Life goes on... with or without you.
—Reyna menyusuri koridor lantai 2 kampusnya. Hanya ada satu hal yang ada dipikiran Reyna saat ini.
Aku harus menemuinya sekarang juga.
Reyna tadi segera bergegas menuju Ruang TI-233 setelah mendapat kabar dari Ziel kalau orang yang ia cari cari ada disana.
Reyna pun tiba didepan pintu Ruang TI-233. Namun ia tak melangkahkan kakinya masuk. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini tapi entah kenapa kakinya sangat berat melangkah masuk ke ruangan itu.
Reyna takut.
Reyna takut ketika ia masuk, bukannya malah mengembalikan topi, malah perasaannya yang kembali.
Ya walaupun sebenarnya perasaan itu belum benar benar hilang.
Ia takut berinteraksi dengan "orang itu" hanya akan membuka kembali lubang yang sudah ia tutup dalam dalam.Ya disinilah Reyna berdiri, seperti orang ling-lung yang kehilangan arah.
Tibatiba suara knop pintu terdengar, dan memperlihatkan seorang laki laki keluar. Jjantung Reyna berdegup sangat kencang bahkan sampai membuatnya mengatupkan matanya beberapa detik karna tidak berani melihat seolah ia sedang menonton film Horror."Hey Rey, sendirian aja nih.. ngapain?" tanya laki laki itu yang membuat Reyna bernafas lega ketika melihat siapa yang keluar dari pintu itu.
"Eh, eng—enggakk Co.. gu—gue tadi kebetulan lewat aja kok" jawab Reyna sedikit gelagapan.
Marco pun berdeham singkat seolah merasa ada yang janggal dari tingkah Reyna yang seperti orang yg sedang berbohong.
Ya memang Reyna sedang berbohong.
Marco pun tidak memperdulikan hal itu dan lamgsung membuka topik pembicaraan lain."Rey, temenin gue makan yok. Gue pengen makan bakso depan kampus nih. Kan elo kemaren yang ngenalin tuh bakso ke gue. Enak banget dah rasanya suer gue sampe ketagihan."
Melihat Marco yang ternyata tidak perduli dengan jawabannya tadi membuat Reyna bernapas lega.Tiba tiba Reyna terpikir untuk mengurungkan niatnya mengembalikan topi itu kepada pemiliknya. Ia masih tidak yakin untuk bertemu "dia" sekarang. Karena tidak tau harus berbuat apa lagi akhirnya Reyna meng-iya kan ajakan Marco, ya itung itung siapatau enaknya bakso bisa bantu dia ngilangin si pemilik topi itu dari pikirannya. Walaupun mungkin cuma sesaat.
Reyna akhirnya memasukkan kembali topi yang sedang ia pegang kedalam tas ranselnya dan memutuskan untuk mengembalikan topi itu nanti nanti saja."Boleh deh boleh, eh tapi gue ada kelas 2 jam lagi, sempat gak tuh?" Balas Reyna
"Halah, elu mah Rey makan paling 10 menit doang, lo kan rakusss" jawab Marco sambil mencolek dagu Reyna dan tertawa setelah melihat ekspresi Reyna yang sedang cemberut.
"Ih nyebelin deh lo, gak jadi ah.. gue males makan sama lo. Makan noh sana sama orang lain" bentak Reyna yang langsung menghentakkan kaki nya lalu berjalan kearah yg berlawanan dengan Marco. Namun usaha itu gagal karna ternyata Marco menahan tangan Reyna dengan kuat."Kali ini gue yang traktir, yakin mau nolak????"
Marco menggoda Reyna sambil menaik turun kan alisnya yang tebal itu.Reyna diam.
Cukup lama sampai akhirnya Reyna berteriak
"BAKSOOO IM COMING"Reyna langsung berlari keluar gedung kampus seperti anak kecil sedangkan Marco masih terdiam ditempat sambil memperhatikan Reyna ..
"Coba aja kemaren gue yang lebih deluan deketin lo Rey dibanding dia.. "
Lanjuttttt?
Nih dikasih visualnya Reyna lagi ngebayangin ditraktir makan bakso