04

2.7K 252 5
                                    

Seokjin terdiam di ruangannya, menatap ke satu arah sambil memegang handphonenya.

Teringat kembali saat dia bicara meninggi pada Taehyung. Sedikit ia menyesal atas ucapannya pada Taehyung, pikirnya pasti Taehyung marah padanya.

"halo haloooo hyung." sapa Jimin langsung masuk tanpa permisi.

Seokjin yang melamun menoleh terkejut pada Jimin yang memasuki ruangannya tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"oh, jimin." ucap Seokjin bangun dari tempat duduknya.

"kenapa kau?, murung sekali wajahmu?," tanya Jimin tiba-tiba.

"ah tidak." ucap Seokjin berbohong.

Jimin mendekati Seokjin dengan membawa sebuah map berisikan beberapa kertas informasi pasien.

"apa ada masalah dengan pasien yang kemarin?," tanya Jimin.

Seokjin tau pasien mana yang dimaksud Jimin.

"ah tidak, dia sungguh lebih baik saat ini." ucap Seokjin.

"lalu kenapa?, wajahmu terlihat pucat." ucap Jimin.

Seokjin tersenyum menggeleng pelan, matanya beralih ke arah map yang dibawa Jimin.

"jika kau sedang tidak enak badan istirahatlah." ucap Jimin lagi.

Jimin memang sangat perhatian pada Seokjin, dia menganggap Seokjin sebagai saudaranya.

"aku tidak apa-apa." ucap Seokjin meyakinkan Jimin.

Wajah Jimin masih terlihat khawatir namun dia harus percaya jika Seokjin bilang tidak apa-apa.

"hei, tadi ada yang bilang kau bersama laki-laki. Dimana sekarang orang itu?," tanya Jimin mengingat salah satu perawat bilang padanya jika Seokjin bersama orang lain.

"oh, dia Taehyung, sudah pulang." ucap Seokjin.

"pulang?, wah aku belum bertemu dengannya padahal." ucap Jimin.

"dia suami dari Sun-hee." ucap Seokjin.

Wajah Jimin langsung menegang, cukup terkejut ia mendengarnya.

"suami Sun-hee?, wah kenapa dia bersamamu?," tanya Jimin.

"aku disuruh Sun-hee untuk mengajaknya." ucap Seokjin.

Jimin mengangguk mengerti, ia membiarkan Seokjin memegang map dan melihat isi map itu lebih dalam. Sedangkan ia berjalan menuju sofa yang ada diruangan Seokjin.

"hyung," panggil Jimin.

Seokjin hanya berdehem menjawab panggilan Jimin.

"aku keruang rawat Namjoon hyung tadi." ucap Jimin.

"lalu?," tanya Seokjin masih memainkan jarinya di atas kertas.

"dia terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya." ucap Jimin.

"kan sudah aku bilang." jawab Seokjin.

Jimin kembali terdiam, melihat sekeliling ruangan Seokjin.

"aku tidak ada jam kerja hari ini, sebenarnga ada tapi sudah selesai semua. Bagaimana kalau aku kerumahmu untuk.bertemu Sun-hee dan suaminya." ucap Jimin.

Wajah Seokjin langsung menoleh.

"hah?,"

"aku serius, ayolah. Apa kau masih ada jadwal?," tanya Jimin cepat.

"aku kosong 3 jam ini, tadinya mau makan siang tapi ya sudah malas." ucap Seokjin.

"ayolah antar aku, sebentar saja." ucap Jimin sedikit memohon.

"baiklah, tapi hanya sebentar. Karna aku janji akan menemui Namjoon di ruang rawatnya." ucap Seokjin.

Jimin mengiyakan dan tersenyum senang, segera mereka langsung bersiap menuju parkiran untuk mengendarai mobil Jimin.

"oiya, jangan mengatakan apapun tentangku nanti ya." ucap Seokjin saat mobil baru saja dijalankan.

"baik hyung." jawab Jimin tersenyum imut.

*

Sampai di rumah Seokjin, mereka langsung masuk dan pas sekali bertemu Sun-hee yang berada diruang tv.

"kau sudah kembali Seokjin?," tanya Sun-hee yang melihat adik tirinya datang.

"ah iya, aku pulang bersama Jimin. Dia ingin menemuimu, nanti aku segeda kembali." ucap Seokjin.

Jimin masuk ke ruang tv, melihat Sun-hee yang sudah berdiri menyambutnya datang.

"halooo, waahhh maaf ya tidak bisa datang kepernikahanmu." ucap Jimin sembari bersalaman dengan Sun-hee.

"ah gapapa, aku ngerti kok kamu tuh sibuk dengan pasienmu." balas Sun-hee.

Mereka sekarang dalam posisi duduk bersebalahan, sedangkan Seokjin sedang mengambil minum dan cemilan.

"dimana suamimu?," tanya Jimin.

"loh bukannya dia bersama Seokjin, aku kira dia bersama kalian." ucap Sun-hee.

Seokjin mendengar ucapan Sun-hee karna jarak dari dapur dan ruang tv tidaklah jauh.

"Tae belum pulang?," tanya Seokjin.

"belum, kan dia bersamamu." ucap Sun-hee.

"ah sial." gumam Seokjin, dia beranjak ke luar rumah. Mencoba menghubungi Tae lewat handphone yang digenggamnya sedari tadi.

Tut.. Tut..

Tut.. Tut..

"nomor yang ada panggil sedang berada diluar jangkauan."

Hanya suara operator yang terdengar disana. Seokjin cukup khawatir takut terjadi apa-apa dengan Tae, dan juga dia tidak ingin kakaknya khawatir karna sedari awal dia yang bersama pergi dengan Tae.

Seokjin berkali-kali menghubunginya namun tetap sama, hanya ada suara operator yang menjawabnya.

Dia kembali masuk kedalam dan melihat Sun-hee juga Jimin berbincang, terlihat mereka sangat akrab. Tapi, tujuan Seokjin masuk adalah untuk meminjam kunci mobil Jimin dan segera mencari Taehyung.

"Jimin, nanti kau kembali kerumah sakit dengan taksi saja. Aku pinjam dulu mobilmu, ada urusan sebentar." ucap Seokjin tanpa mendengar jawaban Jimin.

Seokjin memang seperti itu pada Jimin, karna sudah sangat akrab sampai menganggapnya saudara Seokjin cukup seenaknya dengan Jimin.

Seokjin tidak mendengar pertanyaan atau ucapan Jimin dan Sun-hee disana. Dia berlari cepat menuju mobil dan melajukannya entah kemana.

"harus aku cari kemana?," ucap Seokjin yang saat itu sangat khawatir.

-
-
-
-

Tok.. Tok..

Ada yang merindukan xiyu?,

*ah halu lu mana ada yg rindu wkwk*

Xiyu mohon maaf untuk slow updatenya, mungkin keterlaluan slow. Xiyu sibuk akhir-akhir ini. Dari sebelum puasa ampe saat ini.

Xiyo mohon jangan bully xiyu, kakak-kakak readers kan pada canti-canti dan tampa-tampa wkwk

Makin gaje ya?, iya maaf ya makin gaje. Doain xiyu semoga bisa lebih baik lagi ceritanya. Huhu

Vommentnya jangan lupa yak. Sangat dibutuhkan loh soalnya masih banyak kekurangan uhhh

Bubay, salam rindu dari xiyu.

Love you.

Just One Day (TaeJin) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang