Jungkook side pov
Pagi ini seperti biasa aku memulai hari ku dengan banyak aktifitas rumah tangga. Ya,rutinitas seperti ini sudah kujalani selama satu tahun terakhir. Tepatnya,setelah Tae hyung keluar dari rumah sakit tepat 1 bulan pasca operasinya waktu itu.
Pasca operasi yang dijalani Tae hyung waktu itu,3 hari setelahnya dia baru sadar dari koma nya. Seperti dugaan sebelumnya, Tae hyung mengalami amnesia yang sial nya bersifat permanen. Tae hyung benar benar terpuruk saat itu, dia bahkan menolak bertemu siapapun selama 1 minggu. Dia tidak mempercayai siapapun saat itu, sampai akhirnya dia mulai bisa menerima semuanya. Mengizinkan kami semua mengisi kembali lembaran kosong dalam hidupnya.
Tepat tiga hari setelah dia mengizinkan kami untuk kembali masuk dalam hidupnya,tiba tiba dia ingin bertemu denganku. Dia menggenggam erat tangan ku dan mengatakan kalau dia melihat ku dalam mimpinya. Dia meraba wajahku dan mengatakan "kau pasti setampan didalam mimpiku."
Aku hanya diam. Aku sadar dia pasti menyimpan banyak luka tentangku,bahkan saat dia tak mengingat apapun dia masih menunjukkan betapa sayangnya dia padaku. Sejak hari itu,aku tak pernah meninggalkannya. Aku menemaninya kemanapun dia mau,melakukan semua yang tidak bisa dia lakukan sendiri. Sampai akhirnya dia memutuskan keluar dari BTS begitu pun dengan ku,dan tak lama setelahnya BTS resmi bubar dengan alasan pribadi masing masing.Sebenarnya bukan tanpa alasan kami bubar. Dari awal BTS adalah 7 orang, tapi ketika Tae hyung menolak untuk tampil di depan kamera dengan keadaan seperti itu, kami semua sadar jika tidak ada yang bisa menggantikannya. Semenjak itu kami tak pernah lagi mengisi acara apapun,masing masing dari kami memilih untuk mencari jalan masing masing yang anehnya CEO kami mengizinkan. Setelah Tae hyung memutuskan hengkang kami tak ada pilihan lain selain mengikuti jejaknya. Kami semua sadar,dia adalah orang yang akan paling terluka jika kita memaksakan diri.
Setelah banyak nya kejadian yang kami lewati, aku memutuskan untuk merawat Tae hyung sampai dia mendapatkan pendonor mata. Hal itu aku lakukan karena aku ingin jadi orang pertama yang dia lihat saat mendapat mata baru nanti.
***
Pagi ini aku sedang menyiapkan sarapan untuk ku dan Tae hyung. Hari ini kami akan kerumah sakit untuk melakuakn check up rutin,sekaligus ingin memantau sejauh mana proses mendapatkan donor mata tersebut.
Setelah menyiapkan dua nasi goreng kimchi favorit kami berdua,aku segera melepas apron ku dan menuju kamar Tae hyung yang terletak tak jauh dari dapur.
Tuk..tuk..tuk..
Belum sempat aku mengetuk pintu,ku dengar suara tongkat milik Tae hyung dari arah taman belakang rumah. Aku sengaja memberikan tongkat untuknya,mengingat banyaknya barang yang ada dirumah. Jika tidak hati hati bisa menyebabkan dia terluka.
"Kau dari mana hyung? Aku baru akan memanggilmu untuk sarapan."
"Hehehe. Maaf Kook aku hanya menghirup udara segar saja."
"Yasudah kalau begitu ayo kita sarapan." Segera ku hampiri dan ku gandenga tangannya,tetapi tangan ku ditepis olehnya. Membuatku cukup terkejut.
"Jangan sentuh aku."
"Apa maksudmu hyung?" Aku semakin bingung.
"Karena.."
"Apa hyung? Aku sudah lapar jangan main main." Aku mulai kesal.
"Karena.. kau belum cuci tangan bisa bisa badan ku gatal gatal karena mu."
"Hyuuuuuuunnnnggg!!!"
Dia selalu saja begitu mengejekku dengan tipuannya, berkali kali tapi tetap saja aku tertipu seperti pagi ini.
"Hahahah tapi aku benar Kook."