[5]

453 63 3
                                    

Minghao menggerakkan tubuhnya sesuai beat dari musik yg diputar oleh sicheng dari speaker musik diruangan mereka berada sekarang. Dengan motif sekalian mengenalkan lingkungan kampus pada minghao, sicheng membawa minghao untuk melatih tariannya di ruang practice kampus yg sekaligus juga merupakan ruang club performance.

Dan yg ia lakukan sekarang hanya mengawasi pemuda bersurai coklat tersebut menari. Sejauh ini sudah cukup baik, tidak sekaku seperti beberapa saat sebelumnya.

Ddrrrrrrrrrrttttt

Sicheng meraih ponselnya lalu mengangkat panggilan tersebut. Melirik sesaat pada minghao yg masih asik menari, sicheng rasa baik-baik saja untuk meninggalkan minghao sesaat diruang practice ini. Ia pun keluar untuk mengangkat panggilan tersebut.

=====
Falling Deep
=====

Jun tidak sempat membuka ataupun membaca satu artikel pun terkait XMH Corp. Ia langsung tertarik dengan gambar lain yg juga tertera pada layar ponselnya. Gambar sebuah topi. Tepat sekali. Jun memang sedang mencari tahu seperti apa bentuk topi yg akan ia cari.

[Visualisasi topi yg dimaksud]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Visualisasi topi yg dimaksud]

Jun meneliti gambar tersebut. Terlihat sama saja dengan topi pada umumnya tapi ada lambang (?) / gambar tertentu di topi tersebut yg sepertinya menjadi ciri khas dari benda itu.

Jun menghela napas. Ia sudah tahu seperti apa topi yg dimaksud. Bersyukur sekali orang itu menjelaskan cukup rinci tentang warna topi yg harus ia cari karna selain banyak warna, topi yg diproduksi oleh XMH Corp. Terbilang khusus karna setiap warna akan berbeda ciri khasnya. Entah itu di gambar topi atau sampai pada kaitan topi. Nah, sekarang tinggal mencarinya bukan? Tapi, topi hitam itu banyak yg memakai. Dan kalau begini, kenapa jun tidak membelinya saja? Tentu saja karna topi itu diproduksi di China. Kalau ingin membelinya sekarang berarti jun berbelanja barang impor (?) —ah sudahlah. Lebih baik jun mencari saja.

Tapi—mau mencari kemana?

Jun menghela napas lagi. Lelah berpikir, ia akhirnya hanya melangkahkan kedua kakinya menuju ruang club. Mungkin sehabis ini ia akan ke toko yg menjual topi. Ya, itu bisa mempermudahnya.

Didepan pintu ruang club performance, kedua kaki jun terhenti. Kedua alisnya berkedut heran. Suara musik terdengar dari dalam ruangan. Hari ini tidak ada jadwal latihan. Lusa baru akan mulai latihan kembali untuk club performance tapi siapa yg sudah latihan terlebih dahulu?

Siapapun yg ada didalam sana, jun penasaran siapa kamu. Jun membuka pintu dengan perlahan. Takutnya menganggu kegiatan orang yg—diduga sedang—berlatih didalam sana.

Terperangah ?

Ah—tidak. Bukan. Mungkin . . .

—Terpesona ?

Matanya menangkap sosok seseorang menggunakan pakaian training, kaos longgar berlengan tanggung dan topi yg menutupi hampir setengah dari wajahnya. Surai coklat yg keluar dari sela topi orang tersebut basah oleh keringat. Jangankan surai coklat pemuda tersebut, kaos longgar yg dipakainya saja sudah hampir basah seluruhnya. Jun mendadak merasakan kegugupan. Ia menelan salivanya dengan agak tersendat ditenggorokan. Ia langkahkan kakinya untuk mendekat.

"P-permisi ?"

Minghao terdiam. Gerakannya terhenti. Suara asing tertangkap telinganya—jelas bukan suara sicheng. Dengan napas yg terengah ia membalikkan badannya.

DEG

DEG

DEG

. . .

Jangan tanya detak jantung siapa. Karna baik Minghao maupun Jun, keduanya dapat merasakan dengan jelas bagaimana detak jantung mereka berdetak dengan tidak normal. Terasa kacau.

Minghao tahu siapa yg ada dihadapannya. Sangat tahu. Wen Junhui. Pemuda yg menjadi targetnya. Sekarang minghao bingung. Apa yg harus dia lakukan sebagai reaksi? Terkejut? berpura-pura tidak kenal lalu gelagapan dan permisi pergi? Menjelaskan siapa dia lalu mengajak pemuda dihadapannya ini berkenalan? Atau diam saja dan pergi tanpa berkata apapun? Ah, dari semua itu minghao berharap sicheng segera datang untuk membantunya dalam situasi ini. Walaupun ia tidak tahu sicheng kemana tapi minghao yakin gege-nya itu tidak pergi jauh dari sini.

Jun sendiri tengah berusaha untuk menenangkan detak jantungnya. Sial, detak jantungnya terlalu kacau untuk dapat dikontrol dengan cepat. Ditambah lagi pemuda dihadapannya terlihat begitu—Arrgghh. Lihat saja pemuda dihadapannya ini. Dengan tubuh yg berkeringat membuat kaos longgar yg dipakainya itu—hampir basah seluruhnya—menempel ditubuhnya dan mencetak tubuh ideal itu dengan tepat hingga membuat mata jun hampir selalu salah fokus. Belum lagi wajah pemuda dihadapannya ini yg juga nampak selaras dengan tubuhnya yg basah berkeringat itu. Wajah itu begitu menawan. Jun bisa lihat bagaimana wajah itu sangat imut namun juga sexy disaat bersamaan berkat keringat yg memenuhi wajahnya sekarang—walaupun topi yg dipakainya sedikit menutupi penglihatan jun akan wajahnya. Ah, sial. Fokus jun mulai sangat terganggu.

"A-apa yg k-kau lakukan disi-ni ?" tanya jun. Kegugupannya masih ada. Dan jun yakin itu tidak akan hilang dengan mudah. Jun ikut diam karna minghao yg juga diam tidak menjawab pertanyaannya. Namun dapat jun lihat bahwa pemuda itu mengerutkan keningnya.

Sedangkan minghao sendiri sedang mencerna apa yg dikatakan oleh jun. Kenapa agak sulit? Dan rasanya tadi ia dengar jun bertanya dengan terputus-putus jadi ia tidak mendengar pertanyaan jun dengan jelas. Ah, kenapa tiba-tiba pikirannya menjadi blank begini? Apa ini efek tegang yg merambat di perutnya? Ah, sial.

Minghao menyerah. Ia mengulum bibirnya dan menunjukkan wajah gugupnya. "S-sorry, I don't understand what y-you say,"

Minghao mengalihkan tatapannya setelah mengatakan hal tersebut. Persetan dengan apa yg pemuda dihadapannya ini pikirkan tentangnya. Toh ia memang tidak mengerti. Minghao tidak tahu saja kalau Jun bersusah payah untuk menelan air liurnya sejak pemuda manis china itu mengulum bibirnya. Ia bahkan tidak perduli dengan apa yg diucapkan oleh minghao. Ah, fokus jun benar-benar terganggu. Adakah dari kalian yg punya air putih? Jun kehilangan fokusnya.

Daritadi bahkan matanya tidak bisa lepas dari bibir pemuda manis dihadapannya. Arrggghh—kenapa bibir seorang pemuda bisa jadi sangat semenggoda itu?! Batin jun berteriak.

"Loh ? Hao ? Jun ?!"

Minghao sangat ingin sujud syukur begitu melihat sicheng datang. Dengan kedatangan sicheng dapat menolong minghao dari situasi sangat awkward ini. Sedangkan jun sangat berterima kasih karna berkat kedatangan sicheng ia bisa mengendalikan kembali fokusnya.

Tbc



Falling Deep [JunHao ft. Seventeen & NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang