"Huh, berani-beraninya kau mencari perhatian di depan Sasuke-kun!" Perempuan pink itu menarik kerah seragam Naruto dengan kasar. "Apa maumu hah?"
"A-aku..." Bahu Naruto bergetar ketakutan. "Aku tidak mencari perhatian darinya... dialah yang memperhatikanku."
"Halah, itu alasanmu dobe!" Perempuan pirang yang berdiri di samping perempuan pink itu menunjuk Naruto dengan wajah sinisnya. "Mana ada maling yang ngaku!!"
"A-aku serius..." Naruto memundurkan tubuhnya selangkah dari perempuan-perempuan ganas itu.
"Jangan bohong!" Kali ini perempuan pink itu menjambat surai kuning Naruto dengan kasar, terlihat jelas raut kesakitan di wajah Naruto.
"Akh, s-sakit Sakura-chan... lepaskan, aku mohon..." Naruto berusaha melepaskan tangan yang sebenarnya lebih kecil dari ukuran tangannya itu, tapi cengkraman tangan itu semakin menguat saat Naruto hendak melepasnya. "Akh. To-tolong..."
"Cih, siapa yang akan menyelamatkanmu dobe?" Ujar Sakura dengan senyum sinisnya. "Shikamaru dan Sasuke tidak akan mendengarkan teriakanmu itu dobe! Sadarlah, kau hanya wanita S.A.M.P.A.H di sekolah ini!!" Sakura kembali menarik rambut Naruto dan membuat beberapa helai rambut Naruto rontok, Sakura juga menekankan kata sampah di depan wajah Naruto.
"Sekarang apa yang bisa kau lakukan wanita L.E.M.A.H!?" Perempuan bersurai pirang itu berkacak pinggang.
Naruto hanya bisa mengepalkan tangannya penuh amarah dan menunggu sampai 2 perempuan itu mencapai kepuasannya. "Aku bukan wanita lemah!"
"Kalau bukan wanita lemah kenapa kau tidak melawan hah?" Perempuan pirang itu mengelus pipi Naruto kasar lalu menampar Naruto.
"Ino-chan!!!" Gemeletuk gigi Naruto terdengar sangat jelas di dalam gudang itu. "Aku masih bisa memaafkan kalian sebelum ini!! Tapi kali ini tidak!!!"
Naruto melepaskan tangan Sakura dengan kasar dan menampar Ino balik. Senyum kecutnya mengembang.
"Berani-beraninya kau dobe!!" Ino menunjukkan wajah marahnya.
"Tentu saja aku berani pig! Aku tidak akan main tangan sebelum kalian main tangan!" Naruto mencengkram tangan Sakura yang akan melayang ke dadanya. "Kau mau macam-macam dengan preman ini, Nona Haruno?" Naruto memeluntir tangan Sakura masih dengan senyum kecutnya.
"Akh, lepaskan Naruto!!" Bentak Sakura.
"Kalau aku tidak mau bagaimana?" Naruto tersenyum sinis. "Tetap disitu, kau mau ku habisi juga nona Yamanaka!?"
"Sh*t! Lepaskan dia dobe!" Ino mendelik kesal.
"Areee~ Aku akan melepaskan dia." Naruto melepaskan tangannya dari tangan Sakura dan memutar bola matanya memandang sudut gudang.
"Ayo kita lari! Dia liar!" Bisik Ino pada Sakura di sahuti anggukan pelan dari Sakura. Mereka berdua berjalan pelan sampai di depan Naruto, lalu berlari setelah mendapat tatapan dari Naruto.
"Dasar..." Naruto menggelengkan kepala berkali-kali sambil berjalan meninggalkan gudang sekolah.
Naruto menatap sekeliling saat berjalan di lorong itu, berusaha mencari 2 sosok pria kesayangannya. Di sepanjangjalan ia tidak melihat siapapun, disana sepi. Mungkin karena ini sudah pukul 3 sore dan sebentar lagi sekolah akan pulang.
"Naru-chan!" Suara itu membuat Naruto berbalik, ia melihat seorang pria bersurai merah gelap berdiri di belakangnya sambil tersenyum ramah.
