Suasana hening menyelimuti ruang rawat Taehyung. Setelah kejadian dimana Taehyung yang tiba tiba pingsan di pelukan Namjoon membuat mereka kembali diselimuti rasa cemas. Jimin sudah bergabung dengan para hyungnya.
"Kau mau kemana Jim?" Suara Hoseok menginterupsi saat melihat Jimin hendak keluar.
"Mengangkat telpon sebentar Hyung," jawabnya sembari menggoyangkan handphone nya.
Ceklek."Bagaimana? Apa semua sudah beres?"
"....."
"Bagus. Segera hubungi aku jika ada perkembangan."
"...."
"Siapa yang menelpon?" Suara Yoongi menginterupsi kegiatan Jimin.
Segera Jimin menutup telponnya dengan wajah gugup.
"Bukan siapa siapa hyung. Hanya.. hanya teman kuliah saja."
"Kau tau, kau tidak pandai berbohong Jim." Jawab Yoongi kelewat santai sembari berlalu melewati Jimin.
"Kau mau kemana hyung?"
Yoongi tidak menjawab,dia hanya melambaikan tangan tanda perpisahan. Sepeninggal Yoongi, Jimin segera beranjak untuk kembali ke ruangan Taehyung. Baru beberapa langkah Jimin melihat semua hyungnya keluar ruangan.
"Kalian mau kemana hyung?"
"Kami harus kembali bekerja Jim, kau tau kan kalau Jin hyung harus menghadiri kelas akting nya, begitu pun dengan ku, Hoseok dan Yoongi. Ada lagu yang harus segera diselesaikan. Jadi bisakah kami menitip Taehyung padamu?" Namjoon menjelaskan panjang lebar.
"Aigoo. Sepertinya hanya aku yang tidak punya pekerjaan. Heheh. Tenang saja hyung aku akan menjaga Taetae dengan baik." Jawab Jimin mantab sembari membuat pose hormat.
Mereka hanya membalas dengan senyuman dan berlalu sembari menepuk pundak Jimin.
***
"Hyung. Tae hyung."
"Ck..mwo?"
"Kau masih marah padaku. Aku minta maaf hyung. Tapi, sungguh aku benar benar tidak tau kalau lagu itu akan di-"
"Berhentilah berpura pura baik tuan muda Jeon. Saat ini mood ku sedang buruk jadi sebaiknya menyingkirlah."
Jungkook menatap Taehyung sendu. Selalu seperti ini, setiap kali Jungkook ingin kembali mendekatkan hubungan nya dengan Tehyung ada ada saja masalahnya.
"Kali ini apa lgi yang terjadi Kookie?" Seokjin yang datang dari dapur dan tidak sengaja mendengar perseteruan mereka bertanya dengan apron yang masih menempel.
"Itu hyung lagu yang kemaren dinyanyikan oleh Tae hyung hari ini diberikan padaku hyung. Aku sudah berusaha menolaknya karena aku rasa lagu itu cocok untuk Tae hyung. Tapi.. hah.. kau lihat sendiri kan hyung"
BRAAKK!
"Mengadu saja kesana kemari dengan begitu semua orang akan tau betapa baiknya dirimu."
Taehyung berdiri dari sofa tempat duduknya setelah menggebrak meja,membuat Jin dan Jungkook terkejut. Jungkook tersadar dan segera mengejar Taehyung. Pintu lift yang di naiki Taehyung akan segera menutup, Jungkook tak menyerah dia terus berlari sampai tak sadar jika lantai licin menyebabkan dia tergelincir. Taehyung membulatkan matanya melihat kejadian itu. Dia ingin menolong tapi gengsinya lebih besar sampai akhirnya dia melihat lampu yang ada diatas Jungkook jatuh.
"Kookiie!!"
***
"Kookiie!!"Taehyung terbangun dengan peluh memenuhi seluruh tubuhnya. Jimin yang sedang duduk d sofa sembari memainkan handphone nya terkejut dan langsung menghampiri sahabatnya.
"Tae,gwenchana?"
"Jim,.Jim dimana Kookie? Aku.. aku mau bertemu dengan nya." Taehyung berujar panik sembari berusaha turun dari ranjangnya.
"Tae, kau masih belum sehat. Setelah kau sehat baru kita cari Kookie-"
"Cari? Apa maksudmu Jim? Apa Kookie hilang. Dia..dia baik baik saja kan Jim?"
Wajah Jimin memucat bagaimana bisa dia lupa kalau sampai detik ini Taehyung tidak tau keadaan Jungkook yang sebenarnya.
"Jika kau tidak mau menjawabnya. Tidak apa apa. Aku bisa mencarinya sendiri." Taehyung beranjak dari ranjangnya. Meninggalkan Jimin yang masih dalam mode blank nya.
Taehyung meraba raba sekitarnya sembari berjalan dengan susah payah. Darah yang berasal dari bekas infus yang dicabut paksa, itu menetes dilantai yang dilewati Taehyung.
"Tae, aku mohon jangan seperti ini. Tangan mu astaga.. kau harus segera di obati Tae. Kajja. Kita kembali ke kamarmu." Jimin mencoba untuk merayu Taehyung.
"Shireeo. Aku akan mencari Kookie. Aku.. aku tidak mau kembali, aku harus bertemu dengan Kookie,Jim." Taehyung mencoba melepaskan diri dari Jimin. Dia berhasil,berlari entah kemana meraba raba sekitar. Butiran bening telah jatuh sedari tadi membasahi pipi kurus itu.
Taehyung terus berjalan tanpa tau arah. Beberapa orang mencoba menghentikannya namun tenaga Taehyung tak bisa dianggap remeh. Sampai tibalah dia di ujung tangga menuju lantai dasar. Jimin yang mengejar sedari tadi terperanjat dan segera berlari.
"Kookie. Jebal bersuara lah. Aku..aku tidak bisa melihatmu lagi. Jadi tolong bersuaralah. Hiks." Taehyung menangis sembari terus merapalkan nama adik kesayangannya. Hingga tanpa dia sadari dia sudah berada di ujung tangga.
"Mungkin kau baru mau bertemu dengan ku saat aku tidur. Arra. Aku akan tidur yang lama Kookie."
Sedetik kemudian tubuh kurus itu terjatuh,menuruni tangga. Jimin yang melihat kejadian itu hanya bisa berlari lemas. Menghampiri tubuh yang sudah tidak berdaya itu.
"Tae, waeyo?"
"Ji..jim. U..uli..jima. Koo..kie hah a..akan me..menemui..ku.."
"Taehyung-ah!!!!"
Tbc.