah keputusan sepihak itu Taehyung sangat marah,mengingat tampil solo dengan lagu single merupakan mimpi nenek nya. Saat itu, neneknya sedang sakit dan Taehyung janji akan menjadikan penampilan solo nya sebagai hadiah untuk neneknya. Namun, semua seakan runtuh seketika. Taehyung marah,sangat marah. Dia benci takdir yang seakan mempermainkannya,terlebih ketika dia mendapat kabar jika nenek nya kembali koma. Rasanya Taehyung ingin berlutut meminta pada coach untuk mengubah keputusan. Tapi sayangnya,hari itu juga semua sudah diputuskan,Taehyung tak lagi punya kesempatan.
Beberapa hari setelah hari menyakitkan itu,Taehyung harus menerima kenyataan pahit dimana neneknya harus pergi meninggalkannya tanpa sempat melihat penampilan solonya.
Malam itu,semua member BTS berkumpul di dorm minus Taehyung yang masih berduka.
"Kookie, ada sesuatu yang ingin kita bicarakan."
"Ada apa hyung?"
"Soal lagu solo mu itu. Bisakah kau memberikan penampilan itu untuk Taehyung?"
"Aku memang tidak berminat untuk menyanyikan nya hyung,hanya saja kalian tau kan coach tidak akan semudah itu melakukaknnya."
"Harus kau yang bicara pada coach Kookie."
"Ne. Hyung besok aku akan menemui coach dan-"
"Tidak perlu. Aku tidak butuh belas kasihan darimu."
"Taehyung?!"
"Berhenti pura pura peduli padaku Jeon Jungkook. Kau fikir aku akan berterimakasih? Jangan bermimpi."
Jungkook tertegun mendengar perkataan Taehyung. Sebenci bencinya Taehyung padanya dia tidak menyangka Taehyung akan berbicara begitu. Hatinya sakit dan perih,orang yang selama ini dia sayang ternyata benar benar membencinya. Jungkook tak tahan. Dia meninggalkan tempat itu tanpa berbicara apapun.
Flashback off.
***
Ke lima pemuda dengan marga yang berbeda itu tengah berkumpul di sebuah kamar hotel. Setelah pembicaraan yang cukup menegangkan dengan magnae mereka, mereka memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit dan menyewa kamar hotel yang cukup dekat dengan rumah sakit.
"Bagaimana ini, sepertinya membawa Kookie menemui Taehyung bukan perkara mudah."
"Kau benar Hoseok ah. Jungkook sangat berbeda sekarang. Aku tak tau apa yang merasukinya."
"Emt.. hyung kalau boleh aku yang akan bicara pada Jungkook besok."
"Kau yakin Jim? Kau tau kan anak itu sekarang sudah berubah. Bisa dibilang dia bukan Kookie yang dulu lagi."
"Aku tau hyung,maka dari itu biarkan aku yang bicara padanya."
"Tapi Jim-"
"Lakukan. Jika memang kau yakin akan keputusan mu."
"Kalau begitu besok kita semua ikut."
"Tak perlu hyung. Aku rasa Jimin saja sudah cukup. Lagipula, menemukan Jungkook sampai sejauh ini saja mampu dilakukan oleh Jimin. Jadi,tidak ada salahnya kan kalau kali ini kita percayakan perkara ini padanya."
Ucapan sindiran sekaligus dukungan yang di ucapkan oleh Yoongi hanya ditanggapi dengan anggukan dan senyuman samar oleh Jimin. Dia sadar benar bahwa saat ini semua bergantung pada usaha nya besok. Dia harus mampu menyadarkan Jungkook entah bagaimanapun caranya.
Malam semakin larut,semua member memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh lelah mereka. Semua telah terlelap kecuali satu orang diantara mereka,yang masih setia menatap layar ponselnya dimana terdapat fotonya dan sang sahabat. Foto yang sempat dia ambil sebelum keberangkatan nya ke tempat ini.
"Tunggu aku Tae. Aku pasti akan membawakan obat untukmu."
Tbc.