"A-anda siapa? Tahu nama saya darimana? Sedang apa disini?"
"Oh ya, perkenalkan." Pria itu menjabat tangan Naruto. "Saya Sabaku no Gaara. Saya sedang melakukan praktek kerja dokter di Tokyo, dan saya mendapat tugas di sekolah ini. Saya mengetahui namamu dari teman dekatmu."
"Gomen atas kelancangan saya, Gaara-san." Naruto sedikit membungkuk.
"Ahaha, tidak apa Naru-chan..." Gaara menggosok bahunya gugup. "Ngomong-ngomong kau mau kemana?"
"Aku ingin kembali ke kelas, Gaara-san." Naruto tersenyum, ia tidak menyadari air mata keluar dari sudut matanya.
DEG!
"S-senyuman itu..." Ucap Gaara pelan. "Kenapa senyuman itu seakan palsu? Kenapa aku melihat luka di dalam senyum itu? Apa ada sesuatu yang dia sembunyikan lagi dari kakak dan teman-temannya?" Lanjutnya dalam hati.
"Ada apa Gaara-san?"
Gaara menggeleng sambil tersenyum. "Mau ku antar sampai kelasmu Naru-chan? UKS dan kelasmu kan searah..."
"Hm, boleh. Arigatou Gaara-san." Jawab Naruto riang.
Naruto menggandeng tangan Gaara dan berjalan agak cepat. Ia takut kelas sudah selesai sebelum dia sampai. Naruto mempercepat langkahnya sambil terus melihat jam tangannya. Sementara di belakang Gaara hanya menatap tubuh mungil Naruto dan membiarkan tubuhnya di tarik. Gaara baru menyadari kalau Naruto itu mencerminkan sebagian sifat ibunya,Gaara jadi merindukan ibunya saat ia bersama dengan perempuan kuning ini.
"Naru-chan?" Gaara berhenti.
"Ada apa Gaara-san?" Naruto menatap Gaara dengan tatapan bingung.
"Boleh aku memelukmu?" Tanya Gaara ragu.
"Hah?"
Cukup dengan 1 kata jawaban itu Gaara langsung memeluk Naruto. Ia benar-benar merasakan aura kasih milik ibunya di pelukan Naruto. Gaara kini kembali merasakan sentuhan ibunya yang tidak pernah ia rasakan, sama seperti Naruto.
Naruto hanya bisa mengelus surai merah itu sambil tersenyum tipis. Dari sudut matanya air mata itu keluar, membasahi pipi Naruto dan jatuh di surai Gaara. Ia tidak menyangka masih ada yang membutuhkannya bahkan saat dia sangat rapuh sekarang.
"Maaf ya Naru-chan, aku tiba-tiba memelukmu. Aku sedang merindukan ibuku..." Gaara membenamkan wajahnya di tengkuk Naruto. Aroma citrus itu membuatnya sedikit lebih tenang sekarang.
"Tidak apa Gaara-san... kalau aku boleh tahu, ibu anda kemana?"
"Ibuku sudah tiada."
"Ya Tuhan... maafkan aku Gaara-san, aku tidak tahu." Naruto mengelus surai merah gelap itu dengan tatapan menyesal.
"Jangan meminta maaf Naru-chan... justru karena dirimulah aku dapat merasakan pelukan seperti saat terakhir ibuku memelukku." Gaara melepas pelukannya dan menyeka air mata sambil tersenyum tipis.
"Gaara-san..." Naruto tersenyum, ia menarik Gaara ke dalam pelukannya dan mengelus surai itu dengan lembut. Ia merasa senasib dengan Gaara, itu sebabnya dia tidak ingin pria panda di depannya ini menangis karena merindukan ibunya.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With(out) Me #Wattys2018 [END]
Saggistica"Aku harus pergi, maafkan aku jika aku pernah melukai hati atau fisikmu dan yang lain... jangan bersedih karenaku, aku menyayangi kalian semua.." . . . (inspired by the true story with the name change of the story owner to the name of the anime char...