4

560 31 0
                                        

Pria nanas itu memencet bel rumah yang berlambang Uzumaki di atas pintu rumahnya dengan gugup, ia takut penghuni rumah tidak suka akan kedatangannya. Ia bisa bernafas lega sekarang setelah mendengar suara seseorang menyahuti dari dalam rumah.

"Ah, Shikamaru..." Ucap perempuan bersurai merah itu dengan senyum ramahnya sesudah membuka pintu rumah. "Masuklah, Naru-chan di kamarnya."

"Arigatou, Sanae-nee." Ujar Shikamaru sedikit kikuk, ia tidak mengira kakak Naruto sangat ramah.

"Duduklah," Sanae mempersilahkan Shikamaru duduk saat mereka sudah berada di dalam rumah. "Aku ambilkan minum dulu."

"Jangan repot-repot, nee... aku hanya ingin menjemput Naru-chan."

"Oh ya? Memangnya kalian mau kemana?"

"Nee..." Naruto keluar dari kamarnya dengan senyum sumringah. Ia memakai dress tanpa lengan selutut berwarna merah, Naruto tetap terlihat cantik meskipun tanpa polesan make up apapun. "Aku pergi bersama Shika-kun dulu ya,"

"Pergi kemana?" Sanae menatap adiknya itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tidak biasanya Naruto memakai dress saat akan keluar, biasanya hanya memakai celana jeans dan jaket atau sweater, tanpa melupakan earphone yang sering melekat di telinganya untuk mendengarkan lagu. "Naruto-chan benar-benar menjadi perempuan akhirnya." Ucap Sanae dalam hati.

"Jalan-jalan." Naruto tersenyum riang.

"Adikku berubah menjadi perempuan tulen akhirnya..." Sanae menggelengkan kepala nya berkali-kali, ia begitu terpesona dengan aura kehangatan adik perempuannya sendiri. Pancaran kehangatan yang mirip dengan ibunya.

"Aku kan memang perempuan, nee!" Naruto menggembungkan pipinya, menyebabkan Shikamaru gemas dan menggigit bibir bawahnya gugup.

"Argh, kenapa kau begitu cantik hah? Kenapa bukan orang lain saja yang memiliki kecantikan sepertimu? Kenapa malah aku yang terjebak dalam romansa ini?

Matamu itu, entah kenapa di dalamnya aku hanya menemukan keputusasaan dan ketakut an yang dalam. Kenapa kau masih bisa tersenyum ketika duniamu yang semula normal berubah jadi neraka? Kenapa kau begitu menikmati hidupmu ini? Tolong katakan padaku, Naru-chan...

Aku bisa melihat senyum yang selalu kau gunakan untuk menutupi ketakutanmu itu. Kenapa kau bisa dengan mudahnya membohongi semua orang menggunakan senyummu? Apa kau punya rahasia atas itu semua? Tolong ceritakan padaku Naru-chan..." Kata Shikamaru dalam hati. Ia begitu mengagumi senyum Naruto yang sebenarnya hanya untuk menutupi semua perasaan yang ia rasakan.

"Shika-kun, kau mau disini dulu kah?" Naruto memandang Shikamaru yang tengah menunduk dalam.

"Kita jalan saja, bagaimana?"

"Baiklah. Aku pergi ya nee..." Naruto mencium pipi Sanae.

"Jangan pulang terlalu malam." Sanae mengelus pipi tan Naruto sebelum adiknya itu beranjak bersama Shikamaru keluar rumah. "Jaga dia, Shikamaru!" Ucapnya setengah berteriak.

"Siap, nee... Nee tenanglah, aku akan menjaganya." Shikamaru sedikit memiringkan kepalanya untuk menatap Sanae dan memberikan senyumnya, senyum yang hanya untuk orang-orang yang ia sayangi.

Naruto dan Shikamaru keluar dari halaman rumah Uzumaki sambil menyelami dunia mereka sendiri-sendiri. Naruto dengan kebahagiaannya sementara Shikamaru dengan semua ke gugupannya. Shikamaru membukakan pintu mobil untuk Naruto, Naruto yang di perlakukan bak putri oleh Shikamaru hanya bisa menunjukkan senyum hangatnya. Setelah memastikan Naruto telah masuk dan pintu mobil telah tertutup rapat, Shikamaru berjalan ke pintu mobil tempat kursi supir. Ia mendudukkan diri di kursi itu senyaman mungkin, lalu menutupi pintu mobil.

"Sudah pakai sabuk pengamanmu, Naru-chan?" Shikamaru melirik Naruto dari kaca spion tengah.

"Sudah, Shika-kun."

"Ngomong-ngomong, kau mau kemana dulu?" Tanya Shikamaru sambil melajukan mobilnya menyusuri jalanan yang lenggang itu.

"Terserah kau saja, kan kau yang mengajakku." Naruto tersenyum.

"Bagaimana kalau kita ke café yang baru di buka disini saja? Ku dengar café itu punya banyak menu makanan yang pasti kau suka."

"Baiklah, jika kau yang memintanya." Naruto menatap lurus keluar mobil. Ia melihat beberapa orang berlalu lalang di tengah keramaian jalan.

"Baiklah." Shikamaru mempercepat laju mobilnya agar ia bisa cepat sampai ke café yang di maksudnya tadi. Sambil mengemudi, ia menghidupkan radio di mobilnya dan memutar musik kesukaannya.

.

.

.

TBC

Stay With(out) Me #Wattys2018 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang