Part 19. Hilang

726 60 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Jika aku harus pertaruhkan nyawaku, maka akan kulakukan demi melindungimu.
- Iqbaal Thomson -

***

Iqbaal dan Bastian masuk ke kantor hanya berdua. Iqbaal sudah tidak memberi izin (Namakamu) keluar dari apartemen mereka sejak minggu kemarin. Tiba di lobi ada banyak orang yang menatap mereka aneh tepatnya Iqbaal. Jelas kedua pria itu bingung. Ada apa? Pikir mereka.

"Iqbaal." Aldi datang dengan tergopoh-gopoh.

"Ada apa?" tanya Iqbaal.

Aldi melirik beberapa karyawan masih di lobi lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Iqbaal. Membisikkan sesuatu membuat Iqbaal menegang. Jelas terlihat karena Iqbaal menggeram dan mengatupkan rahangnya keras.

Sudah seminggu lebih istrinya tidak bekerja dan entah darimana berita itu muncul. Itu bukan gosip karena memang fakta bahwa (Namakamu) adalah mantan jal*ng yang beruntung dinikahi oleh Iqbaal. Tapi tetap saja Iqbaal tidak suka jika ada yang menyebut istrinya jal*ng. Mereka tidak tahu apa-apa tentang hidup (Namakamu).

"Sepertinya aku sudah tahu masalahnya dan juga pelakunya." ucap Bastian membuat Aldi dan Iqbaal segera menoleh ke arahnya. "Wanita cantik yang terobsesi pada Thomson kita ini." Bastian tersenyum miring meninggalkan kedua temannya yang mulai menerka-nerka siapa yang Bastian maksud.

"Caitlin?" tebak Aldi dan Iqbaal bersamaan dengan suara cukup pelan.

"Siapa lagi?" Aldi mengendikan bahunya kemudian berbalik ingin menuju ruangannya. Ia meninggalkan Iqbaal yang masih tidak percaya bahwa Caitlin yang menyebarkan berita itu. Darimana wanita itu tahu?

"Haiii, Iqbaal."

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Caitlin dengan senyum menggoda yang terlihat sok manis menyapa Iqbaal tidak lupa dengan sentuhan manja di pundak Iqbaal. Iqbaal masih bergeming saat Caitlin sudah ada di sampingnya dan memiringkan wajahnya untuk menatap Iqbaal.

"Kau kenapa?" tanya Caitlin masih tersenyum.

"Aku tidak akan pernah malu dengan masa lalu istriku karena aku sendiri punya masa lalu yang lebih menyakitkan. Hentikan apa yang ingin kau lakukan sebelum aku menghancurkanmu dengan caraku." ucap Iqbaal dengan tegas membuat Caitlin sedikit mundur.

"A-apa maksudmu?" Caitlin tergugu.

"Kau tahu maksudku." Iqbaal menatap tajam Caitlin membuat Caitlin mundur beberapa langkah. Jujur, semenjak ia dan Iqbaal jadi rekan kerja, ini untuk pertama kalinya ia melihat Iqbaal marah. Biasanya Iqbaal ramah dan terlihat tidak terjadi apa-apa.

Iqbaal meninggalkan Caitlin begitu saja. Sialnya, Caitlin merasa takut dengan ancaman Iqbaal. Ini untuk pertama kalinya ia merasa tidak bisa berkutik. Tatapan Iqbaal dan tegasnya suara Iqbaal seakan mengintimidasinya.

"You okay?" tanya Karel yang langsung menepuk pundak Caitlin.

Caitlin tersentak kaget. "Kau mengagetkanku." Wanita itu meletakkan satu tangannya di dadanya untuk menetralkan degub jantungnya.

"Kau ini kenapa?" tanya Karel.

"Tidak apa-apa."

"Oh iya, Nichol akan berangkat pagi ini. Kau tidak mengantarnya?" tanya Karel.

"Tidak." Caitlin menggeleng lalu berlalu menuju ruang kerjanya.

Harusnya kau berhenti seperti ini, Caitlin. Kau tidak tahu siapa lawanmu. Batin Karel menatap punggung Caitlin. Karel sudah berusaha untuk menghentikan Caitlin karena rasa sayangnya yang terlalu besar untuk wanita itu. Hanya saja Caitlin tidak mau mendengarnya bahkan wanita itu tidak pernah memandangnya lebih dari seorang sahabat.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang