03

3.1K 278 9
                                    

Anggap saja kini Taehyung adalah laki-laki bodoh dan pengecut, pertanyaan berulang-ulang memutari otaknya. Dari mulai bagaimana?, kenapa?, mengapa?, dan lainnya.

Jika saja ia bisa membatalkan lebih awal dan mengatakannya pada Seokjin ataupun Sun-hee pasti akhirnya tidak akan seperti ini.

Ada benarnya ucapan Seokjin, terlihat dari perlakuan Sun-hee padanya jika wanita itu sangat tulus mencintainya. Taehyung tidak ingin menyakiti, namun ia terasa sakit jika terus menerus melihat laki-laki yang ia cintai melihatnya bersama orang yang tidak ia cintai.

Setelah kejadian semalam Taehyung sedikit diam pada Seokjin, dia bungkam untuk mencari tau jalan keluar yang harus ia lakukan secepatnya.

Katakanlah dia egois, ingin memutuskan semuanya sendiri tanpa ada orang lain ikut campur dalam urusannya.

"sayang, antar Seokjin ya." ucap Sun-hee membuyarkan lamunannya.

Sun-hee masih dalam perasaan khawatirnya tentang Taehyung dan Seokjin yang berubah.

"tidak usah kak, aku tidak begitu telat." ucap Seokjin menolak halus.

"tidak apa-apa, oh iya. Sekalian kamu temani Seokjin di rumah sakit, biar kamu bisa melihat-lihat rumah sakit sana." ucap Sun-hee.

Seokjin menatap kakaknya aneh, melihat bagaimana wajah kakaknya.

"kak?," ucap Seokjin dan Sun-hee menoleh.

"apa?, sudah tidak apa-apa. Kalian kan biasanya bersama." ucap Sun-hee.

Sun-hee sengaja memang melakukan ini semua, karna setelah pernikahan mereka seperti berubah.

"aku.. Aku akan mengambil kunci mobil," ucap Taehyung.

Seokjin menarik nafasnya perlahan, lali berjalan menuju mobil.

.
.
.
.

Mereka terdiam saat diperjalanan, Seokjin yang merasa canggung sangat tidak nyaman saat itu. Diliriknya Taehyung yang hanya diam menatap jalan didepan.

Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka, Taehyung mengingat kembali ucapan Seokjin semalam.

"Tae." panggil Seokjin.

Taehyung hanya terdiam dan meliriknya sedikit. Wajahnya berusaha sedatar mungkin.

"iya?,"

Taehyung mulai bersikap dingin sekarang. Seokjin merasa Taehyung berbeda dari yang semalam ia lihat.

"kau marah padaku?," tanya Seokjin.

"marah?," tanyanya masih dalam suara datar.

Seokjin menatap Taehyung dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"untuk apa aku marah?, aku kan saudara iparmu." ucap Taehyung.

Mendengar pernyataan seperti itu membuat hati Seokjin merasa sesak, entah kenapa.

Bukankah ini yang kau inginkan Seokjin?, Taehyung harus bersama kakakmu dan mencintainya bukan mencintaimu.

Seokjin berfikir panjang di otaknya, wajahnya kembali menunduk tidak melihat Taehyung.

.
.
.
.

Beberapa menit kemudian mereka sampai, Taehyung mengikuti kemauan Sun-hee. Dia berjalan dibelakang Seokjin, wajahnya masih datar sambil menatap punggung lebar milik Seokjin.

"pagi Dok,"

"selamat pagi Dokter Seokjin."

"Dokter Seokjin pagi."

Just One Day (TaeJin) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang