06

2.5K 232 12
                                    

Xiyu kembali, selagi xiyu ada waktu xiyu bakal sebisa mungkin up yaww. Sekarang dan hari ini xiyu sangat senggang. Jadi xiyu bakal manjain kalian dengan cerita xiyu yang gajelas ini. Tungguin yaw wkwk.

Back to story.

-
-
-

Sampainya di rumah sakit, Seokjin langsung berlari menuju ruang rawat Namjoon. Membuka pintunya perlahan dan melihat seseorang yang menghadap jendela luar ruangannya.

"Tuan Namjoon."

Merasa disebut namanya, Namjoon pun melihatnya. Suaranya yang sudah dikenal Namjoon membuat ia langsung tersenyum memperlihatkan lubang manis dipipinya.

"kau baik-baik saja?," tanya Seokjin.

Seketika wajah Namjoon berubah kesal, dia mengingat kembali janji Seokjin yang akan kembali dalam 2 jam, namun ini sudah lebih dari 2 jam.

Seokjin yang paham ketika raut wajah Namjoon berubah segera menghampirinya dan mencoba membujuknya.

"kau sudah makan?, kalau belum akana ku suapi kau." ucap Seokjin berusaha mengalihkan kekesalan Namjoon.

Namun, ekspresi wajah Namjoon tetap tidak berubah.

"oke oke.. Maafkan aku, tadi aku mencari saudara iparku yang bersamaku. Sekali lagi maafkan doktermu ini." ucap Seokjin dengan gaya imutnya.

Terlihat sedikit tarikan diujung bibir Namjoon, melihat tingkah Seokjin pasti tidak akan bisa kesal ataupun marah padanya.

Seokjin melihat di meja samping tempat tidur Namjoon, ada senampan makanan yang belum sama sekali dijamah oleh siapapun.

"kau makan ya, doktermu yang tampan dan baik ini akan menyuapimu." ucap Seokjin dengan percaya diri.

Namjoon sedikit mengerutkan keningnya, 'wajah terlalu imut begitu dibilang tampan' begitu lah pikiran Namjoon saat mendengar ucapan Seokjin dengan gaya yang tidak biasa.

Seokjin segera mengambil mangkuk bubur yang ada diatas nampan, dengan perlahan tanpa menunggu jawaban pasiennya. Seokjin langsung menyuapi bubur itu pada Namjoon.

"makanlah, semoga cepat sembuh. Dan kau bisa membuka lembaran baru lagi dihidupmu." ucap Seokjin.

"apa akan ada lembaran baru untukku?," tanya Namjoon membuka suaranya.

Seokjin tersenyum menatapnya.

"pasti ada, kalau kau mau berusaha dan selalu bersyukur." ucap Seokjin.

"tapi, pasti aku akan bosan jika tinggal dirumah sendiri. Semuanya... Pergi." ucapnya dengan nada lemah diakhir.

Seokjin memegang bahu Namjoon dengan tangan kanannya.

"hei, kau tidak akan bosan. Jika kau bosan kau boleh main kesini, bertemu denganku atau dengan Dokter Jimin." ucap Seokjin.

"apa boleh?," tanya Namjoon.

"tentu, pintu ruanganku selalu terbuka untukmu. Atau kalau kau ingin bertemu diluar tinggal menghubungiku." ucap Seokjin.

Namjoon sangat senang mendengarnya. Matanya tidak henti menatap Seokjin yang membuatnya cukup bahagia saat dirumah sakit.

"terimakasih hyung." ucap Namjoon pelan namun masih terdengar oleh Seokjin.

"wah, senangnya aku dipanggil hyung oleh pasienku yang satu ini." ucap Seokjin dengan bodohnya.

Mereka saling menebar tawa pelan, Seokjin senang Namjoon sudah tidak seperti saat mereka pertama kali bertemu. Semuanya mulai berubah, dan Namjoon mulai mengerti bagaimana hidupnya nanti.

Just One Day (TaeJin) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang