Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...***
Mungkin kesendirianku ini ABADI.
-Iqbaal Thomson-***
Hanya bisa menangis. Itu yang dilakukan (Namakamu) sedari tadi. Sia-sia semuanya. Tidak ada yang bisa dipertahankan lagi. Ia telah hancur, benar-benar hancur. Mimpi yang dibangunnya dengan susah payah kini hanya tinggal puing-puing halus yang sulit untuk ditata lagi.
Begitu jahat kekasihnya, ralat, mantan kekasihnya memanfaatkan dirinya untuk menjadikannya barang yang ditukarkan menjadi uang. Siapa yang tidak sakit hati diperlakukan seperti itu? Bahkan (Namakamu) saja merasa seperti mati perlahan.
Jika diizinkan mati, maka (Namakamu) akan memilih mati saja. Tapi sayangnya ia masih harus hidup dengan hidup yang sama sekali bukan keinginannya. Tidak ada yang bisa menolongnya sekarang kecuali Tuhan.
(Namakamu) kini benar-benar sendirian. Ia tidak punya seseorang yang bisa dijadikannya pegangan untuk berdiri lagi. Hatinya kosong, pikirannya blonk, dan ia tidak punya harapan. Ia hanya menuruti keinginan orang-orang yang membayarnya sebagai pemuas nafsu. (Namakamu) hanya bisa pasrah.
***
Suara jepretan kamera terdengar jelas di ruangan khusus untuk photoshoot itu. Seorang laki-laki tampan dan berkarisma yang memegang kamera itu. Ia mengarahkannya ke model yang menjadi objek fotonya kali ini.
"Ok." Fotografer itu menegakkan tubuhnya. Ia melihat hasil foto terakhirnya itu dengan wajah datar andalannya.
"Mr. Thomson, ada yang ingin menemui anda."
Iqbaal berbalik dan mengangguk kepada si pembawa kabar itu. Ia melepas kamernya sebelum mematikannya. Ia memasukkan ke dalam tasnya lalu keluar dari ruangan itu. Ia langsung menemukan sahabatnya selama di London.
"Apa kau yakin?" tanya Bastian memberikan pesanan Iqbaal yaitu sebuah tiket pesawat ke New York.
"Ya." Iqbaal mengangguk.
"Kau mau meninggalkanku? Kau jahat."
"Aku bukan kekasihmu, Bas. Aku hanya sahabatmu." Iqbaal memukul pelan Bastian dengan tiket dan juga paspor yang sudah ada di tangannya.
"Tapi kau tahu aku menyukaimu?"
"Ya." Iqbaal hanya mengangguk. Sahabatnya yang satu itu memang punya kelainan kejiwaan. Bastian mengidap penyakit homoseksual, penyuka sesama jenis.
"Lalu kau masih ingin meninggalkanku?"
"Aku adalah pria normal, Bastian. Kau tahu itu. Aku menyukai wanita."
"Kau menyukai wanita tapi kau tidak menyukai Salsha." ucapnya membuat Iqbaal tertawa.
"Dia wanita yang menarik sayangnya tidak untukku. Dia hanya sahabat, saudara, dia adikku."
"Lalu kenapa kau meninggalkan dia juga?" tanya Bastian.
"Dia sudah memiliki Kiki, Bas. Aku percaya kepada Kiki. Dia akan menjaga adikku."
"Bagaimana kalau Mr. Matsuda itu melukai Salsha?"
"Kalau kau berusaha membuatku tinggal, itu tidak akan berhasil, Turner." tegas Iqbaal membuat Bastian akhirnya terdiam. "Kau sahabatku. Jangan mencintaiku." Iqbaal menepuk pundak Bastian lalu masuk ke mobilnya meninggalkan Bastian yang merengut.
Iqbaal sampai di apartemennya. Ia tersenyum saat melihat Salsha sudah ada di sana bersama kekasihnya, Kiki Matsuda, seorang pengusaha asal Jepang yang berkarir di London. Salsha sendiri adalah sahabatnya sejak kecil. Salsha yang lahir di Chicago pindah ke London saat umurnya masih 5 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
Fanfiction》Selesai《 Cast: Iqbaal - (Namakamu) *** Mereka dipertemukan karena masa lalu yang kelam. Kesendirian yang setengah mati menyelimuti mereka akhirnya hilang saat mereka bersama. Bagaimana mereka hidup saling melengkapi dan mengikis rasa kesendirian it...