Marco terdiam melihat gadis yang sedang makan didepannya saat ini.
Gadis itu makan seperti sedang mengikuti kontes Siapa cepat dia yang menang.
Dia terlihat makan dengan emosi yang penuh di kepalanya. Bahkan ketika menusukkan garpunya ke bakso dia terlihat seperti membayangkan sedang menusuk seseorang dengan garpu itu.Marco yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam dengan perasaan gelisah karena takut akan berakhir ditusuk oleh seorang gadis cantik yang ada dihadapannya ini.
Oke, ini menjadi pelajaran bagi Marco untuk tidak membawa siapapun makan sebelum menanyakan bagaimana keadaan mereka hari ini.Marco merasa Reyna sedang mengalami hal yang sangat menyulitkannya. Hanya saja Marco tidak berani untuk bertanya dan malah berakhir diamuk oleh gadis galak didepannya ini. Jadi Marco memutuskan untuk diam saja sambil memakan bakso yang ada dihadapannya dengan napsu yang sudah sangat berkurang dibanding sebelumnya.
Benar saja di menit ke 10 mereka makan, Reyna sudah selesai menghabiskan baksonya. Marco sampai menelan ludahnya sendiri ketika melihat Reyna dapat menghabiskan baksonya dalam waktu secepat itu.
"Rey, gue speechless.. lo mau balik sekarang Rey? Ayo gue anter, gue ganapsu makan lagi sumpa dah"
Reyna menaikkan 1 alisnya seolah bingung dengan tingkah Marco yang menurutnya sangat aneh. Padahal dialah yang sebenarnya pantas diberi kata "aneh" sekarang ini."Co, lo bilang tadi pengen makan disini. Lah tiba disini lo makannya malah kayak mau gamau gitu. Malah masih banyak lagi tuh bakso, eh lo nya udah ngajak balik aja.. lo sebenarnya ngapa sih" Reyna terlihat sangat bingung dengan sikap aneh Marco yang sangat mendadak ini.
"Ya gimana gue ga ngajak lo balik, lah elo aja makannya kayak orang kesetanan gitu Rey. Gue aja sampe ganapsu makan liat cara lo makan barusan" balas Marco tak kalah ketus.
"Yah elah, kan elo sendiri yang bilang gue biasa makan 10 menit. Nih nih liat jam gue, pas pas 10 menit loh Co. Hebat kan gue? Reyna Agatha gitulohhh" jawab Reyna sambil menaik turunkan alisnya berulang ulang dan menunjukan senyum smirk ala Reyna.
"Iya deh serah lo Rey, gue mah ampun. Kenyang gue liat lo. Yauda yok balik Rey gue anterin, gue juga kebetulan ada yang ketinggalan dikelas, sekalian ngambil deh gue kekampus" jawab Marco
"Yeay, yakin nih lo dah kenyang?" tanya Reyna sekali lagi untuk memastikan.
"Iya Rey iyaaaa.. yaudah ayok" jawab Marco sambil menuju ke kashir untuk membayar makanan mereka sementara Reyna menuju ke parkiran dimana Marco memarkirkan mobilnya.
Mereka kembali kekampus dengan perut yang kenyang. Perut Reyna maksudnya..
Mereka sampai dikampus, Reyna pun langsung mengikuti Marco ke kelasnya. Marco akhirnya sampai didepan ruang kelasnya tadi, tepatnya di TI-233. Saat hendak masuk, akhirnya Marco tersadar kalau Reyna mengikutinya dari tadi.
"Eh Rey, lo ngapain ngikutin gue?" tanya Marco sambil menunjukan wajah bingung
"Ah enggak, gue ga ngukutin, geer banget deh lo. Orang kelas gue dipojok sana tuh, ya sekalian aja lewat sini.. hehe" balas Reyna sambil menggaruk tengkuk nya yang sebenarnya tidak terasa gatal.Marco hanya mengangguk mendengar pernyataan Reyna barusan.
Saat itu Reyna hendak pergi ke kelas yang ia tunjuk tadi, namun tiba tiba Marco menarik tangan Reyna cukup kencang hingga Reyna tertarik kedalam pelukan Marco.
Marco memiliki badan yang tinggi dan atletis.
Reyna bahkan bisa merasakan degup jantung Marco karna saat itu sudah takada jarak diantara mereka.Saat itu entah kenapa Marco membiarkan Reyna tetap didalam pelukannya sementara Reyna menunggu kapan laki laki itu akan melepaskannya dari sana.
Saat itu tiba tiba knop pintu dibelakang mereka terdengar dan segerombolan orang keluar dari tempat itu.
Mereka adalah Ziel, Gino, Adrian, dan...
Jaze.Ya.. Reyna dapat melihat Jaze, laki laki pemilik topi dengan inisial J dengan badan tinggi, dan beralis tebal, yang memiliki hidung yang sangat runcing dan rahang yang tegas. Ya laki laki tampan ini adalah laki laki yang mampu membuat Reyna menangis 7 hari 7 malam seolah olah dunianya sudah runtuh.
Ya Reyna dapat melihatnya bahkan dari balik pelukan yang sedang mengapit tubuhnya saat ini.
Tiba tiba sesak menghantam dadanya. Saat itu juga entah mengapa Reyna langsung mendorong badan Marco dengan sekuat tenaga, lalu berlalu begitu saja dari hadapan segerombolan orang itu.
Marco hanya terdiam karna ia tau pasti alasan mengapa Reyna melalukan hal itu.
"Wah Co, gila lo gercep bangett ya.. baru sebulan dia putus dari Jaze dah elo embat ajaa tuh" ucap Adrian membuka pembicaraan.
Jaze terlihat acuh tak acuh mendengar perkataan Adrian barusan. Namun tak bisa dipungkiri ada yang janggal dan mengganggu pikirannya saat ini.
"Gue deluan ya, mau ada urusan lagi"
Saat itu juga Jaze berpamitan pada 4 orang temannya itu dan langsung pergi tanpa menunggu balasan mereka.Jaze mengeluarkan kunci motornya dan segera bergerak menuju parkiran.