Part 3. Perasaan Yang Berbeda

797 72 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Dia seperti menarikku dari ruang gelap.
- Iqbaal Thomson -

___

"Jangan kasar, dude." Iqbaal menarik wanita itu dan menyembunyikannya di belakangnya.

(Namakamu) terkejut saat pria yang tidak diketahuinya itu menariknya dan melindunginya. (Namakamu) tahu, pria itu adalah pelanggan di club itu. Ia sering melihatnya beberapa hari ini, hanya sebatas melihatnya. Siapa dia?

"Hei, lepaskan dia!! Dia milikku. Mau kuapakan dia itu urusanku." teriak pria yang sudah membayar (Namakamu) itu.

"Iqbaal." panggil Aldi. "Jangan bermain-main, dude. Dia hanya seorang jal*ng." tegur Aldi.

"Walau demikian dia juga seorang wanita yang tidak patut diperlakukan kasar." jelas Iqbaal membuat (Namakamu) mendongak melihat Iqbaal dari belakang. Hatinya terasa damai mendengar kalimat itu.

Namanya Iqbaal. Batin (Namakamu) tersenyum.

"Berikan dia padaku, dude." Pria itu mencoba meraih (Namakamu) tapi Iqbaal tetap tidak memberikan (Namakamu) kepada pria jahat itu.

Iqbaal malah mengeluarkan dompetnya dan mengambil seluruh isinya yang mungkin berjumlah seribu dollar dan melemparnya kepada pria itu. "Dia milikku sekarang." ucap Iqbaal menarik (Namakamu) menjauh tanpa peduli dengan teriakan pria hidung belang tadi.

"Iqbaal." Aldi menahan Iqbaal yang masih menggenggam erat tangan (Namakamu).

"Apa kau tahu pemilik club ini?" tanya Iqbaal membuat Aldi mengernyitkan dahinya.

"Aku, Tuan Tampan. Aku pemilik club ini dan juga wanita yang kau pegang itu." Seorang wanita kira-kira berumur 50 tahun tapi masih terlihat sangat cantik menghampiri mereka. Sang pemilik club itu keluar saat mendengar keributan yang Iqbaal buat.

"Berapa harganya?" tanya Iqbaaal to the point.

"Kau sudah membayarnya, kan?" Lucy melihat ke arah pria yang tadinya menjadi penyewa dari (Namakamu) memungut uang yang Iqbaal lemparkan.

"Aku tidak ingin menyewanya. Aku ingin membelinya."

"Disini tidak ada yang dijual kecuali minuman, Tuan Tampan."

"25 juta dollar. Apa itu cukup?" tanya Iqbaal membuat Aldi dan (Namakamu) di sampingnya terkejut bukan main. 25 juta dollar bukanlah uang yang sedikit.

"Wah, sepertinya kau sangat tertarik dengannya, Tuan Tampan. Ya sudah, dia milikmu." Lucy meminta Iqbaal untuk mengikutinya ke ruangannya.

Iqbaal masih memegang (Namakamu). Ia bahkan tidak berniat melepasnya. Aldi mengikuti di belakangnya. Sebenarnya ia bertanya-tanya, untuk apa Iqbaal membeli wanita? Dan uang darimana Iqbaal bisa membeli wanita itu? 25 juta dollar?

(Itung sendiri nominal rupiahnya.)

Tiba di ruangan Lucy, Iqbaal meminta izin untuk menelepon. Iqbaal langsung mendail nomor Salsha. Bahkan ia masih memegang tangan (Namakamu) yang dari tadi hanya diam dan merasa tidak percaya dengan apa yang Iqbaal katakan.

"Halo."

"Mr. Thomson, kau masih mengingatku?"

"Aku tidak sedang ingin bercanda, Miss. Matthews."

"Oh, ada apa?"

"Kirimkan uang hasil penjualan apartemenku sekarang."

"Kau bilang tidak membutuhkannya. Apartemenmu langsung ada yang membelinya. Tidak peduli harganya. Jadi aku menjualnya dengan harga yang sama saat kau membelinya. Aku pintar, kan? 50 juta dollar. Haha."

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang