Part 7. Telepon Dari Bastian

759 63 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Kita akan menikah. Titik.
- Iqbaal Thomson -

___

Setelah selesai, (Namakamu) balik badan dan terkejut saat Iqbaal langsung memeluknya. Pria itu kembali menangis. Apa sesakit itu? Apa ia dulu sangat mencintai Bella? Tapi Iqbaal bersikap biasa-biasa saja tadi. Apa itu hanya topeng?

"Terima kasih." lirih Iqbaal.

"Kenapa kau menangis?" tanya (Namakamu) menepuk-nepuk punggung Iqbaal seraya menenangkan.

"Aku merasa lebih baik. Aku merasa bahagia. Ternyata berdamai dengan masa lalu membuat hatiku lega." jelas Iqbaal sembari melepas pelukannya. "Maaf, aku terlalu cengeng." Iqbaal menghapus sisa air matanya.

"Mau kubuatkan sesuatu?" tanya (Namakamu) sedikit merasa canggung.

"Tidak usah. Aku sudah sangat kenyang dan lega." Iqbaal tersenyum manis.

"Baiklah." (Namakamu) mengangguk mengerti. "Kalau begitu aku akan ke kamarku." lanjutnya.

"Good night." ucap Iqbaal saat (Namakamu) mulai melangkah.

"Good night." balas (Namakamu) sambil tersenyum.

"Jangan menangis lagi, yah!"

Langkah (Namakamu) terhenti. Ia melihat Iqbaal tersenyum kepadanya. Selalu seperti ini. (Namakamu) akan merasakan kehangatan memenuhi hatinya. Iqbaal selalu bisa membuatnya tenang dengan kata-kata halus dan merdu dari mulut pria itu.

(Namakamu) hanya tersenyum menanggapi titah Iqbaal itu. Ia kembali melangkah kembali ke kamarnya. Ia tidak ingin terus-terus menatap Iqbaal. Ia benar-benar takut jika ia jatuh pada pesona seorang Iqbaal Thomson.

Iqbaal mengambil kaleng beer dari kulkas sebelum berpindah dari dapur. Ia duduk di ruang tengah dan menyalakan TV. Ia sedang bersantai sebentar sambil memikirkan beberapa hal yang akan dilakukannya besok.

Ia teringat obrolannya dengan Aldi sore tadi. Memulangkan (Namakamu) atau menikahinya? Tapi apa (Namakamu) mau menikah dengannya? Itu yang sedari tadi Iqbaal pikirkan. Bagaimana caranya membuat (Namakamu) mau menikah dengannya?

(Namakamu) memang miliknya, ia sudah membelinya tapi Iqbaal sama sekali tidak menganggap ia membeli (Namakamu) jadi semua terserah (Namakamu). Wanita itu bebas sekarang hanya saja Iqbaal tidak ingin (Namakamu) jauh darinya. Ada yang berbeda dari (Namakamu) yang berhasil menarik Iqbaal dari kelamnya masa lalunya.

Kesendirian yang dulu diagungkannya tiba-tiba lenyap setelah bertemu dengan (Namakamu). Perasaan akan tidak percayanya cinta terbuang begitu saja saat melihat senyum wanita cantik itu. Wanita itu berhasil membolak-balikkan hati Iqbaal.

Awalnya ia ingin membuat Bella merasa bersalah karena telah meninggalkannya tapi wanita itu dengan ancaman kecil berhasil membuat Iqbaal bungkam. Sebesar itukah efeknya kepada Iqbaal?

Keinginannya pindah ke New York adalah menyendiri tapi semenjak bersama (Namakamu), Iqbaal tidak ingin sendiri. Ya, Iqbaal ingin terus bersama (Namakamu). Sangat konyol kedengarannya saat kau baru saja bertemu dengan seseorang dan langsung ingin memilikinya.

Wajah (Namakamu) yang cantik khas wanita Asia, senyum tipisnya yang menggoda, kulit putih mulusnya, juga rambut panjangnya yang indah. Wanita itu berbeda dengan wanita-wanita lainnya. Ia punya daya tarik tersendiri dan itu berhasil menarik Iqbaal.

"Kau jatuh cinta, Iqbaal? Bahkan kau yang dulu membenci cinta kini ditarik kembali oleh cinta. Well, kau harus kembali berjuang mendapatkan cinta itu."

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang