3

694 40 0
                                    


Naruto mengucek matanya, dia bosan berada di kamar terus. Sejak tadi Sasuke mengantarnya pulang dan memberitahukan Sanae kalau dia pingsan tadi, Sanae jadi overprotektif pada Naruto. Ia tidak memperbolehkan Naruto bermain bersama rubah peliharaannya atau membantunya memasak makanan untuk makan malam. Kakaknya itu sangat khawatir dengan keadaan Naruto, jika saja ibu mereka masih ada, pasti ibu juga akan memperlakukan Naruto sama seperti Sanae.

Tapi, ibu sudah pergi meninggalkan mereka untuk selamanya sejak Naruto lahir. Sanae bercerita kalau saat ibu melahirkannya, ibu mengalami pendarahan yang sangat banyak sampai Kami-sama memanggil ibunya, kala itu Sanae sangat bingung harus apa. Untunglah nenek mereka, Uzumaki Mito mau mengurus Naruto dan dirinya.

"Naru-chan... ayo makan." Ucap Sanae sambil membawa nampan berisi sepiring makanan kesukaan Naruto dan segelas susu coklat hangat.

"Tidak mau!" Naruto merajuk.

"Ayolah, Naru-chan... aku membawa kyubi." Sanae menunjukkan seekor rubah kecil yang bertengger di kepalanya. "Kau hanya mau makan saat kyubi bersamamu kan? Jadi sekalian saja Kyubi ku bawa kesini."

"Kyu..." Suara khas Naruto membuat rubah kecil itu langsung melompat ke pelukan Naruto dan menggesek-gesekkan kepalanya di pipi Naruto. "Aku mau makan, nee."

"Akhirnya usahaku berhasil." Sanae duduk di samping Naruto. "Ayo buka mulutmu."

"Aku mau makan sendiri..." Naruto menyebunyikan wajahnya di tubuh kyubi.

"Baiklah... tapi jangan keluarkan lagi makanan itu ya," Sanae memberikan piring itu kepada Naruto sambil mengelus surai pirang Naruto.

"Ha'i." Naruto menerima piring itu sambil tersenyum riang, membuat hati Sanae kembali teriris. Senyuman itu... senyum yang selalu membuatnya teringat dengan ibu mereka.

Naruto makan dengan lahapnya di temani Sanae dan kyubi. Sesekali ia menyuapi kakak nya dengan penuh perhatian. Sanae memakan makanan yang di sodorkan oleh Naruto dengan hati yang semakin teriris. Di dalam Naruto ada sosok ibu mereka yang hangat dan selalu perhatian kepada putrinya, hanya saja yang membedakan keduanya adalah rambut Naruto yang kuning sementara rambut ibunya yang berwarna merah, ciri khas klan Uzumaki.

"Naru-chan... kau juga harus memakannya, jangan menyuapi aku terus." Sanae mengelus surai pirang adiknya.

"Aku sudah kenyang nee, jadi kau saja yang makan ya?"

Sanae menggeleng. "Apa kau ingin membuat aku bersedih karena makananmu yang tidak habis?"

Naruto menggeleng, lalu memakan makanannya yang hanya tinggal 2 suap. "Habis." Senyum bangga itu ia perlihatkan pada kakaknya setelah sisa makanan di piringnya ludas.

"Bagus... ini baru Naru-chanku yang paling kawaii." Sanae menempelkan hidungnya ke kening Naruto sekilas. "Minum ini, setelah itu aku akan memberikanmu hadiah."

Naruto menerima gelas itu dan meneguk isinya dengan 2 kali tegukan. "Mana hadiahku?"

"Tutup matamu dulu." Sanae mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya setelah Naruto memejamkan mata. Ia segera memakaikan kalung dengan bandul berbentuk hexagonal berwarna biru langit di leher Naruto. "Sekarang buka matamu dan berkacalah."

Naruto mulai membuka matanya dan beralih menatap kaca di salah satu pintu lemarinya. Ia melihat kalung hexagonal itu kini melingkar di lehernya. "Nee, ini bagus."

"Itu hadiah dari kaa-san, nee menemukannya di lemari kaa-san saat membersihkan kamarnya kemarin." Sanae tersenyum, tingkah Naruto kali ini mengingatkan dia saat dulu pertama kali dirinya memberikan kyubi pada Naruto saat ulang tahunnya yang ke-14.

"Arigatou..." Naruto memeluk Sanae seerat yang ia bisa. "Nee, kau punya foto kaa-san?"

"Aku punya." Sanae mengeluarkan dompet dari tas selempangnya dan membuka dompet itu. Di ambilnya foto seorang wanita bersurai merah menyala sedang berkebun dan menunjukkan senyum riangnya ke kamera.

"I-itu kaa-san?" Naruto menatap foto itu seksama. "Dia mirip denganmu, nee..."

"Tidak, menurutku dia lebih mirip denganmu. Kau menunjukkan kesamaan dengan semua sifat dari kaa-san."

"Benarkah?"

Sanae mengangguk, senyumnya menyiratkan luka dan kebahagiaan yang ia pendam sendirian selama ini agar Naruto tidak ikut terbebani oleh masalahnya.

"Nee..." Naruto memeluk Sanae lagi. "Aku janji, aku tidak akan meninggalkanmu... aku akan bersamamu selamanya."

"Naru-chan..." Sanae mengelus surai kuning itu. "Aku pun tak ingin kau meninggalkanku Naru-chan, cukup kaa-san yang pergi. Jangan kau juga... aku akan menjagamu sampai aku meninggalkan dunia ini nati, aku janji." Ucap Sanae dalam hati untuk dirinya sendiri.

.

.

.

TBC

Stay With(out) Me #Wattys2018 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang