aku mengambil buku-buku dari mobil dan berjalan menuju kelas. kelas hari ini akan sangat padat, dan aku sudah menghubungi Maudy untuk langsung pulang saja. kursi empuk yang kini ku duduki rasanya terlalu nyaman. apalagi tadi malam aku hanya tidur sebentar dengan Maudy, kami menghabiskan waktu yang panjang untuk berhubungan sex. ya, sudah berkali-kali kami melakukannya tapi rasanya miliknya tetap saja rapat. dan itu membuatku semakin bergairah, apalagi desahannya yang lembut itu. semuanya terasa seperti surga.
" woy! ngelamunin apa lu? " Jack, teman yang selalu duduk di sampingku mengagetkanku dari lamunan semalam
" rada ngantuk aja gue " dustaku, Jack tertawa
" jangan sampe ketiduran.. dosen di matkul kita hari ini killer semua " ucapnya, aku mengangguk dan mengacungkan jempol.
jam menunjukkan pukul 17.00, akupun langsung keluar dari kelas setelah dosen keluar dari ruangan. aku yakin, pasti Maudy sudah menungguiku daritadi. gak lupa aku membelikan makanan yang dia inginkan tadi.
" hey! " aku menoleh ke belakang, Kenny melambaikan tangannya dan menghampiriku
" mau kemana lu? nongkrong yuk " ajaknya, aku malas. aku ingin segera menemui Maudy saat ini juga
" sorry bang, gue harus pergi " jawabku
" mau kemana lu? " tanyanya
" ke rumah temen " jawabku, dia tanpa curiga mengangguk
" okeylah.. next time aja " ucapnya.
aku masuk ke mobilku, dan cepat-cepat pergi menuju apartemen Maudy.
Kenny Point Of View
dasar Harris bodoh! dia kira aku akan percaya saja dengan ucapannya itu?
aku langsung mengendarai motorku, mengikuti mobilnya dari belakang dan sepertinya dia gak menyadarinya sama sekali. dan kini aku sudah tau tujuannya kemana. dia pergi ke sebuah apartemen mewah. Harris memarkirkan mobilnya di depan apartemen, tapi sama sekali gak keluar dari mobilnya. sampai pada akhirnya seorang cewek datang, membuka pintu dan masuk ke mobilnya. ya, aku kenal cewek itu, gak lain adalah Maudy.
aku sebenarnya sudah tahu kalau Harris sudah memiliki pacar, tapi aku gak tau siapa ceweknya. dan ternyata, tanpa ku sangka-sangka, Harris berpacaran dengan Maudy.
tapi tak apa, setidaknya aku sudah tau dimana apartemen Maudy. ya, cewek yang kuincar sejak ospek itu kini bisa ku jangkau dengan mudah.
" lu jangan kebanyakan ngerokok.. gak baik " tegur Sofia, aku langsung mematikan rokokku dan menaruhnya di asbak.
Sofia adalah temanku sejak awal masuk kuliah, dan kini dia menjadi wakil ketua BEM dan aku ketua BEMnya. hampir tiap hari dia main ke apartemenku, untuk ngobrol tentang program BEM dan juga soal kuliah.
" Ken, " panggilnya
" hm? " jawabku seraya menatap kearahnya
" jangan kayak bad boy ah! " keluhnya, aku menaikkan 1 alisku dan berjalan ke arahnya
" maksud lu? " tanyaku, dia menunjukkan sebuah foto yang isinya ada aku dan cewek-cewek sexy di clubbing. aku tertawa dan mengacak-acak rambutnya
" cewek yang kayak gitu, mana mungkin gue seriusin? toh cuman ketemu 1x, dan gak ada komunikasi setelahnnya " jawabku, Sofia menghembuskan nafasnya
" mana yang udah lu pake ? " tanyanya lagi, aku tertawa
" hahah yakali Sof? gak ada " jawabku, Sofia mengangguk paham dan menaruh handphonenya dan berjalan ke sofa.
" mau nonton TV? " tanyaku, dia mengangguk dan menyalakan TV.
" anyway, lu gak ada cowok Sof? " tanyaku, Sofia menggeleng
" why? " tanyaku lagi
" males aja... toh gue lebih nyaman begini.. kenapa? lu udah ada cewek yang lu incer? " tanyanya balik
aku terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. melihat sikapku itu, Sofia langsung tertawa
" hahaha.. siapa? maba? " tanya Sofia, aku mengangguk
" iya maba.. sayangnya dia udah punya pacar sih " jawabku seraya duduk di sampingnya
" wkwkwk. bege lu! nyari masalah aja deh, suka sama orang yang udah punya pacar " tawanya, aku tersenyum kecut
" tapi kalau gue rebut tu cewek, ada orang lain selain gue yang bakal bahagia " jelasku, mendengar itu Sofia langsung menatapku heran
" maksud lu? " tanyanya
" nanti juga lu tau sendiri Sof... " jawabku.
-----
aku mengambil buku yang ada dirak buku Karina, aku menatapnya yang tengah mengelap sebuah bingkai foto
" foto siapa? " tanyaku, Karina tersenyum
" foto Harris " jawabnya
aku sedih mendengarnya. aku bahkan gak tahu harus berbicara bagaimana tentang Harris yang diam-diam sebenarnya sudah punya pacar.
" emang kamu yakin sama dia? " tanyaku, dia mengangguk.
" aku yakin, dibalik sifat cueknya, dia itu orangnya setia dan baik kok " jawabnya dengan yakin.
iya Karina, dia setia hanya sama pacarnya, dan dia sudah punya pacar.
" emang kenapa? " Tanya Karina, aku menaikkan kedua bahuku tanda tak tahu
" ya, aku takut aja perjodohan ini gak jadi " ucapku, Karina hanya diam. terlihat jelas di wajahnya ada kekhawatiran.
aku berjalan mendekati Karina dan memegang bahunya. dia adalah adikku satu-satunya, yang sangat ku sayangi. aku akan sangat benci ketika ada orang yang tega menyakitinya.
" adekku, dengar.. jangan terlalu berharap banyak ya? tapi aku bakal usahain kebahagiaan kamu nantinya.. tapi sekarang aku minta, kamu jangan terlalu focus sama perjodohan ini, oke? " tegasku, Karina mengangguk.
" aku punya firasat kalau Harris sebenarnya sudah punya pacar " ucapnya, aku langsung menelan ludahku, terasa sangat sakit rasanya
ya, firasatmu benar Karina. tapi aku gak bisa memastikannya, aku juga belum mengetahui kebenarannya.
" kalau soal itu, biar aku cari tahu.. jangan khawatir " ucapku, Karina mengangguk lega.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy
Teen FictionHubungan yang diawali dengan sebuah persahabatan, itulah aku dan Harris. kami awalnya hanya bersahabat baik, tapi hal-hal yang seharusnya terjadi, malah terjadi. sampai akhirnya kami berdua sadar kalau sebenarnya selama ini kami saling menyayangi. ...