Extra Part : Bastian Bebas

836 63 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Karena sendiri itu tidak menyenangkan.
- Jum Jukaniss -

***

Pria tampan dengan rambut sedikit gondrong menatap bayi laki-laki yang kira-kira berumur 1 tahun. Ia memandangi bocah kecil itu dengan senyum merekah di bibirnya. Si bocah juga terlihat senang memainkan bola plastiknya di halaman rumahnya.

Puas melihat bayi laki-laki itu, pria itu menatap rumah sederhana di belakang si bocah. Ia tidak menyangka kalau ia bisa melihat rumah impian yang selama ini hanya ia dengar dari mulut satunya dan mulut lainnya lagi.

Setelah kurang lebih 6 bulan di tahan, ia meminta keluarganya untuk tidak menjenguknya lagi. Bukan tanpa alasan. Ia tidak ingin merepotkan siapapun dan ia ingin memulai membuka lembaran baru dalam hidupnya. Tapi sebelum itu, ia ingin sendiri.

Awalnya tidak ada yang setuju terutama Ibunya dan juga Iqbaal. Tapi.. ia berusaha keras meyakinkan semuanya untuk menunggunya bebas saja dan mereka akan bersama, bahagia bersama.

Ya, pria itu Bastian Turner.

"Junior!?" Bastian memekik meneriaki bocah kecil yang sekarang tengah menangis karena terjatuh. Tidak ada yang mengawasinya.

"Astaga!?" Seorang wanita cantik keluar membawa botol susu di tangannya. Ia ingin meraih Junior yang lebih dulu berada dalam gendongan... "BASTIAN!?" teriaknya keras.

"Ada apa?" Perempuan paruh baya menyusul (Namakamu) yang berteriak. Matanya bertemu dengan mata sang putra yang sangat ia rindukan. "Astaga, Bastian." Sang Ibu langsung memeluk putranya walau Junior masih ada dalam gendongan Bastian.

***

"Dia ada di sini... Iya... Ya... Dia bermain dengan Junior... Ok... Bye..."

"Iqbaal?" Bastian bertanya setelah (Namakamu) meletakkan ponselnya.

"Ya." jawab (Namakamu). "Sumpah, Bastian. Kenapa kau tidak bilang kalau masa hukumanmu dipercepat?"

"Aku hanya ingin memberi kejutan. Aku juga tidak menyangka aku sudah ada di sini sebelum 2 tahun di sana. Masa tahananku dikurangi 8 bulan karena aku berkelakuan baik." jawab Bastian tersenyum sambil menggoyang-goyangkan bayi 1 tahun yang ada di pangkuannya.

"Kau memang baik."

Semua menoleh ke arah pintu utama. Bahkan Junior pun ikut menoleh bahkan tertawa melihat Ayahnya. Di belakang Iqbaal ada Bryan dan juga Megan. Mereka langsung pulang saat mendengar kabar bahwa Bastian sudah ada di rumah.

"Hello, dude." Bastian menyerahkan Junior kepada (Namakamu). Ia berdiri dan Iqbaal langsung memeluknya erat. "Aku juga merindukanmu." ucap Bastian menenangkan Iqbaal dengan cara menepuk-nepuk pelan punggung sahabat yang sudah dianggapnya adik itu.

"Sial*n kau. Bajing*n. Membuat peraturan sendiri, menyiksa kami karena rindu. Sekarang kau datang tanpa permisi. Brengs*k."

Bastian hanya tertawa mendengar Iqbaal memakinya. Ia memukul pelan leher samping Iqbaal dan beralih menatap 2 bersaudara yang masih berdiri di dekat pintu.

"Come on! Kalian tidak merindukanku?" Bastian mengulurkan tangannya ke arah Bryan dan juga Megan tapi Megan lebih dulu berlari memeluk Bastian.

"Kau masih sama seperti dulu. Kau jahat. Bajing*n!!" Megan memukul dada Bastian yang membalasnya dengan memeluknya erat.

"Kau membuat kami semua khawatir, dude. Kau harus membalasnya." Bryan beralih memeluk Bastian setelah Megan melepas pelukannya. "Selamat datang kembali."

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang