Disinilah Jungkook sekarang,menggenggam erat tangan kurus dihadapannya sembari bibir terus merapalkan namanya. Ya, Kim Taehyung. Hanya nama itu yang ada di fikiran nya, dan hanya tubuh kurus itu yang setia di tatapnya semenjak 3 jam yang lalu.
Flashback on.
Tok..tok..tok..
Jimin membuka pintu hotelnya,memastikan siapa yang berani menganggu lamunannya ini.
"Kau..? Hah.. masuklah."
"Kau hanya sendiri hyung? Dimana yang lain?"
"Mungkin sedang berkemas. Kami akan pulang hari ini."
"Begitu ya hyung."
"Katakan ada apa kau kemari Jeon Jungkook?"
"Aku..aku memikirkan semuanya semalaman. Dan tidak ada jawaban selain menemuimu hyung."
"Apa maksudmu? Bicara yang jelas Kook."
"Aku ingin kau menceritakan semuannya hyung. Semua yang tidak aku ketahui,semua yang telah aku lewatkan hyung."
Jimin melempar ponselnya ke arah Jungkook.
"Konfirmasi keberangkatanmu ke Seoul hari ini. Yoongi hyung sudah memesan tiket untukmu."
"Tapi hyung.."
"Jika kau benar benar ingin tau,ikut kami pulang. Aku akan menceritakan semua di pesawat. Sesampainya di Seoul,kau bisa memutuskan apa yang akan kau lakukan Kook."
Jungkook tertegun,dia tak menyangka kakaknya masih memeperlakukan nya sebaik ini setelah semua yang dia lakukan.
Setelah mengemasi semua barang barangnya Jungkook segera menuju bandara untuk segera berangkat ke Korea. Sepanjang perjalanan di ke Seoul hanya terdengar suara Jimin yang bercerita panjang lebar tentang Taehyung pada Jungkook.Sesampainya di Incheon, mereka dijemput oleh manajer mereka. Kim Sejin yang notabene adalah manajer yang cukup dekat dengan mereka langsung memeluk Jungkook tatkala melihat anak itu keluar dari terminal kedatangan.
"Syukurlah kau baik baik saja Kookie. Rasanya aku ingin mati mencari mu selama ini. Maaf, semua itu terjadi karena aku. Harusnya aku menjemput kalian seperti biasa bukan justru meminta kalian pergi sendiri. Maaf."
"Sudahlah hyung."
Jungkook tak mampu berkata lebih banyak,dia merasa seperti anak yang kembali ke keluarganya.
"Oh iya,sebelum kalian datang pihak rumah sakit tadi menelpon. Mereka bilang tadi pagi Taehyung sempat kehilangan detak jantungnya selama 2detik,dan sampai sekarang belum ada perkembangan yang signifikan. Pihak rumah sakit juga mengatakan harapan Taehyung untuk sembuh hanya 2%."
Semua tercengang,Jimin bahkan sudah meneteskan air matanya.
"Sial. Lalu untuk apa kita disini? Ayo ke rumah sakit. Dan kau Tuan Jeon,jika hanya berniat mengacau aku sarankan tak usah ikut." Setelah berbicara demikian Yoongi segera menuju pintu keluar diikuti yang lain. satu tujuan mereka saat ini yaitu rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Jungkook segera menghampiri Taehyung dan memluk tubuh ringkih itu. Semua hanya bisa menyaksikan dalam kebisuan,setidaknya sampai detik ini mereka tau jika Taekook tidak mudah dipisahkan.
Flashback off.
Jungkook masih setia pada posisinya ketika Seokjin datang.
"Makanlah, sedari tadi kau belum makan apa apa."
"Nanti saja hyung,aku akan makan saat Tae hyung bangun."
"Jangan gila Kook,kita bahkan tidak tau kapan Taehyung akan bangun. Jika menyiksa dirimu sendiri."
"Ini belum seberapa dibanding dengan pengorbanan si bodoh ini hyung."
"Kook.."
"Harus nya dia mengatakan semua nya padaku hyung,bukan nya malah membuatku membencinya begitu. Hiks...aku menganggap diriku sahabat terdekat Tae hyung,tapi aku justru tidak bisa memahami tatapan terlukanya setiap kali marah padaku."
"Sudahlah Kook, semua sudah berlalu."
"Apa aku masih bisa memperbaiki semuanya hyung?"
"Tentu saja. Kami akan selalu mendukung mu.""Terimakasih hyung."
Jungkook kembali fokus pada Taehyung, entah kenapa rasanya begitu sesak melihat Taehyung seperti ini.
"Hei bodoh. Aku sudah disini,mau sampai kapan kau tidur? Kau tidak mau menyambutku eoh?"
Jungkook semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Taehyung. Menyalurkan kehangatan berharap Taehyung merasakan nya. Sampai sebuah pergerakan dari tangannya mampu membuyarkan lamunan Jungkook.
"Eeuunng"
"Tae hyung?!"
"Nuguseyo?"
"Ini aku hyung, Jeon Jungkook. Kau melupakan ku? Jahat sekali."
Taehyung meneteskan air matanya,tangan nya meraba udara. Mencari keberadaan sang adik yang selalu dirindukannya.
Matanya menatap kosong,membuat Jungkook semakin merasa prihatin."Aku disini hyung. Mulai hari ini dan seterusnya aku akan menjadi mata mu hyung. Aku akan menunjukkan padamu keindahan dunia yang tak pernah kita lihat sebelumnya hyung. Aku janji akan selalu ada disisimu hyung,tak peduli jika kau membenciku atau mengusirku. Aku akan tetap kembali padamu hyung."
"Kookie, mian. Mianhe. Aku..aku bersalah. Maafkan aku. Aku selalu merepotkanmu,menjadi beban untukmu. Maaf,maaf."
Greb.
Pelukan hangat yang diberikan Jungkook mampu membungkam Taehyung.
"Istirahatlah hyung,tidurlah lagi tapi jangan lupa untuk bangun karena ada aku yang selalu menunggumu disini."
Tbc.
Tbc.