cuman Selingan jadi ga berhubungan sama jalan cerita ini.
.
.
Sebagai seorang lelaki, jun tidak pernah merasa sehina ini. apa ini? kedua orangtuanya akan menjodohkannya dengan seorang lelaki pula? Hell!
apa yg kurang dari dirinya? ia pintar, mapan, tampan dan idaman. tapi kenapa ia malah dijodohkan dengan seorang lelaki?! astaga. ok, mohon diam sejenak. pikiran jun sedang kalut sekarang.
memang sih ia tipe idaman tapi maksudnya kan idaman para perempuan bukan idaman untuk para lelaki. jun mengusap kasar wajahnya lalu menjatuhkan tubuhnya kekasur. Jun rasa ia akan terkena stres yg kemudian akan merambat menjadi sebuah rasa depresi yg mana tahu bisa membuatnya memutuskan untuk bunuh diri karna perjodohannya dengan seorang lelaki ini.
drrrrrrtt drrrrrrtt
ponsel miliknya bergetar. jun meraih ponselnya lalu melihat sejenak siapa yg menelponnya. ah ternyata sang ayah. sepertinya beliau ingin bicara tentang perjodohan jun. Jun mengangkat panggilan tersebut.
"halo" sapanya.
"Jun, bisa kau bersiap sekarang? makan malamnya sudah dekat, nak"
jun menghela napas. benar juga. ia hampir melupakan waktu pertemuan keluarga untuk perjodohan sejenis ini. panggilan sudah berakhir dengan singkatnya.
Ok, pertama-tama. mari datang dan lihat siapa lelaki itu lalu dengarkan alasan orangtuanya kenapa menjodohkannya dengan seseorang yang punya batang yg sama dengannya.
jun mengambil handuknya. ia akan bersiap dengan dimulai dari mandi.
.
.
jun turun dari mobil dengan helaan napas yg panjang. ia masih merasa sangat kesal dengan keputusan sepihak tak masuk akal dari orangtuanya ini. Apa mungkin di zaman yang modern ini ada orang yang percaya dan akan melakukan sihir pada orangtuanya? yaaaaa siapa tau itu penyebab ia dijodohkan dengan sesama jenis begini 'kan? atau memang orangtuanya diguna-guna??? Ok, Stop It! C'mon Jun, berpikir masuk akal!
Jun mengesampingkan emosinya sejenak. Walau tidak pernah diinginkan, tapi ia tetap harus memberi kesan terbaik untuk pertemuan yang penting bukan? meski semarah apapun ia juga tidak pantas untuk membuat malu orangtuanya. lagipula interior dan segala macam yang dilihatnya dari restoran tempat pertemuan keluarga ini sangat mengesankan. Bergaya klasik eropa dengan sedikit sentuhan Chinese.
"Tuan Muda Wen." seorang pelayan membimbing jun menuju ruang VIP dilantai 3. Ok, jangan salahkan karna restoran ini mempunyai pelayanan ekstra untuk setiap tamu yang ekstra pula sehingga Ia yang merupakan salah satu orang ekstra harus dengan mau tak mau naik ke lantai tiga. dan tolong beri perhatian pada kalimat ini : Dengan tidak menggunakan lift melainkan tangga :)
Yup itu dia. terima kasih atas perhatian yang telah diberikan untuk kalimat yang diberitahu. Semoga saja Tuan Muda Wen itu tidak akan mengeluh lelah.
Pelayan membimbing jun menuju sebuah ruang makan tertutup restoran. pelayan tersebut menunduk sesaat lalu pergi dari hadapan jun. jun sendiri tidak terlalu peduli. Ia masih half (?) kalut.
Ok, Jun. Tarik napas lalu hembuskan. Nah, Ia siap.
Namun baru saja ingin mengetuk pintu ruangan dihadapannya, jun kembali menurunkan tanganya. tunggu! kenapa dadanya terasa berdebar secara tiba-tiba begini? Ah, ayo ulangi. tarik napas lalu hembuskan. Nah, kali ini ia sungguh siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Deep [JunHao ft. Seventeen & NCT]
FanfictionMinghao hanya ingin melampiaskan kebosanannya. Tapi sepertinya ia lupa kalau Hati tidak sesederhana kau mengucapkannya. Dan ya, Ia gagal. Karna sejak awal, ini memang rencana dari Sang Sepupu, Zhang Yixing. 2018© Falling Deep saling berkaitan deng...