Do you miss Taejin?, Seokjin?, Taehyung?,
Happy reading.
.
.
."hai" seseorang menyapa dari balik layar televisi yang dibuat dari sebuah video.
Mereka termangu, wajah mereka memperlihatkan kesedihkan yang amat dalam. Hampir semua disanapun menahan tangis yang membuat mereka terdiam satu sama lain.
"aku menyayangi kalian,"
Hanya itu yang diucapkan, lagi dan lagi mereka memasang wajah serius dan kesedihan secara bersamaan.
"aku sudah mengetahui semuanya. Aku harap kalian akan baik-baik saja dan ikhlas merelakan kebahagian melingkup dikehidupan kalian walau tanpa aku."
Wanita paruh baya menangis mendengar ucapan seseorang disana.
"aku, sudah cukup lelah menahan sakit ini."
Air mata berjatuhan saat dia yang berada dalam video itu mengucapkan kata barusan.
"aku memang sangat mencintainya. Tapi, ada seseorang yang lebih mencintainya dibanding aku. Dari kecil dia selalu mengalah padaku, aku memang lebih tua darinya. Namun, aku sangat egois dulu kepadanya."
Laki-laki yang merasa kalau video itu membicarakannya hanya diam dan menundukkan wajahnya, air mata sudah tidak bisa ia tahan. Tangan mengepal hebat, dan bibir menyunggingkan senyum tipis kesedihan disana.
"maafkan aku Seokjinie. Aku sangat menyayangimu. Sekarang, kau berhak bahagia. Sekali lagi maafkan aku." ucapnya.
Ya, seseorang didalam video itu adalah Sun-hee.
2 tahun kemudian..
Semilir angin berhembus mengelilingi tubuh seseorang yang sedang berjalan, sambil kembali mengingat bagaimana dulu dia bisa menjadi seperti ini sekarang.
Seokjin berjalan disebuah pemakaman tempat noona-nya di makamkan. Sun-hee sudah meninggal dunia. Dia memilih menyerah atas semuanya, segalanya yang sudah dia ketahui.
Seokjin duduk disamping pusara sang noona, noona yang sangat dia sayangi.
"apa kabar noona?, aku sangat merindukanmu." ucap Seokjin.
Seokjin selalu kesini saat dia merindukan Sun-hee, walau sekedar hanya menatap pusara berdiam diri atau berceloteh dengan pusara yang tidak bergerak.
Seokjin tersenyum miris mengingat bagaimana dulu dia tidak sempat berbicara banyak pada Sun-hee tentang apa yang telah terjadi.
"maafkan aku." ucapnya.
Cairan bening mulai mengalir perlahan dari mata indah miliknya.
"Seokjin hyung?,"
Panggil seseorang yang berada jauh beberapa meter darinya. Seokjin mendengarnya, mendesah pelan karna waktunya kali ini tidak banyak untuk menjenguk sang noona.
"aku pergi ya. Sampai jumpa lagi." ucapnya dan berjalan pergi menjauh dari pemakaman.
"sudah merasa lebih baik, hyung?,"
Seokjin tersenyum tipis. Mengangguk pelan dan berjalan menjauh.
"Jimin. Ayo." ajaknya segera pergi meninggalkan pemakaman.
.
.
.Malam sudah tiba, Seokjin sudah kembali apartementnya dari sore hari. Wajahnya lelah karna seharian mengurus beberapa pasien. Dia memilih tinggal di apartement dari pada rumahnya karna keinginan sendiri. Walau kadang sesekali Seokjin masih pulang kerumah untuk menemui kedua orang tua yang sangat ia cintai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day (TaeJin) [END]
Fanfictionsuatu saat kita akan bersama, tapi entah itu kapan. karena sekarang kamu sedang bersama orang lain. orang lain yang aku kenal, tidak mau merusak hubunganmu. tapi aku juga ingin sekali memilikimu. apa aku egois?, padahal kamu adalah laki-laki begitup...