Chapter 4

472 3 0
                                    

Maudy Point Of View

aku bersandar di sofa depan TV, kulihat Harris dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuk. dada bidangnya membuatku menelan ludah. aku bahkan gak tau kenapa aku segila ini padanya sekarang. semua ini sejak semalam aku mengikuti pesta ulang tahun Jean. aku melihat Jean berhubungan seks dengan pacarnya di kamar. disitu aku merasa ada yang aneh, belum lagi aku juga melihat beberapa anak-anak seumuranku berciuman dengan pasangannya saat itu.

" mau kemana? " tanyaku

" pulang " jawabnya singkat.

sejak ciuman kemarin, kami jadi agak canggung. kadang dia mendekatiku, dan aku tau dia sebenarnya ingin berciuman lagi, tapi aku agak ragu. akupun sebenarnya ingin melakukannya lagi, tapi entah kenapa aku gak berani untuk memulainya duluan.

" kesini lagi kan? " tanyaku, Harris terdiaam dan menghembuskan nafas dengan kasar

" lihat nanti ya? " jawabnya, aku hanya diam dan mengangguk.

Harris duduk di sampingku dan mengecup bibirku. jantungku berdebar dan dapat kurasakan pipiku memerah

" bye.. nanti gue kabarin " ucapnya, aku mengangguk dan dia pergi dari apartemenku.

jam menunjukkan pukul 23.00, tapi Harris gak datang-datang. aku menelfonnya puluhan kali, tapi dia gak mengangkatnya. sekarang aku jadi takut kalau-kalau dia marah atau gak suka dengan kelakuan ku waktu itu. aku mengirimnya belasan chat, tapi sama sekali gak dia balas.

terlalu lelah, aku memutuskan untuk tidur. tepat jam 00.30, aku mematikan lampu apartemenku dan tidur.

Harris Point Of View

aku berjalan perlahan menuju kamar Maudy. aku menaruh jaketku dan kunci motorku di meja ruang tamu. jam menunjukkan pukul 02.00, aku yakin betul untuk jam segini, pasti Maudy sudah tidur. aku berdiri di depan kamar Maudy. Maudy hanya menggunakan baju yang serba pendek, dan jelas-jelas aku bisa melihat lekuk tubuh Maudy.

aku masuk kedalam selimutnya, memeluknya dari belakang. Maudy menggeliat sedikit dan membetulkan posisinya. tepat di tangan sebelah kiriku, aku menggenggam payudara kanannya. entah kenapa jugatanganku malha mengelusnya dan lama-lama meremasnya. putingnya mengeras, dan lama-lama aku semakin senang saja.

" Harris?! "

Maudy terbangun dan akupun langsung bangkit

" sorry gue kelepasan " ucapku. Maudy hanya diam dan menghembuskan nafas dengan kasar.

" gue kira lu gaakan datang " ucapnya dengan nada suara kecewa, aku tertegun mendengarnya.

" maafin gue, tadi handphone gue mati " ujarku, Maudy mengangguk dan kembali berbaring di kasurnya.

" mau join? " tanyanya, aku tersenyum dan melepas kacamataku lalu menaruhnya di meja sebelah kasurnya dan berbaring di samping Maudy.

Maudy memelukku, akupun melingkarkan tangan kiriku ke lehernya dan membiarkannya bersandar di dadaku.aku mengecup kepalanya sekali, dan ikut tertidur.

suara alarm pagi ini membangunkanku. aku melihat Maudy yang yang masih pulas tertidur di pelukanku. sungguh, dia sangat cantik dan aku sangat menyukai nya sejak dahulu. tapi aku gak punya keberanian untuk jujur soal itu. Maudypun kelihatannya seperti tidak tertarik untuk menjalin hubungan, jadi aku gak mau merusak yang ada hanya Karena keinginanku semata.

aku menuju dapur dan meminum segelas air putih dingin. menatap matahari yang sudah menyinari apartemen Maudy. aku kembali ke kamar dan membangunkan Maudy. aneh rasanya kalau dia masih tertidur.

" enak juga tidur lu yaa? " tanyaku, Maudy tertawa kecil

" kan ada yang meluk gue malam ini " jawabnya, mendengar itu aku langsung tertawa dan diapun ikut tertawa.

Maudy pergi ke kamar mandi, akupun berjalan ke dapur dan berharap ada yang bisa ku masak.

" hanya ada cornet.. mau? " tanyaku saat Maudy datang menghampiriku. Maudy mengangguk dan akupun mengambil kaleng cornet itu. memasaknya, sementara Maudy hanya duduk dan memainkan handphonenya.

" kita keterima di universitas yang sama... " ucapnya, aku terbelalak.

" sumpah? " tanyaku, Maudy mengangguk.

ya, kami sengaja mendaftar di kampus yang sama. itu karena aku juga yang mau.

" gue di kedokteran gigi.. lu kedokteran umum " jawabnya, aku tersneyum dan menaruh cornet di mangkok. mengambil nasi dan memberinya 1 piring ke Maudy.

" bagus.. kita bisa bareng terus.. dan jarak dari apartemen lu gak terlalu jauh.. iyakan? " ujarku, Maudy mengangguk dan mulai makan.

YES! akhirnya aku bisa bersama dengannya lagi. ku kira dia gak bakal keterima, dan ternyata perkiraanku salah. aku akan merayakannya, pasti.

------

Maudy mengemasi barangnya, akupun ikut membawakan kopernya

" so? ready? " tanyaku, Maudy mengangguk dan kami pergi menuju mobilku.

Maudy bersandar dan menggunakan safety belt, lalu menatapku.

" this is not our first trip, right? " tanyanya, aku tersenyum dan mengangguk.

Maudy menyalakan radio yang ada di mobilku, memutar beberapa lagu dan kami sesekali bernyanyi bersama.

" kita udah berapa tahun sih bareng terus? " tanyanya.

berapa lama? 6 tahun tepatnya. aku dan dia bersama sejak kelas 1 SMP. kenapa dia mempertanyakan hal itu?

" 6 tahun " jawabku, Maudy hanya mengangguk

" kenapa? " tanyaku, Maudy menggeleng

" gak apa-apa.. " jawabnya.

aku terdiam. mencoba mencari tau maksud dari pertanyaannya, tapi mungkin itu hanya pertanyaan iseng yang dia lontarkan?

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang