Pagi itu Jimin duduk menghadap ke jendela kamar hotel nya,pemandangan kota Beijing di pagi hari benar benar mampu menghipnotisnya. Sembari menyesap kopi espresso yang masih setengah tinggi di dalam cangkirnya,dia kembali teringat percakapannya dengan Jungkook kemaren sore. Terasa sakit namun inilah kenyataan. Ada rasa sesal di hatinya,karena dia adalah saksi hidup segala kebodohan Kim Taehyung di masa lalu. Hembusan kasar nafasnya menariknya untuk kembali ke masa satu tahun yang lalu.
Flashback on.
Pagi ini dorm BTS selalu di hebohkan dengan aktifitas pagi seluruh penghuninya.
"Namjoon hyunng,dimana kau letakkan kertas tugasku semalam? Aku meminta mu membantuku mengerjakan,bukan menghilangkan. Aaiish." Suara sang magnae tak pernah absen terdengar.
"Cari saja di meja ku Kook." Terdengar suara sang leader dari arah kamar mandi.
"Ayo, hyung bantu cari."
"Gomawo Tae hyung. Kau memang yang terbaikk."
Setelah setengah jam berkutat di kamar NamTae,akhirnya Jungkook menemukan yang dia cari. Setelahnya keadaan dorm kembali sepi karena semua member telah beraktifitas seperti semula.
Skip.
Di ruang latihan BigHit.
"Yak! Kim Taehyung bagaimana bisa gerakan semudah itu kau tak bisa lakukann? Hah?"
"Maaf coach,aku hanya kurang konsentrasi saja."
"Maaf? Aissh selalu seperti ini. Jeon Jungkook?"
"Ne coach."
"Apa yang kau ajarkan padanya ha? Bagaimana bisa satu minggu ini dia tak bisa melakukan apapun? Kau kan yang meminta ku untuk menyerahkan urusan melatih Taehyung?"
"Maaf coach. Mungkin Tae hyung hanya kurang fokus karena lelah."
"Aiish. Menyebalkan. Kita sudahi saja latihan hari ini. Kalian bisa pulang!"
Brakk!
Semua member terkejut,ini pertama kalinya pelatih mereka semarah ini. Taehyung merasa sangat bersalah,terutama pada Jungkook. Selama ini Jungkook selalu bertanggung jawab melatih dance serta vokal Taehyung di dalam grup. Selain karena dia merupakan main vocal dan juga cukup berbakat dalam dance,mereka berdua memang terkenal sangat dekat. Akan tetapi,setiap kali Taehyung melakukan kesalahan maka Jungkook juga akan terkena imbasnya. Semakin hari Taehyung semakin merasa membebani Jungkook, dia semakin sering tidur larut karena menemani Taehyung berlatih dan kadang melupakan tugas sekolahnya.
Suatu hari Taehyung sedang merenungi semua perbuatannya pada Jungkook dia merasa sangat bersalah. Jimin yang waktu itu tak sengaja melihat Taehyung menghampirinya.
"Yak! Apa yang kau fikirkan tuan Kim?"
"Eoh Jim. Bukan apa apa."
"Memang sih aku dan kau tak sedekat dirimu dan Jungkook. Tapi,bukan berarti aku tak tau apa apa tentangmu."
"Kau benar. Aku memang tidak baik baik saja."
"Apa ini tentang Jungkook?"
"He em. Kau tau aku merasa jadi orang paling tak berguna di dunia ini. Aku selalu menyusahkannya. Membuatnya menanggung semua salahku. Menjadikannya tameng baja saat aku takut menghadapi musuh."
Helaan nafas dan sedikit isakan mulai terdengar dari lelaki berkulit tan itu.
"Aku merasa gagal menjadi hyungnya Jim. Harusnya aku yang melakukan semua itu,tapi apa aku justru semakin membebaninya."