When We First Met

62 7 1
                                    

[ 22:50 | 6 tahun yang lalu ]

Megan sedang duduk termenung di cafe yang sudah ia datangi dari dua jam yang lalu, memerhatikan orang yang sedang bernyanyi di atas panggung kecil kesukaannya. Ia tidak pernah melihatnya berdiri di panggung itu yang berarti ini adalah kali pertamanya ia bertemu dengan lelaki itu. Setelah lelaki itu turun dari panggung, ia langsung menghampiri Megan.

"Apa ada yang salah denganku?" Megan langsung menoleh ke sumber suara,

"Kau berbicara denganku?"

"Seperti di cafe ini ada orang lain saja." Megan memang menganggap cafe ini rumah keduanya, ia bahkan terkadang menginap disini. Jadi, tidak heran jika ia orang terakhir yang ada di cafe ini.

"Maaf, aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Kau orang baru?"

"Iya, aku baru melamar untuk kerja di cafe ini tadi siang." ucap lelaki itu sambil menarik kursi di depan Megan,

"Aku Samuel Reynand, dan kau?" Samuel mengulurkan tangannya

"Megan Hunt." Megan menerima uluran tangan Samuel dengan senang hati,

"Sepertinya kita seumuran, El."

Samuel mengangkat alisnya, "Dibanding Sam kau lebih memilih El, huh?"

Megan mengangguk mantap, "Suaramu bagus, El. Cafe pasti menerimamu."

"Aku tidak melamar jadi penyanyi cafe, Meg. Aku hanya melamar menjadi pelayan disini."

"Apa kau bercanda? Suaramu bagus, El. Aku bahkan sangat ingin mempunyai suara sepertimu."

"Ingin menjadi perempuan bersuara bass, huh?" Samuel menahan tawanya yang sebentar lagi akan meledak ketika melihat raut wajah Megan.

"Kau menyebalkan!!!" Megan memukul pelan tangan Samuel,

"Jika tidak menyebalkan bukan Samuel Reynand namanya, honey."

Kata terakhir Samuel menyebabkan semburat merah muncul di wajah Megan,

"Kau lucu ketika blushing seperti itu." tawa Samuel langsung meledak seketika,

"Tidak lucu, El." Megan langsung menutupi mukanya dengan kedua tangannya.

"Jangan ditutupi, aku tidak mau melewatkan sedetikpun dengan tidak menatap wajahmu."

"Selain menyebalkan kau juga sangat player, huh? Sudah berapa banyak perempuan yang termakan mulut buayamu itu?" Megan melepaskan tangannya dari mukanya dan menatap Samuel jengkel,

"Apa kau cemburu, nona?"

"Tidak sama sekali, tuan." Megan mengatakan dengan penekanan di setiap katanya.

Dan malam itu mereka lewati dengan canda tawa, Samuel yang terus-terusan menggoda Megan, obrolan tidak penting, Megan yang jengkel dengan Samuel, berbicara serius tentang musik, dan masih banyak lagi yang tidak akan selesai jika harus dituliskan di sini. Malam itu keduanya tertawa seperti tidak ada beban, sesederhana itu.

Sudah 3 tahun sejak mereka bertemu untuk yang pertama kali, tidak banyak yang berubah. Faktanya, mereka masih sering bertukar tawa di cafe yang sama selama 3 tahun ini, mereka menghabiskan waktu bersama sejak saat itu. Samuel selalu ada di sana ketika Megan bernyanyi di panggung kecil cafe kesukaannya di depan banyak orang tentunya, Megan selalu ada di sana ketika Samuel bernyanyi di depan panggung cafe tanpa pengunjung. Mereka saling menjadikan satu sama lain sandaran ketika sedang berkeluh kesah, tidak sedikit kenangan yang mereka ukir selama 3 tahun belakangan ini.

[ 18:00 | 3 tahun setelah mereka bertemu untuk yang pertama kali ]

I Like Me Better - Lauv

Till I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang