06

27 2 0
                                    


A.N :
Maaf telat post, karena ada sedikit masalah. Hari ini aku hanya post dua part. Sisanya menyusul!

***


Awal Februari 2016

Aku, Ayu, Dita, Bela, dan Putri duduk melingkar di teras depan kelas. Kami baru saja dari koperasi untuk membeli camilan sebagai teman mengobrol.

"Gak terasa ya, udah bulan Februari aja", Bela memulai pembicaraan.

"Iya, cepet banget. Bulan depan udah UTS", Dita menimpali.

"Oh, iya. Sekarang tanggal berapa ya?" tanya Ayu yang sedang membuka kemasan botol air mineral.

"Tanggal 4 Februari", aku menyahut.

"Eh, besok sahabatku ulang tahun. Inget, nggak Put?", tanya Ayu pada Putri.

"Ya ingatlah. Tapi ulang tahunnya sekarang gak dirayakan." ucap Putri.

Aku, Dita, dan Bela yang memang tidak kenal dengan orang yang dimaksud oleh mereka berdua hanya mendengarkan saja.

Kemudian, pembicaraan kita pun berkisar pada orang-orang yang akan ulang tahun di bulan Februari ini.

"Yofi juga ulang tahun bulan ini", ucapku tanpa sadar.

"Serius? Kok kamu tau sih, Fis? Ciee", Putri menggodaku. Menjengkelkan sekali.

"Dari namanya aja udah keliatan, gimana sih? Dasar gak perhatian!" cibirku pada mereka berempat yang memberikan tatapan aneh.

"Kalau kamu perhatian ya?" Dita bertanya padaku. Belum sempat aku menjawab, Bela sudah mendahului.

"Ya iyalah perhatian. Kan ini tentang Yofi", suara Bela sangat keras. Ia terlalu berkoar-koar sehingga ada beberapa siswa yang memperhatikan ke arah kami. Untung saja tidak ada Yofi.

"Emang nama lengkapnya siapa sih?" Ayu bertanya tidak tahu pada siapa. Tapi aku pun tanpa sadar segera menjawab mendahului yang lain.

"Yofi Wahyu Febrian Satria Sejati."

"Ternyata Nafis hafal. Sudah kuduga", kembali Bela yang sangat antusias menggodaku hari ini.

Aku berusaha tidak menghiraukannya. Apalagi, Yofi sekarang berdiri tak jauh dari tempat kami. Ia baru saja datang dari koperasi siswa sambil membawa sebotol air mineral.

"Tapi kira-kira tanggal berapa, ya?", gumamku pelan namun berhasil di dengar oleh Bela yang duduk di sebelahku.

"Kok gak tau, sih? Itu si Yofi. Kepoin sana!" kata Bela kemudian mendorongku.

Aku mencibir kesal. Tapi aku pun segera bangkit dan menghampiri Yofi. Aku menarik tangannya dan membawanya sedikit menjauh dari teman-temanku berkumpul.

"Yof, kamu lahir bulan Februari, kan?" tanyaku yang disambut anggukan kecil darinya.

"Iya, kenapa?" tanyanya balik.

"Tanggal berapa?" aku bertanya dengan suara sepelan mungkin agar teman-teman laknat itu tidak mendengar.

"23", ia menyahut singkat dan hanya ku respon dengan kata 'oh'. Aku pun segera pergi dari hadapannya.

Ketika keempat orang itu bertanya, aku hanya menjawab, "rahasia."

Mereka mengumpat dan malah semakin meledekku. Tapi aku biarkan saja.

Love You, Goodbye.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang