Hari ini ku up satu part aja ya, lagi susah ngebooster mood yang lagi down.
Doain aja semoga besok moodku membaik biar bisa up lagi, siapa tahu aja aku bisa kasih double up lagi...
Jihyo pov
Aku merasa kasihan saat melihat tubuhnya penuh luka
"Kamu tidak apa-apa kan?"
"Hmm"
"Pakai ini"
"Apa ini?"
"Roti tawar" kataku sambil mengoper pembalut ke tangannya
"Eyy jangan bohong, ini bukan makanan"
"Kamu sedang pendarahan kan?"
"Apa aku keguguran?" tanyanya dengan ekspresi aneh diwajahnya
Aku langsung memukul kepalanya keras
"Hya, melakukan yang pip~ saja aku tidak pernah bagaimana mungkin aku hamil!"
Dia ikut tertawa disampingku
"Apa?"
"Kamu ini memang cocok sekali dengan Chanie, dia juga menyebutnya pip~ seperti bunyi tv yang kehabisan siaran saja. Ini dipasang dimana?" dia mengangkat pembalut yang kuberikan padanya
"Apa kamu membawa celana dalam?"
"Tidak"
"Itu ditempel didalamnya"
"Oh..."
Aku kembali tersenyum saat aku teringat tadi waktu aku menemukannya
Dia hampir pingsan saat melihat darah keluar diantara kedua kakinya
"Apa aku akan mati?" katanya sambil memejamkan kedua matanya dan kembali membaringkan tubuhnya diatas lantai gudang
"Kook, bangun" kataku sambil menguncang tubuhnya pelan
"Apa aku sudah di surga? Eomma kamu dimana?" kata-katanya semakin melantur
"Hya!" teriakku sambil memukul kepalanya
Dia langsung bangun dan berkata
"Kenapa aku juga ada disurga, bukannya yang dipukuli tadi tubuh Jihyo bukan tubuhku ya?"
"Mau kupukul lagi?"
"Ampuni hamba paduka" katanya sambil berlutut dihadapanku
Ternyata dia tidaklah seburuk yang aku kira, ada satu sisi lain dirinya yang membuatku merasa lebih dekat dan nyaman berada disampingnya.
Aku mengantarnya pulang dengan bus, kami berbicara tentang banyak hal sambil menunggu bus jurusan kerumah datang
"Siapa perempuan bernama Jieun itu, ada hubungan apa antara kamu dengan dia?"
Wajahnya tiba-tiba berubah menjadi lebih serius
"Jangan tanya soal dia, aku tidak mau lagi mendengarkan namanya"
Aku menarik tangannya dan memeluknya
"Maaf"
Dia semakin menegelamkan kepalanya didadaku kemudian mulai menangis
"Aku benci jadi wanita, selalu saja mudah menangis padahal aku sedang tidak ingin mengeluarkan air mata"
Aku menghapus air matanya sambil tersenyum tipis
"Semoga saja kita cepat kembali ke tubuh kita" kataku yang sengaja mengalihkan pandanganku kearah lain karena saat ini ada rona merah diwajahku yang tidak bisa kusembunyikan
"Hyo..."
"Apa?"
"Apa kamu mau menjadi pacarku?"
"Bercanda" lanjutnya beberapa detik kemudian
"Kenapa wajahmu merah, kamu tidak suka padaku kan?" kali ini dia langsung berdiri dan menjauh saat tahu aku akan memukulnya
"Hish, Jungkook kembali kamu!"
*****
Aku masuk kedalam kamar dan merebahkan diriku diatas ranjang, entah kenapa tiba-tiba saja bayangan saat dia menciumku tadi kembali terlintas di otakku.
"Hish, pergi! Pergilah kamu!"
"Kamu mengusirku?" tanya seorang pria berwajah dingin yang sedang berada diambang pintu kamarku
"Bu...bukan, ngomong-ngomong siapa kamu?"
"Hya, Jeon Jungkook jangan pura-pura lupa padaku. Aku ini hyungmu satu-satunya"
"Hyung, hyungku yang mana?"
"Kamu ingin mati ya!" katanya sambil mendekat kearahku dan bersiap untuk memukulku
Aku langsung berlari dan keluar dari kamarku
"Kena kamu" katanya sambil mengunci tubuhku
"Hyung, ampun"
Dia mulai melonggarkan pelukannya padaku kemudian berkata
"Bagaimana kabarmu dengan appa?"
"Sebaiknya jangan tanya, aku malas menjawabnya"
Aku masih menatap lekat wajah pria dihadapanku sepertinya tidak asing tapi siapa? Aku rasa aku tidak mengenalnya
Ada yang bisa tebak siapa hyung si Jungkook gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Change (Jihyo x Jungkook) End
AcakTukar badan ya, kita lihat saja bagaimana jadinya? End 9 juni 2018