CHAPTER 07

235 34 2
                                    


PART 7

Mengantar pulang mungkin memang bukan masalah bagi dinda iky dan marcel.tapi... apa kata orang lain nanti.seluruh kampus juga tau hubungan prince iky dan dinda.bisa banyak rumor yang akan tersebar nggak jelas.
" kita bicara di caffe aja cel kalo kamu mau bicara... aku nggak enak sama prince iky." Jawab dinda ... dia harus harus hati2 utk saat ini.atau beberapa orang yg sempat tidak suka dengan nya menggunakan kesempatan ini.dinda mulai bisa cerdas sekarang tidak senaif waktu masuk ke kampus ini.apa yang di hadapi nya bukan lagi anak2 sekolah yang labil tapi sudah kepada kelas kakap kalo dalam bahasa istilah nya.
" ok.... aku setuju princes..."
Kening dinda langsung mengerut dg sebutan itu.
" panggil aku dinda.... kenapa kamu memanggil aku princes..." dinda risih sekali di panggil seperti itu kecuali iky yang memanggil nya.
" kenapa risih... kamu kekasih prince iky .wajar saja aku memanggil mu princes..."
Ada perasaan tidak enak ketika percakapan ini berlangsung. Firasat tidak baik dinda kepada marcel begitu saja tiba2 muncul.
" panggil saja aku dinda" singkat dinda malas utk memperdebatkan hal kecil itu.

2 cangkir cappucino sudah di depan marcel dan dinda ..masing2 1 cangkir.
" apa yang mau kamu bilang cel"
Tanya dinda begitu penasaran apa yang ingin di katakan marcel sebenarnya.
Marcel mengangkat cappucino nya dan menyeruput nya sedikit.
" aku hanya mau mengucapkan selamat buat kamu dinda... atas hubungan kamu sama prince iky"
" itu saja.... kami baru berpacaran marcel... belum menikah"
Kesal dinda... jdi itu yang mau di ucapkan marcel.berarti alih2 mengantar pulang cuma alasan saja.apa yang di mau marcel.dinda curiga.
" masih pacaran... itu berarti masih bisa putus...."
Mata dinda memang langsung melotot ketika mendengar itu.kenapa sahabat iky bisa mengatakan hal seperti itu.apa marcel juga merasa dinda tidak pantas utk iky.
" permisi.... aku menyesal menyetujui ajakan kamu utk bicara... dan ternyata kamu cuma mendoakan aku cepat putus dri dia.kamu tidak usah melanjutkan kata2 kamu lagi...karna aku tau ujung dri pembicaraan ini kamu pasti akan menghina aku" amarah dinda meluap begitu saja. Benar kata prince iky segala nya akan menjadi tidak mudah.dinda menghela nafas nya.
" kenapa kamu begitu mudah tersulut emosi dinda??"
Marcel benar2 membuat nya geram... dinda malas menjawab.dinda memilih meninggal kan marcel dan berlalu begitu saja.
Marcel hanya sedikit tersenyum melihat kepergian dinda.

Dinda sudah di dalam mall.itu memang rencana nya sebelum pulang... dia mau membeli beberapa barang dan langsung menuju supermarket.
" kembali ke kampus ternyata tidak segampang yang aku pikirkan.... orang2 itu membuat aku streess..." curhat nya pada sebuah apel yang di pegang nya sebelum akhir nya masuk keranjang belanjaan nya.mau curhat sama siapa lagi.

Setelah selesai belanja dinda langsung pulang.ketika membereskan semua barang2 nya saja dia masih teringat dengan pengusiran iky terhadap nya.
" perfectionist atau apa tdi... bener2 nyebelin... bisa nggak sih nggak seketus itu" setitik air mata dinda jatuh.

Rizky nampak melamun.seperti nya sedang mengira2 apakah dinda sedang marah dengan nya atau tidak.jemarinya saling meremas satu sama lain.
" masuk...." kata iky begitu ruangan nya tdi di ketuk oleh seseorang.
" kamu memanggil aku??" Tanya al....
" tolong aku bawa ini kepda dinda al.... katakan pada nya aku minta maaf" iky menyerahkan sebuah coklat dengan hiasan pita.
" prince... kamu yakin aku yang harus memberi nya sama dinda??"
Iky mengangguk pasti.al pasti berfikiran seperti orang kebanyakan yang menjudge iky tidak gentle dengan hal itu.

**
Dinda mengetuk ruangan iky dengan wajah yang serba kesal.
" masuk..."
Dinda berjalan cepat menuju kearah rizky dan meletakkan kasar coklat pemberian dri al.
" apa susah nya sih minta maaf sendiri.... kamu mau nunjukin kaloo kamu punya banyak asisten... punya banyak orang suruhan utk bisa kamu perintah"
Dengan sekejap iky tau maksud dinda marah2.
" kamu yang salah" jawab iky singkat.
Dinda bener2 di buat kesal.
" aku sudah memperingat kan mu berkali2.... saat belajar piano nggak boleh ada yang melamun atau nggak konsentrasi...."
" tapi aku udah minta maaf.... aku juga nggak sengaja nglakuin itu.itu juga semua gara2 kamu" keluh dinda.
" gara2 aku??" Tanya heran iky.
" aku cuma nggak habis pikir aja...kamu suka banget ngejekin aku...aku cuma ingat itu waktu melamun.bukan melamun apa2"
" apa pun alasan nya... kamu tetap melamun.bagaimana kamu bisa kamu mewujudkan mimpi kamu utk mahir memainkan piano... kalo kamu masih berfikir lain saat belajar"
" sudah lah... aku malas berdebat dengan kamu....meminta maaf dengan di wakilkan ke orang lain juga bukan cara yg sopan" sindir dinda dan berbalik mau meninggal kan tempat itu.
Iky berdiri dari duduk nya... dan dalam sekejab dinda sudah merasakan diri nya di peluk iky dari belakang.
" aku minta maaf.... " bisik nya lirih di telinga dinda ... nafas iky bahkan membuat dinda merinding.desiran darah nya tersa hangat mengalir lebih cepat. "Lain kali jangan melamun.... aku lebih sensitif kalo sudah berhubungan dengan piano"
Dinda membalikkan badan nya.melepaskan diri dri pelukan iky.
" kamu nyebelin...." ucap manja dinda.
" aku harus berlaku adil utk semua.jadi aku di maafin atau tidak??" Tanya iky sekali lagi utk memastikan meskipun dia tau jawaban nya.
Dinda mengangguk mengiyakan.
" lalu ... apa yang kamu bicarakan sama marcel waktu di caffe??"
" kamu tau dri mana??" Kaget dinda seketika.
" pertanyya an kamu nggak penting.apa yang kalian bicarakan??" Seperti nya rizky mau dinda sendiri jujur apa yang mereka bicarakan.
" nggak ada.... dia cuma ngucapin selamat atas hubungan kita yang membaik" jawab dinda tidak mau memulai hal menjadi panas.
" cuma itu saja??"
Dinda mengangguk.
" biasa nya orang pacaran yang habis bertengkar kemudian baikan akan berpelukan dan saling bercium" dinda tau betul maksud iky.merasa geli sendiri ketika prince mengatakan hal itu.
" ruangan ini juga tidak akan pernah ada orang berani masuk...dan pasti cuma ada kita berdua" kata2 rizky membuat dinda makin nervous.perkataan nya semakin menjurus.
Dinda menggigit gigi bawah nya.
" cuma di kening aja... boleh Deh kamu cium aku" ucap dinda kemudian menggigit lagi bibir bawah nya.
" pelit banget.....cuma ini aja??" Iky mengelus kening dinda dengan ibu jari nya.
Dinda mengangguk polos.
Iky langsung mendaratkan ciuman itu ke kening dinda.melepasnya kemudian tersenyum.... dia mengulangi nya lagi... tapi di tempat lain... dia sudah mengecup bibir dinda.hanya sebentar.
" nggak tahan ya??" Goda dinda ... cukup membuat rona merah di pipi iky.
" dari pada kamu gigiti sendiri... bagus juga kalo aku yang bantu menggiggit" balasan iky cukup membuat dinda malu sendiri.
" dasar prince yang otak nya mesum" kata dinda langsung kabur.
" eh ... aku nggak mesum..." sedikit teriak iky tidak terima.
Dinda mecibir dri balik pintu dan langsung pergi.
Rizky tersenyum jengkel di buat nya. Princes nya semakin nakal dan menggemaskan.

**
Hari ini mungkin akan dinda lalui dengan semangat. Tidak ada bebban di pikiran nya.
Dinda senang hubungan nya dengan iky makin membaik. Perasaan yang dulu sudah hilang.kini dinda benar2 merasakan cinta itu.
" heh udik... ngapain loe senyum2 sendiri gitu. Gila loe" suara itu berhasil membuat dinda mendongakkan kepla nya yang tdi nya menunduk dan senyum2 gaje.
" yunita"Kaget dinda.
Yunita mendekatkan diri ke telinga dinda.
" jangan loe pikir gue udah nyerah ya.... sekali nggak pantes ya nggak pantes... loe itu nggak pantes sama prince iky.... nyadar lah woy..." bisikan yunita terdengar menaik di ujung nya
Dinda geram.status sosial lagi yang orang2 permasalah kan.bihong kalo ini tidak mengusik hati dinda karna itu memang satu kenyataan yang tidak bisa di pungkiri.
"Aku mau lewat..." itu saja yg keluar dri mulut dinda.
" eits... enak aja lu.... sampah kayak loe nggak cocok berada di tempat seperti ini.loe nyadar nggak sih.... loe itu udik.. kampungan.bisa2 nya loe masih bertahan disini.urat malu loe ada nggak sih" pedes... ya ... emang pedes banget.... tapi orang seperti yunita tidak segan berKata2 seperti itu.siapa yangbkampungan siapa yang di bilang kampungan .dinda menahan kekesalan nya di ubun2. Rasanya jauh seribu kali lebih enak menikmati hari bersama iky di bali di bandingkan masuk ke kampus ini.tapi memang mimpi itu sudah lewat... dinda harus kembali lagi ke kampus neraka nya .
° tahan dinda tahaaaannnn° pinta hati nya utk tenang.
"Yang penting gue bayar utk kuliah di sini... loe nggak usah capek2 ngurusin gue ... mau gue kayak sampah kek.... mau kayak belatung kek...bukan urusan loe"
Yunita nampak kesal dengan jawban dinda.tidak menyangka dinda akan berani membalas kata2 nya.

" billy.... selesaikan masalah dinda" perintah itu keluar dri mulut iky yang sedari tdi memperhatikan tingkah yunita dri seberang sana.
" ok prince..."

" ada apa yunita??" Sekejab saja suara itu sudah menggema di telinga dinda.
Dinda menoleh dan mengetahui kalo billy pasti akan menolong nya dri serbuat mulut mak lampir yg ada di hadapan nya.
Yunita nampak gugup.
Seperti nya yunita masih takut dan truama dg kejadian diri nya di scorsing.
" nggak apa2... gue cuma lagi ngpbrol aja sama dinda... ya kan dinda" tiba2 suara yunita di buat semanis mungkin di depan billy.
" iya .... ngobrol soal kripik pedas . ." Sahut dinda dengan senyum mengejek yunita.
" kripik pedas?? Ada2 saja kalian....tapi maaf yunita... gue pinjem dinda sebentar ya... gue Mau belajar piano dengan dinda.ngobrol kripik pedas nya bisa di lanjutkan kapan2 kan??"
" oh.... iya prince billy.... gue juga udah selesai ngobrol sma dinda...."nada yunita setengah terpatah2.
Dinda pergi dengan sedikit cibiran pada yunita.

" kamu kok ngajak aku belajar piano sih bill??" Tanya dinda yang udah di bawa billy masuk ke ruangan piano.
" nggak apa2. Kamu nggak ada kelas lagi kan??"
Dinda menggeleng.
" kamu coba main kan lagu ini dan hayati" pinta billy dg nada dewasa.
Dinda menuruti nya.
Billy memandangi dinda saat bermain piano.
Wajah gadis itu semakin lama semakin menarik di lihat. Semakin cantik.bahkan aura nya semakin mempesona.
Senyum tipis billy begitu reflect tersungging saat dia menyadari betapa kuat daya tarik dinda.

THE PRINCE LOVE 2Where stories live. Discover now