Chapter 7

397 4 0
                                    

aku tiduran di samping Harris. setelah kejadian semalam, selangkanganku terasa perih dan itu membuatku malas untuk beranjak dari Kasur. Harris menemani ku di Kasur sambil menonton film yang ada di TV.

" kamu mau makan? " tanyanya, aku mengangguk

" kita go food aja ya? " pintaku, Harris mengangguk dan mencium keningku.

30 menit berlalu, seafood yang tadi kami pesan sudah setengahnya habis. aku menaruh piring yang kosong di atas meja dan menuju wastafel.

" kamu sekalian mandi gih? kita beli oleh-oleh, nyari tiket dan kalau bias ntar malem aja pulangnya. gimana? " tawarnya, tanpa berfikir panjang aku langsung mengiyakan ajakannya.

aku mengambil handuk dan mandi. selangkanganku agak perih, tapi untungnya sekarang agak berkurang. semalam aku masih ingat saat Harris menggendongku ke bathtub untuk membersihkan darah yang ada di selangkanganku. dia dengan lembut membersihkannya. aku bahkan sangat beruntung bisa memilikinya. aku bahkan gak kepikiran bakalan pacaran sama dia, tapi, sekarang hal yang gak terlintas di pikiran akhirnya terjadi.

-------

aku membuka pintu apartemenku. aku sangat merindukan apartemenku. aku langsung menaruh barang di ruang tengah dan berbaring di sofa depan TV. Harris menghampiriku dan duduk di sampingku

" bersih-bersih dulu, baru habis itu tidur.. okay? " perintahku, Harris mengangguk dan pergi ke kamar mandi. aku menyalakan TV dan menunggui Harris mandi.

malam ini rasanya sangat dingin, aku memutuskan untuk mengatur suhu AC agar tidak terlalu dingin. aku merebus air panas untuk nantinya buat kami berdua, minum cokelat panas untuk menghangatkan badan yang lelah ini.

1 jam berlalu, kini aku dah Harris sudah ada di ruang tengah, saling bersandaran dan menatap kearah yang berlawanan sambal meminum cokelat panas yang baru saja ku buatkan.

" habis berapa juta kamu? " tanyaku, Harris tertawa kecil

" emang kenapa? " tanyanya balik, aku menaikkan bahuku

" mungkin kamu bakalan tekor habis ini? " tebakku

" perusahaan papaku lagi melambung.. karena kemarin aku sempat bantu papa, jadi papa ngasih aku uang.. papa bilang pakai uangnya buat liburan sama kamu " jawabnya, mendengar itu mataku terbelalak.

memang sih, bukan hanya sekali saja papanya menyuruh Harris untuk mengajakku liburan. tapi entahlah, sepertinya orangtua Harris sangat ingin anaknya berlibur denganku. entahlah, kadang mamanya dating ke apartemenku dan membawakanku makanan dan banyak hal. aku kadang merasa gaenak, tapi mama Harrislah yang memohon agar dia bisa ke apartemenku untuk berkunjung.

" Maudy " panggil Harris, aku menoleh ke arahnya dan tiba-tiba dia mengecup keningku

" apa jadinya kalau orangtua kita tau kalau kita udah jadian? apa mereka bakal ngelarang aku buat nginep di tempat kamu? "

pertanyaan Harris membuatku tersadar. ya, apa jadinya kalau kedua orangtua kami tau kalau kami sudah pacaran? apa jadinya kalau mereka akhirnya tau kalau kami sudah berhubungan sex?

" jangan dikasih tau dulu, cukup kita berdua yang tau " jawabku, Harris mengangguk dan memelukku

" aku gak nyangka, bakal ngelakuin hal itu sama kamu " bisiknya

" aku juga " jawabku seraya duduk di pangkuannya.

Harris mengecup bibirku dan membuka tirai besar yang ada di kamarku. aku langsung terbangun dan menatap jendela besar itu beserta Harris yang berdiri disana

" pagi sayang " ucapnya, aku tersenyum dan mengambil posisi duduk

" aku hari ini kerumah ya? orangtuaku ternyata sudah pulang, jadi aku harus kesana.. " kata Harris

ah, padahal aku masih ingin berlama-lama dengannya. aku berdiri dan memeluk Harris dari belakang

" kapan lagi kita bakal ketemu? " Tanya, Harris membalikkan badannya dan menunduk melihatku

" lusa? atau 4 hari lagi? nanti aku kabarin kamu ya sayang " katanya, aku menghembuskan nafas dan mengangguk nurut.

Harris menggendongku ke Kasur dan mencium bibirku dengan lembut. aku tau, ini masih pagi, tapi aku gak bisa menolaknya. aku pasti akan sangat merindukannya meskipun hanya ditinggal 2-3 hari. Harris meremas payudaraku, menciumi leherku dan menaruhku di Kasur. dia membuka bajunya, dan aku sangat suka melihat badannya yang atletis itu.

Harris melucuti pakaianku, dia mulai menciumi badanku. aku mengelus rambutnya dan kembali menciumnya.

" ahh sayangg " desahku saat Harris memasukkan miliknya ke milikku, entahlah, rasanya masih agak perih, apalagi milik Harris sangat besar.

" iya sayang? aku pelan-pelan " bisiknya.

aku semakin menikmatinya, desahan yang ku buat juga membuat Harris semakin nafsu. Harris menciumi bibirku seraya memaju mundurkan pinggangnya dengan pelan tapi pasti.

" sayang kamu basah banget.. jadi makin enak " bisiknya, dia menghembuskan nafas kasar dan nafasnya semakin memburu.

" aahh ahh.. terus sayang " desahku, gerakan Harris semakin cepat. aku semakin ingin keluar

" kalau mau keluar,... keluarin aja " ucapnya, aku hanya mengangguk dan menciumi bibirnya selagi aku melepas apa yang ingin aku keluarkan. aku langsung terkujur lemas, sementara Harris masih memaju mundurkan pinggangnya, 1 menit berlalu dan dia melepasnya dan mengeluarkan sperma hangat di atas perutku

Harris ambruk di sebelahku, dia mengambil tissue dan membersihkan perutku dan kemaluannya, lalu memelukku

" kita butuh kondom ga? " tanyanya, aku mengangguk

" pastikan juga kondom itu gak bocor " ucapku, Harris mengangguk

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang