6

483 29 0
                                        

Shikamaru mengguncang bahu Naruto. Ia sangat kalut hingga sebuah suara barithone yang khas mengagetkannya. Shikamaru mendongak ke sumber suara itu.

"Shika, kenapa dengan perempuan ini?" Pria bersurai merah berpakaian dokter itu meng hampiri Shikamaru yang kalut.

"D-dia pingsan, Gaara-san." Bahu Shikamaru bergetar.

"Ayo bawa dia ke atas, di sana ada kamar. Akan ku obati dia disana." Perintah Gaara.

Dengan segera Shikamaru berjalan ke ruangan yang di tunjuk Gaara. Ia tidak mengindahkan pakaiannya yang penuh darah dan tatapan heran dari semua orang di sekitarnya. Yang terpenting Narutonya sekarang bisa di obati. Ia membuka pintu ruangan itu dengan kakinya, lalu berjalan masuk ke kamar berukuran 7x7 m itu. Ia menidurkan Naruto di ranjang king size sebelum mengecup kening Naruto masih dengan tubuhnya yang bergetar menahan tangis.

"Gaara-san, tolong obati dia. Aku tidak ingin kehilangan dirinya." Pinta Shikamaru pada Gaara.

"Tenanglah, aku akan berusaha." Gaara memasangkan selang infus ke punggung tangan kanan Naruto dan alat pacu jantung ke dada Naruto, dada perempuan itu tidak seperti perempuan lainnya. Dada Naruto datar, membuat Gaara bisa sedikit lega karena tidak melihat 'pemandangan' itu. "Detak jantungnya lemah, apa dia memiliki riwayat penyakit kronis?" Gaara memandang Shikamaru yang terus saja gusar di sofa kamar itu.

"I-iya, dia memiliki kanker otak stadium 3 dan jantung lemah." Shikamaru menunduk, ia tidak berani menatap mata panda milik Gaara.

"Ya Tuhan," Gaara memandang wajah damai Naruto dengan tatapan sedihnya, ia tidak menyangka perempuan secantik Naruto bisa mengidap penyakit yang berbahaya itu. "Semoga Kami-sama masih melindunginya. Apa dia tinggal bersama keluarganya?"

"Iya, dia tinggal dengan kakaknya."

"Apa kakaknya tahu kondisi perempuan ini?" Tanya Gaara sambil terus berusaha menangani keadaan Naruto. Keadaannya memang tidak begitu kritis untuk saat ini, tapi ia masih memerlukan penanganan.

"Tidak."

"Kenapa kau tidak memberitahukan kondisi perempuan ini pada kakaknya?"

"Aku akan di hajar Naruto-chan jika aku membocorkan rahasia ini ke siapapun, termasuk kakaknya."

"Jadi namanya Naruto..." Ujar Gaara dalam hati sambil mengelus pipi tan Naruto sebentar sebelum melanjutkan pengobatan. Kali ini ia menyalurkan chakra di tangannya agar energi Naruto kembali pulih. "Dia terhlihat seperti perempuan yang kuat ya?"

"Iya. Dia selalu berusaha terlihat kuat di depan semua orang termasuk Uchiha Sasuke itu, laki-laki yang selama ini dia kagumi. Kau tahu? Dia pernah menghajar sekelompok anak nakal di sekolah hanya untuk melindungi Sasuke yang sedang sakit saat itu," Shikamaru bernostalgia tentang sifat Naruto yang tomboy sambil tersenyum miris, ia masih ingat waktu itu dia sangat kagum melihat Naruto bertarung sendirian melawan 10 orang. "Dia juga pernah di lukai oleh Sakura dan Ino karena mereka cemburu Naruto bisa lebih dekat Sasuke.

Dan sejak saat itu... Naruto sering mengeluh kepalanya sakit, sampai suatu hari dia pingsan dengan hidung mimisan, aku masih ingat saat itu darah yang mengalir dari hidung Naruto sangat banyak, hampir setengah bagian seragamku dipenuhi darahnya. Aku benar-benar bingung sekaligus khawatir pada keadaanya. Sejak di vonis mengidap kanker otak stadium 3 sampai sekarang, hanya aku, dia, Shizune-san, dan Kami-sama yang tahu.. sekarang kau juga tahu, tolong rahasiakan ini semua ya."

"Baiklah jika kau yang menyuruhnya."Gaara tersenyum tipis. "Biarkan dia beristirahat dulu disini untuk beberapa jam, aku akan membuatkan resep untuk mengurangi rasa sakit di kepalanya."

"Naru-chan!!!" Seorang pria membuka pintu kamar itu dengan kasar. Rambutnya yang berantakan dan kantung mata menghiasi wajah tampannya.

"Kenapa kau disini? Bukankah kau sedang berkencan dengan gadis Haruno itu?" Shikamaru berdiri sambil berkacak pinggang dan memandang pria itu sinis.

"Tolonglah, Shika... untuk kali ini saja jangan larang aku bertemu dengannya."

"Aku tidak melarangmu, temuilah dia teme." Jawab Shikamaru masih menunjukkan wajah sinisnya.

Sasuke setengah berlari ke tempat Naruto di baringkan. Ia duduk di samping Naruto, lalu menggenggam tangan kiri Naruto erat. Setelah itu ia menangis sambil mencium tangan kiri Naruto.

"Maafkan aku Naru-chan... aku salah hanya menganggapmu sebagai sahabatku. Kenapa aku jadi sebodoh itu tidak mengerti perasaanmu? Maaf aku membuatmu terluka... maafkan aku yang tidak pernah berusaha menjagamu, maafkan aku membiarkanmu tenggelam dalam lukamu sendiri. Maafkan aku..."

"Cih,baru sadar kau dengan kesalahanmu hah?" Maki Shikamaru dalam hati, ia masih memandang sinis pada Sasuke.

Naruto Pov

"Tempat apa ini? Bukankah tadi aku bersama Shika-kun di café? Kenapa aku malah ada di taman yang sangat indah ini?" Ku edarkan pandanganku ke sekeliling taman itu, aku begitu tertarik dengan suasana taman ini, tentram dan damai. Aku yakin, siapapun yang melihat taman ini, dia tidak akan mau disuruh keluar dari area taman.

"Naru-chan..." Suara yang lembut itu membuatku berbalik ke belakang, ke sumber suaranya.Ku lihat seorang wanita dengan surai merah serta dress putih panjangnya. Ia tersenyum hangat padaku . "Akhirnya kaa-san dapat melihatmu."

"Kaa-san?" Aku merasa mataku mulai memanas, wanita ini kaa-sanku? Benarkah?

"Sini, peluk kaa-san." Kaa-san merentangkan tangannya untuk menerima tubuhku.

"Kaa-san..." Aku memeluk kaa-san dengan erat. Akhirnya, setelah 18 tahun aku bisa melihat kaa-san kembali. Aku tak pernah menyangka bisa bertemu kaa-san. Tangan hangatnya mengelus kepalaku.

"Ngomong-ngomong, kau sedang apa disini? Apa kau begitu merindukan kaa-san sampai masuk ke alam ini?" Kaa-san meletakkan dagunya di puncak kepalaku sembari tangannya masih mengelus kepalaku. Entah kenapa rasa sakit itu tiba-tiba lenyap saat aku berada dalam pelukan kaa-san.

Pertanyaan dari kaa-san tidak ku jawab, aku terus merasakan sentuhan kasih sayang itu dengan mata terpejam. Aku merasa sakit itu telah lenyap dari diriku setelah aku bersama kaa-san.

"Naru-chan, kau dengar suara itu kan? Suara itu menyuruhmu kembali... apa kau tidak ingin kembali sekarang?"

"Aku tidak ingin kembali,"

"Kenapa?"

"Jika nanti aku kembali, maka aku tidak akan pernah bertemu kaa-san lagi."

"Kau masih bisa bertemu kaa-san Naru-chan..." Kaa-san tersenyum, "Jika kau ingin bertemu dengan kaa-san atau mengetahui rahasia lain, kau tinggal memasukkan bandul kalung mu ke dalam laci di bawah tempat tidur kaa-san. Jaa Naru-chan~"

Cahaya putih yang menyilaukan mata membuatku harus menyipit. Ku lihat bayangan kaa-san mulai menipis, hingga akhirnya cahaya itu menghilangkan kaa-san dari pandanganku dan mengembalikanku pada suatu masa...

Naruto Pov End

.

.

.

TBC

Stay With(out) Me #Wattys2018 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang